• Hurs Space 04 •

54 5 2
                                    

"Eh Zane" Ia teringat sesuatu.

"Iya tante?"

"Tolong hibur dia ya, kembalikan senyumnya" raut wajahnya langsung berubah tidak secerah tadi.

"Pasti tan"

Dinda tersenyum membiarkan Zane menghibur gadis kecilnya.

Zane mulai menaiki tangga satu persatu. Dilihatnya sebuah pintu bercat putih yang menempel foto Kinta kemudian dibawahnya ada kertas tertulis

KALAU MAU MASUK,

JANGAN ABISIN MAKANAN KINTA!

Zane terkekeh melihat tulisan itu. Kinta memang menulisnya waktu itu karena kesal ketika Sasa dan Ify main ke kamarnya, mereka selalu menghabiskan makanan Kinta alhasil Kinta membuat tulisan itu. Tapi tetep saja kedua sahabatnya itu memang sangat suka menghabiskan makanan Kinta. Bagi mereka makanan di kamar Kinta berkali kali lipat lebih enak dibandingkan beli sendiri.

tok tok tok

Zane mengetuk pintu tersebut.

"Masuk" ucap seseorang didalamnya.

Perlahan pintu itu dibuka oleh Zane. Ia segera masuk ke ruangan dengan nuansa putih dan biru langit itu memperlihatkan seorang gadis yang penampilannya sudah tak karuan. Kasurnya berantakan, rambutnya pun acak acakan. Gadis itu tersentak ketika melihat siapa yang masuk. Kiranya Zane tidak akan serius langsung datang ke rumahnya hanya karena dirinya menangis. Ia langsung mengusap pipinya kemudian sedikit merapihkan penampilan yang tidak enak dilihat itu.

"Maaf" ucap Kinta.

"Kenapa minta maaf?" ucap Zane sambil duduk dikursi sebelah kasur.

"Kak zane jadi liat kinta sedih"

"Justru gue suka"

"Hah? Suka liat kinta sedih?"

"Suka liat lo apa adanya. Apalagi kalau lo mau cerita sama gue" ucap Zane sangat lembut bahkan Kinta belum pernah mendengar Zane berbicara selembut ini.

"Kinta gapapa kak" Ia menunduk sambil menggigit bibirnya menahan air matanya agar tidak keluar lagi. Kinta sudah tidak kuat jika ditanya kenapa dirinya menangis.

"Gue suka liat lo apa adanya berati gue gasuka liat lo pura pura bahagia gue maunya lo beneran bahagia kinta"

Tak ada jawaban dari gadis itu. Zane menarik dagu Kinta membuatnya mau tak mau saling bertatap muka. Zane melihat air mata di pelupuk Kinta sudah ingin terjun ke pipinya.
Melihat itu Zane langsung menarik Kinta kedalam pelukannya.

"Nangis aja, tumpahin kesedihan lo. Gue ada di disini" Ia mendengar isakan keluar dari mulut Kinta.

"Papa jahat kak"

Zane mengusap rambut Kinta menenangkan gadis itu. Dia tidak ingin bertanya lebih yang nantinya akan menambah kesedihan gadis dipelukannya. Kinta merasa nyaman ada dipelukan Zane, bebannya sedikit berkurang. Setelah merasa tenang, Kinta melepas pelukannya.

"Makasih kak" ucap Kinta tersenyum.

"Nah gitu dong senyum kan cantik"

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang