Beberapa hari penuh kekecewaan, Renjun memutuskan untuk tidak mengontak temannya terlebih dahulu. Ada dua alasan. Yang pertama karena ia merasa amat kecewa, dan yang kedua karena ia ingin menguji apakah mereka masih mengingatnya atau tidak.
Sepi memang. Rasanya seperti ada yang hilang darinya.
Renjun bukan tipikal yang mudah berteman, sehingga ia hanya memiliki sedikit teman di kampusnya. Benar-benar sedikit, bahkan kau bisa menghitungnya dengan jari.
Renjun sebenarnya sangat kecewa. Lantaran tak ada satupun yang mengontaknya. Namun, bukan Renjun namanya jika tak berusaha berpikir jernih. Oh, mereka pasti sedang sibuk, kurang lebih itu yang dipikir Renjun.
Sampai pada suatu hari, sebuah notifikasi pesan hinggap di ponsel Renjun. Dengan semangat, Renjun membuka pesan itu, mendapati nama Jaemin yang tertera disana.
Awalannya cukup baik. Jaemin menanyakan kabar Renjun dan bagaimana situasi Renjun di Universitas S. Renjun dengan senang hati menjawab bahwa ia baik-baik saja walaupun sebenarnya tidak.
Namun selang beberapa menit kemudian, Jaemin membelokkan topik. Kali ini tentang wanita. Renjun mengeryit sesaat sebelum mengetikkan pertanyaan pada Jaemin.
Masih kuat dalam ingatan Renjun bahwa mereka berempat--Jeno, Jaemin, Haechan, dan dirinya--pernah saling berjanji bahwa mereka tidak akan terjerat dalam masalah percintaan sampai mereka memiliki pekerjaan yang cukup mapan. Mereka berjanji bahwa selama mereka masih dalam status pelajar; baik itu pelajar SMA maupun mahasiswa, mereka tidak akan memiliki hubungan percintaan. Mereka akan fokus dalam meraih mimpi masing-masing.
Kini, di hadapannya, Jaemin terang-terangan melanggar janji itu. Bisa Renjun baca dari kata demi kata yang menggambarkan pasal betapa kagumnya Jaemin pada sosok wanita itu. Renjun sedikit menduga bahwa wanita yang Renjun lihat dua minggu yang lalu adalah wanita yang Jaemin maksud disini.
Jadi begini, Renjun mulai bermonolog dalam hati, jadi begini rasanya ketika kau dicari hanya untuk menjadi tempat berkeluh kesah.
Renjun tersenyum miring membaca pesan panjang Jaemin. Jarinya mengambang sesaat di atas ponselnya sebelum akhirnya ia memantapkan diri untuk mengetik beberapa kata, membalas pesan Jaemin.
Renjun:
Jadi begitu|
Cerita saja lebih banyak lagi,| Jaem.
Kita memang tidak sedekat dulu,| namun aku akan selalu ada disini jika kau membutuhkanku.
Baca side story dr cerita ini di sebuah cerita berjudul "Late" karya Nathelhan
🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME; Renjun + 00 Line NCT [✓]
Fanfiction[COMPLETE] Ingatlah bahwa aku akan selalu mendukungmu disini, ingatlah bahwa aku akan selalu menjadi rumahmu. cover by: athaeral