• Hurt Space 07 •

41 5 0
                                    

'Ternyata kecewa pada diri sendiri lebih menyakitkan'
.
.
Happy reading!
.
.

Flashback on

Bugh

Satu tonjokan lolos di pipi seorang pria membuat keempat orang tersebut terkejut.

"Gila lo ya"

"Dam lo apa apaan sih?"

"Lo kenapa dam?" tanya Ali.

"Bisa bisanya lo bikin kinta nungguin lo didepan gerbang sekolah selama itu"

Kinta?

Astaga! Zane baru inget kalau dia janji anter Kinta pulang. Sementara ketiga sahabatnya bingung apa yang terjadi diantara mereka berdua.

"Kinta masih di depan?"

"Lo kira dia mau nunggu lo sampe jam segini? Dia digodain sama preman asal lo tau!"

Zane terbelalak. "Terus dia dimana sekarang? Kinta ga di apa apain kan?"

"Gue anter dia pulang"

"Gue duluan" ucap Zane mengambil tasnya kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Lo mau kemana Zane?" tanya Rio.

Tapi Zane tidak menghiraukan pertanyaan itu Ia langsung menghampiri mobilnya. Tiba tiba Adam mengejarnya

"Kenapa sih mereka?" tanya Ali setelah mereka berdua pergi.

"Tau kesurupan kali" jawab Fadli asal.

"Zane tunggu" panggil Adam.

"Apa?"

"Kenapa lo selalu peduli sama kinta? Kenapa lo larang gue buat deket sama dia?" Lo suka sama kinta?" tanya Adam begitu penasaran.

"Iya gue suka bahkan gue sayang sama Kinta"

"Kenapa lo baru bilang? Gue udah terlanjur sama perasaan gue"

"Gue udah bilang lo jangan pernah deketin dia dam"

"Tapi gue kira cuman karena lo sahabat Kinta dan lo gamau liat dia sakit hati"

"Gue harus pergi" Zane masuk ke mobilnya dan langsung melajukannya kerumah seseorang.

Flashback off

Mengingat kejadian tadi membuat Zane kembali berpikir dia sudah gagal mejaga Kinta. Selalu saja itu yang dia pikirkan ketika Kinta kenapa kenapa. Apalagi melihat luka pada lutut Kinta tadi.

Kalau saja tadi dia ingat dan langsung menghampiri kinta meminta izin untuk pulang duluan atau setidaknya dia mengirimkan pesan untuk kinta. Gadis itu pasti ketakutan sekali tadi justru malah Adam yang ada menolongnya bukan dia. Memikirkan ini semua membuatnya kembali ke memori masa lalunya.

Flashback on

Sebuah ponsel berdering tanda panggilan masuk membuat alis pria yang sedang istirahat itu mengkerut. Di layar terpampang nama 'Silvi' Ia langsung mengangkat panggilan itu saat mengetahui adiknya yang menelfon.

Kak anterin aku ke rumah temen plis

Gabisa vi kakak ada latihan
Sama bunda aja ya

Bunda lagi pergi kak ayolah

Pria sangat bingung. Besok adalah hari turnamennya Ia tidak bisa meninggalkan latihan hari ini. Papanya juga pasti masih bekerja.

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang