When you're down and troubled
And you need a helping hand
And nothing, nothing is going right
Close your eyes, and think of me--You've Got A Friend--
🌹
Aku terduduk dalam diam, sudah terlalu lelah mengeluarkan isak tangis. Mataku sedari tadi memandang ke bawah, tak berminat sama sekali untuk menatap hal lain. Aku tahu, bahwa jika aku mengangkat kepalaku, aku hanya akan menemukan kepedihan.
Seperti di sana, Eiran masih memandang kosong pigura kakaknya, meyakinkan diri bahwa semua yang ada di hadapannya adalah omong kosong. Ia bahkan tadi bertanya padaku:
"Ini April mop, kan? Iya kan, Kak? Soalnya Kak Renjun sukanya bercanda. Tapi dia tidak mungkin bercanda yang seperti ini, kan?"
Kemudian, aku tak sanggup menjawab. Hanya senyum lemah dengan usapan pelan di kepalanya sebagai jawaban dariku.
Dan, tangisnya pecah.
"Ryeon?" Kudengar sebuah suara berat mengalun, "jangan menangis."
"Hentikan, Jaemin," aku menepis tangan yang mendarat di bahuku dengan kasar, "diam saja. Dengan kau melakukan ini, aku tidak akan jatuh kepadamu."
Aku menatapnya tajam, "lagipula, ini separuhnya adalah salahmu--salah kalian," aku menunjuk Jaemin dan seluruh teman-temannya, "kalian tidak tahu apa yang Renjun alami selama ini."
Sial, air mataku turun lagi.
"Aku--" aku memukul dadaku kasar, "--aku yang melihatnya. Bagaimana ia mati-matian mengejar cita-citanya, bagaimana ia terpuruk sendiri, betapa frustasinya ia,"
Aku meneguk air liur kasar sebelum melanjutkan.
"Kalian kembali hanya untuk berkeluh kesah padanya. Bercerita ini-itu tanpa peduli bagaimana keadaan Renjun. Apa kalian pernah sekali saja bertanya tentang kabarnya? Bertanya tentang bagaimana harinya? Bertanya tentang apa saja yang ia lalui hari ini? Pernahkah kalian mencoba untuk mendengarkan keluh kesahnya?"
Tersenyum miring, aku meremehkan, "tidak, bukan? Kalian bahkan tidak tahu bahwa Renjun mengidap penyakit itu. Di antara kalian sama sekali tak ada yang tahu. Entah karena Renjun yang terlalu pandai menyembunyikannya atau kalian yang bodoh, aku sama sekali tak tahu dan tak mau tahu. Bagiku, kalian masih belum pantas disebut teman."
"Kak, sudah," Eiran datang melerai kami, atau lebih tepatnya menghentikanku, karena sedari tadi hanya aku yang berbicara.
"Kalian temannya Kak Renjun, kan?" Eiran mendesah sedih, "ada beberapa kata yang Kak Renjun titipkan padaku untuk kalian. Ayo ikut aku."
Mendengar itu, aku memilih pergi. Aku tahu apa yang Renjun katakan saat itu. Saat itu, aku berada di sana, di depan ruang rawat Renjun dan melihatnya masih bersusah payah membicarakan sesuatu di detik-detik kematiannya. Sesuatu itu adalah hal yang sangat menyesakkan bagiku.
Renjun adalah orang yang amat baik namun ia kesepian. Ia butuh seseorang untuk berada di sampingnya. Namun, ia sudah pergi. Ia pergi meninggalkan sejuta luka kepada kami.
Aku kembali terduduk dan menenggelamkan kepala.
Dua orang yang kucintai kini sudah pergi. Pergi amat jauh sampai aku tak bisa menggapai mereka lagi.
Selamat jalan,
Mark Lee dan Huang Renjun.
Home; Renjun - Officially End
Officially, berarti resmi tamat.
Iya, yang kemarin belum resmi. Hwhw.
Makasih banyak buat vote dan comment buat semuanya. Sempet kaget yang baca bisa segini banyaknya, rekor buat aku :')
Maaf banget buat renjun dan mark stan karena aku bikin renjun sama mark begini :"
Ya udah deh, itu aja.
See u when i see u
🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]
Fanfiction[COMPLETE] Ingatlah bahwa aku akan selalu mendukungmu disini, ingatlah bahwa aku akan selalu menjadi rumahmu. cover by: athaeral