1. Ketika Kita Harus Berpisah

6.8K 546 14
                                    

Renjun tahu bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan dan Renjun mempercayai itu. Dalam setiap perpisahan itu, Renjun selalu tersenyum tegar, tidak kelihatan lemah sama sekali.

Saat kecil, ia harus berpisah dari anjing manisnya. Renjun kecil tidak menangis dan mengeluarkan ingus seperti bocah pada umumnya. Renjun kecil hanya tersenyum tegar dengan perkataan kedua orang tuanya yang senantiasa berputar di kepalanya: "Renjun, ingatlah bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan. Tetap tersenyum dan tegar. Kau boleh bersedih namun jangan larut dalam kesedihan itu."

Renjun hanya sekali menangis ketika ia ditinggal kedua orang tuanya. Hanya sekali, hanya saat kedua orang tuanya diberi penghormatan terakhir. Setelah itu, ia mengusap air matanya dan tersenyum tegar.

Kini, di usianya yang ketujuh belas, Renjun dihadapkan dalam sebuah perpisahan lagi. Ia harus berpisah dari orang-orang yang membuatnya nyaman, dari yang telah memberinya motivasi untuk masuk sekolah dalam hari terburuk sekalipun, dari yang telah membuatnya tersenyum penuh ketulusan tanpa kedok kebohongan.

Renjun tersenyum tatkala menatap ketiga pria di hadapannya tengah saling menepuk pundak, mengucapkan salam sukses dan selamat tinggal. Renjun tidak menangis seperti teman sekelasnya di ujung sana. Renjun sudah mengenal arti perpisahan sejak lama dan bahkan perpisahan seakan telah menjadi sahabatnya.

Satu hal yang Renjun selalu inginkan dalam setiap perpisahan: ia ingin tetap bisa melanjutkan hidup walau ia tahu itu sulit.

        










        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Baru awal, baru 10 km/jam, ngegasnya nanti

💐

HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang