Di setiap harinya kini, bahkan saat hari minggu, Renjun selalu dihadapkan dengan tugas yang menumpuk. Renjun memang sedang mengejar gelar cumlaude, sebuah gelar yang pernah Renjun janjikan kepada mendiang kedua orang tuanya.
Disela kesibukan, Renjun justru merindukan teman-teman lamanya. Ia mencuri waktu di antara skripsinya dengan bermain ponsel, mengecek apakah ada pesan terbaru yang masuk.
Nihil.
Renjun sempat mengeryit namun kemudian ia terkekeh pelan. Tentu saja, seperti dirinya mereka semua pasti sibuk.
Sibuk sampai tidak pernah lagi muncul walau hanya sekedar berkata: "Hai, apa kabar?" atau ucapan lain yang sekiranya menunjukkan bahwa mereka masih berteman. Sibuk sampai waktu bertemu mereka kini berkurang bahkan nyaris tiada. Sibuk pada tugas dan teman baru sampai selalu memberi sejuta alasan ketika diajak untuk bersua.
Renjun tersenyum. Ia tak menyalahkan teman-temannya. Ia tahu bahwa mereka kini hidup di dunia yang berbeda. Mereka hidup di gedung yang berbeda dalam suasana yang berbeda.
Ujian dalam sebuah perpisahan memang selalu begini. Ia selalu mendesakmu untuk menangis, terpuruk dalam depresi ingin mengulang kembali segalanya.
Renjun selalu diberi wejangan untuk menang dalam ujian itu. Ia selalu diwanti-wanti oleh kedua orang tuanya untuk tetap tegar sesulit apapun keadaannya.
Renjun kecil telah tumbuh dengan baik, dengan pribadi yang mandiri, tegar, tegas, dan kuat dalam menjalani pedihnya kehidupan.
Mematikan ponselnya, Renjun kembali berkutat dengan tugasnya dengan kalimat panjang yang kembali berputar pada otakknya: "seseorang akan berubah seiring berjalannya waktu, Renjun. Orang asing dapat berubah menjadi teman, begitupun teman dapat berubah menjadi orang asing. Renjun, berusahalah agar kau tidak menjadi seorang teman yang dapat berubah menjadi orang asing. Selalulah jadi orang yang berada pada sisi temannya apapun yang terjadi."
Sudah mulai 20 km/jam. Monggo mulai ngegas dikit
💐
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]
Fanfiction[COMPLETE] Ingatlah bahwa aku akan selalu mendukungmu disini, ingatlah bahwa aku akan selalu menjadi rumahmu. cover by: athaeral