• Hurt Space 18 •

18 2 2
                                    

Tidak aneh, semua berasal dari keluarga.

Happy reading!

***

"Apa definisi munafik menurut aurel?"

Aurel tertawa. Ia berjalan mendekat dan menatap intens kedua iris mata Kinta. Seketika ekspresinya berubah penuh makna.

"Lo tanya sama diri lo sendiri"

"Lo jahat sama gue ta"

"Apa lo ga inget?"

Kinta terdiam lalu tertawa sarkas.

"Sekarang aurel bilang kinta jahat? Udah gila"

"Iya gue gila, bahkan kalaupun gue mau bunuh lo sekarang gue bisa. Gue dorong lo dari atas sini, mau?"

"Kinta ga nyangka aurel bisa kaya gini"

Aurel tersenyum miring.

"Lo mau tau yang lebih gila?"

"Yang lebih gila lagi adalah gue mikir gimana caranya buat lo hancur"

Kinta sudah tidak habis pikir dengan wanita ular dihadapannya. Ia memilih pergi dari rooftop.

"Inget ta, gue cuman gila bukan jahat. Lo yang jahat"

Kinta tidak memperdulikan omongan Aurel. Ia hanya terus berjalan menahan sakit di kakinya dan bertahan dengan 'pertemanan' nya dengan Aurel.

➿➿

"Jangan lupa kaki lo harus diobatin lagi biar ga bengkak terus" ucap Zane setelah sampai mengantar Kinta pulang.

"Kinta"

"Kinta?"

"Eh iya kak?"

Zane menghela napas.

"Lo masih mikirin soal tadi?"

"E- engga ko, bukan"

"Terus apa yang buat lo nyuekin gue daritadi?"

"Iya maaf"

"Gue bukan nyuruh lo minta maaf. Are you okay?"

"I'm okay"

"Lo ga cocok kalau diem terus"

"Emang biasanya kinta gimana?"

"Bawel"

"Ish"

"Yaudah gue pulang ya" Zane memakai helmnya.

"Kak"

Zane menoleh.

Haruskah Ia cerita masalahnya dengan aurel?

"Hati hati" ucap Kinta.

Zane tersenyum kemudian menyalakan motornya.

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang