Prolog

194 7 2
                                    

SEBELUM BACA FOLLOW AUTHOR

"AYOO ZANE SEMANGAT!"
"SEMANGAT GANTENG"
"ABISIN ZANE ABISIN!"

Teriakan para siswa begitu menggema di lapangan. Mereka menyemangati SMA kebanggaannya yang sedang melakukan pertandingan basket. Hari ini SMA Pelita mengadakan pertandingan antar SMA. Dan saat ini sedang final SMA Pelita melawan SMA Garuda. Skor unggul untuk SMA Pelita sebagai tuan rumah.

PRITT.

Akhirnya peluit dibunyikan tanda pertandingan selesai. Sorak sorai siswa SMA Pelita terdengar menang. Senyum bangga tercetak jelas di bibir Zane, salah satu murid yang cukup banyak dikagumi karna ahli dalam olahraga basket dan wajahnya yang tampan.

"Mantep gila" sahut Fadil sambil menepuk pundak Ali.

"Yoi" sahut Rio. Mereka semua salah satu tim sekaligus sahabat dekat Zane.

Seluruh pertandingan telah selesai dan waktunya tim basket SMA Pelita merayakan kemenangan mereka.

°°°

"WOY KINTA!" teriak Sasa kesal, membuat beberapa orang didekatnya ikut menoleh karena teriakan Sasa yang menggelegar setelah itu memilih tidak peduli. Mereka sedang berada di kantin.

"Eh iya apa sa?" jawab Kinta bingung.

"Berisik! kaya enak aja suara lo" kata Ify.

"Enak aja! suara gue merdu kali"

"Suara lo bikin kuping gue sakit"

"Yehh itu mah lo nya aja kali, kuping lo kurang berkualitas"

"Kurang ajar yaa lo"

"Abisnya tuh anak napa si" tanya Sasa sambil menunjuk Kinta menggunakan dagunya.

Ify hanya memutar bola matanya malas.

"Lo tuh kenapa sih ta? Melamun mulu" tanya Sasa, karena sejak tadi Ia perhatikan gadis dihadapannya hanya melamun seperti tidak ada semangat hidup.

"Gpp ko, Kinta gpp" padahal sedari tadi kepalanya terasa berdenyut.

"Iya ta, lo kenapa sih? Sakit?" tanya Ify merasa khawatir takut tiba tiba Kinta kesurupan.

"Kinta cuman pusing dikit ko"

"Pantesan, kenapa lo gabilang daritadi coba. Mau gue pesenin teh anget?" tawar Ify.

"Iya ta lo makan gih gue serem liat lo udah kaya mayat idup"

"Gausah bentar lagi juga enakan. Udah yu gausah pada lebay gitu ah" Kinta memang memilih tidak makan apa apa karena sedari tadi lidahnya terasa pait membuatnya tidak nafsu makan. Sedangkan kedua sahabatnya tidak menyia nyiakan kesempatan free class mereka dengan memesan baso. Setelah bel masuk berbunyi, mereka segera pergi keluar dari kantin menuju ruang ganti karena sekarang jam pelajaran olahraga.

°°°

Panas terik matahari yang begitu menyengat membuat kening mengernyit. Kinta sedang berada di lapangan. Di saat yang bersamaan, kelas XI-IPA 3 sedang tidak ada guru, alhasil banyak siswa yang keluar kelas. Ada yang pergi ke toilet berenam, ada yang ke kantin seperti yang dilakukan ketiga gadis barusan dan juga ada beberapa siswa yang sedang main basket.

Sedangkan kelas X-IPA 1 sedang melakukan pemanasan. Kepala Kinta terasa berat sekali, ditambah panas matahari yang begitu menyengat, membuat Kinta rasanya ingin pingsan saja.

BRUUKKK

Tiba tiba bola basket terlempar mengenai kepala Kinta. Saat itu juga Kinta merasa kepalanya semakin berat dan berputar putar,
pandangannya memburam hingga semuanya menjadi gelap.

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang