Renjun menatap kosong seorang pastry chef yang tengah berkutat pada pesanannya selagi pikirannya melayang tak menentu.
Hari ini, akhirnya, Renjun memiliki janji untuk bertemu dengan teman-temannya.
Renjun merasa cukup antusias. Kentara sekali dirinya yang berpakaian amat rapi, wangi, dilengkapi dengan kedatangannya yang amat gasik.
Namun, sekarang sudah satu jam lewat waktu yang mereka janjikan untuk bertemu.
Renjun bahkan sudah memesan dua potong kue manis yang tak ada bosannya untuk ia makan.
Renjun menyalakan ponselnya dan menemukan banyak pesan yang berinti sama: "maaf, tidak bisa datang kali ini. Sumpah, sedang ada kerjaan penting."
Menyandarkan tubuh dan mendesah, Renjun menusuk potongan kecil kue terakhirnya. Harapannya pupus, kebahagiaannya tergantikan oleh kekecewaan yang mendalam.
Renjun lupa bahwa dirinya tak seharusnya larut dalam kesenangan secara berlebih. Ia harusnya ingat bahwa kesenangan, kegembiraan dapat berubah menjadi kekecewaan serta kesedihan yang amat sangat.
Renjun kalah. Ia membiarkan dirinya larut dalam euphoria pasal pertemuannya dengan temannya. Renjun tak dapat berbuat banyak selain meletakkan beberapa lembar uang di atas meja kemudian berjalan keluar. Setidaknya ia tak terlihat seperti orang bodoh yang terlihat amat bahagia seperti seorang anak yang baru mendapatkan permen kemudian berubah menjadi orang yang terlihat sedih.
Tidak.
Renjun tidak suka jika sisi terlemahnya ditampilkan kepada orang-orang. Renjun tidak suka orang-orang memandangnya prihatin, sama seperti pandangan saat kedua orang tuanya meninggal.
Baru beberapa langkah, di pojok jalan, Renjun melihat sosok yang amat familiar baginya. Itu Jaemin, tengah berjalan dengan senyuman lebar disertai seorang teman disisinya.
Mata Renjun berkilat marah. Itu bukan sembarangan teman. Renjun yakin teman disisi Jaemin tak lain dan tak bukan adalah kekasih Jaemin.
Namun, Renjun bukanlah tipikal pemarah dan pendendam. Sorot matanya dengan cepat berubah menjadi sendu diiringi dengan tawa miris yang berpadu dengan dingin menusuk kulit pada musim gugur.
Jadi ini yang dimaksud sibuk?
Sekali lagi Renjun tertawa, kali ini diputarnya kaki berlawanan arah dari tempat Jaemin berada. Renjun teringat kembali perkataan seseorang yang lebih muda darinya namun juga lebih bijak darinya: "akan ada saatnya dimana percayamu akan dikecewakan, tulusmu akan disia-siakan dan hatimu akan dipatahkan. Tak apa, Kak, itu adalah jalan menuju keteguhan hati, jalan menuju titik kemuliaan manusia yang lebih tinggi. Jangan pernah menyimpan dendam, maafkan mereka namun jangan lupakan kesalahan mereka. Karena kesalahan itu dapat kau jadikan pembelajaran di masa depan nanti."
To bucinnya Jaemin: BuddyRosey Nathelhan terraster
Mari mulai ngegas, kawan-kawan. 30 km/jam sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]
Fanfiction[COMPLETE] Ingatlah bahwa aku akan selalu mendukungmu disini, ingatlah bahwa aku akan selalu menjadi rumahmu. cover by: athaeral