(++) Happy Birthday!

2.1K 227 36
                                    

Renjun bingung melihat sikap kedua temannya: Jeno dan Jaemin. Sedari tadi mereka jalan dari parkiran menuju lantai pertama mall, keduanya sibuk berangkulan dan saling berbisik-bisik. Renjun sempat mendekatkan kepala namun Jeno segera menoyor kepalanya, tak mengizinkan Renjun mencuri dengar.

Ya sudah, Renjun menghela napas, mungkin itu sebuah rahasia di antara mereka.

Renjun lupa menjelaskan. Mereka kini sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Kuliah sedang libur dan mereka bertiga ingin melepas penat bersama sehingga terciptalah rencana itu.

"Sebentar, aku mampir dulu," ujar Jaemin lalu berbelok memasuki sebuah toko donat yang terkenal dengan rasa dan harga fantastisnya.

"Haduh, iya, deh, yang baru saja dapat uang banyak," celetuk Jeno, pun Renjun ikut menggoda Jaemin.

Jaemin pergi tak lama. Hanya memakan waktu lima menit sebelum ia kembali dengan sebuah kotak donat cukup besar di tangannya. Kemudian mereka kembali berkeliling, mampir sejenak membeli minuman yang mereka suka.

"Ayo ke lantai paling dasar," ajak Jaemin, "aku ingin ke supermarketnya, mau beli sesuatu."

Renjun dan Jeno hanya mengiyakan, sesekali diiringi ledekan yang sama untuk Jaemin. Sesampainya di supermarket, Jaemin hanya menitipkan donat yang ia beli kepada Jeno lalu bergegas masuk sendiri.

Renjun berjalan mengikuti Jeno sebelum duduk di samping Jeno dan meneguk minumannya--caramel milk tea--sembari pandangan yang tak lepas dari pintu supermarket.

"Jaemin disuruh belanja mungkin oleh ibunya," ujar Renjun bercanda, "ibunya tahu kalau ia akan pergi ke sini, jadi ibunya meminta Jaemin untuk membelikan beberapa benda."

"Taruhan, Jaemin pasti sedang keliling ke seluruh penjuru supermarket," timpal Jeno.

Keduanya tertawa lalu Renjun kembali menyesap minumannya sembari sesekali menggigit sedotan, sebuah kebiasaan ketika ia bertemu minuman bersedotan. Renjun mulai berpikir asumsinya benar tatkala ia merasa Jaemin berada cukup lama di dalam supermarket itu, melupakan kedua temannya yang bingung melakukan apa  selagi menunggu dirinya.

"Tuh, kan, pasti sedang berkeliling," gerutu Jeno.

Mata Renjun menyusuri meja kasir, siapa tahu menemukan atensi Jaemin namun nihil, mungkin memang benar Jaemin tengah berkeliling sampai lupa waktu, mengingat Renjun pun suka begitu ketika ia di supermarket.

"Eh, itu Jaemin."

Renjun mengikuti arah telunjuk Jeno dan benar saja ia melihat Jaemin di meja kasir, bersiap untuk membayar. Ia melambai singkat ke arah Renjun.

"Beli apa?" tanya Renjun melalui gerak bibir karena meja kasir cukup jauh dari tempatnya duduk. Namun Jaemin hanya membuang muka, seakan tak melihat Renjun bertanya.

Tatkala Jaemin berjalan mendekat dengan kantong plastik di tangan, barulah Renjun berdiri, berusaha mengintip isi belanjaan Jaemin seraya mengulang pertanyaannya.

"Beli apa?"

Namun dengan gesit, Jaemin menyembunyikan belanjaannya di balik badannya, seraya menggeleng, "ada lah."

Renjun sok merengut namun ia diam saja lalu mengikuti langkah kedua temannya. Sempat langkah mereka terhenti lantaran Jeno menawarkan Jaemin untuk memasukkan barang belanjaannya ke tas gendongnya. Namun anehnya, saat Renjun hendak melongok--lantaran penasaran barang apa yang dibeli oleh Jaemin--Jeno menutupi Jaemin, menghalangi pergerakan Renjun. 

Renjun tak ambil pusing dan hanya tersenyum saja. Pemberhentian mereka selanjutnya adalah restoran barbeque. Renjun telah berjanji untuk mentraktir mereka hari ini dan tentu saja disambut meriah oleh keduanya.

Begitu sampai, mereka menempati kursi yang menghadap pemandangan luar restoran. Mereka berdiskusi singkat pasal menu yang akan mereka pesan sebelum Renjun bergerak pergi menuju kasir untuk memesan dan membayar makanannya. Sempat terjadi kericuhan kecil pasal siapa yang harus memesan namun akhirnya Renjun-lah yang ditunjuk dengan alasan Renjun pernah beberapa kali mengunjungi restoran tersebut.

Cukup lama Renjun memesan karena sang penjaga kasir sempat disibukkan oleh rekannya yang bekerja di dapur. Setelah mengucapkan menu yang ia pesan secara sempurna dan membayar, Renjun kembali ke kursinya, dengan mata yang sibuk meneliti struk belanja.

Namun apa yang ia dapati saat kembali ke meja membuatnya terkejut. Di meja, terdapat bungkus donat yang sudah terbuka. Di atas donat tersebut terpasang dua buah lilin dengan hiasan bertuliskan "Happy birthday" di samping lilin-lilin tersebut. Ketika Renjun melirik ke kursinya, ia menemukan sebuah paper bag tergeletak di kursinya, membuat senyumnya semakin melebar.

"Ini mendadak," ujar Jaemin, "baru saja tadi di rencanakan sewaktu kita di tempat parkir."

Renjun hanya bisa mengangguk maklum tatkala teringat sikap aneh kedua temannya itu.

"Karena mendadak jadi maaf kalau hadiahnya biasa saja," lanjut Jaemin, "aku hanya memilih apa yang sekiranya bagus untukmu."

Renjun mengambil paper bag itu lalu mengintip isinya dan tersenyum, "tidak apa-apa, ini lebih dari cukup."

Renjun meletakkan kadonya di kursi sampingnya dan menatap donat di hadapannya, sedikit tertawa melihat angka 88 yang terbentuk di lilin.

"Maaf lagi ini adanya angka delapan semua," cengir Jaemin yang dibalas anggukan geli oleh Renjun.

"Sekarang balonnya, nih," seakan tak cukup, Jaemin mengeluarkan balon kecil yang belum ditiup yang kemudian disambar oleh Jeno.

"Aku saja yang tiup," begitu kata Jeno.

Selanjutnya, sempurnalah pesta kejutan kecil-kecilan untuk ulang tahun Renjun. Ditambah dengan daging yang tak lama datang dan dimasak oleh Jaemin, pesta kejutan itu terasa menyenangkan untuk Renjun.

"Eh, Jaem, difoto lalu kirimkan untuk Haechan," Renjun terkekeh.

Jaemin dan Jeno ikut tertawa kemudian Jaemin mengikuti perintah Renjun. Haechan kini sedang berada di Jeju. Pulang kampung, katanya. Maka dari itu Renjun ingin Haechan ikut merayakan walau hanya sekedar melalui foto.

Selang berapa lama, tatkala mereka tengah menikmati daging panggang diselingi dengan obrolan, ponsel Jeno bergetar. Senyum Jeno mengembang sebelum menunjukkan layar ponselnya.

Haechan is calling...

"HUAAA MAU IKUT!!"

Itulah yang diucapkan Haechan tepat setelah panggilannya dijawab oleh Jeno. Tawa ketiganya menggelegar kemudian mereka saling melemparkan ejekan kepada Haechan.

 Tawa ketiganya menggelegar kemudian mereka saling melemparkan ejekan kepada Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HBD FOR ME BCS I LOVE MYSELF!!

Makasih juga buat Rachhanel sama katajaemine buat kejutannya huhu. Kukira kalian lagi ngegibahin siapa pas bisik-bisik soalnya akunya ga boleh nimbrung :(

Buat athaeral, harusnya ente teleport dr tempat ente berada biar bisa ikut hwhw

Once again,

HBD FOR MEE, HWHW

🐾

HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang