• Hurt Space 08 •

52 5 0
                                    

'Dia, hanya dia yang aku tunggu. Sore yang kutunggu senjanya, hujan yang kutunggu pelanginya'
.
.
Happy reading!
.
.

Semalam, Kinta memang bilang bahwa dirinya tidak apa apa, namun yang pasti tidak seutuhnya benar. Kinta bingung, bagaimana bisa Zane sampai lupa padanya, padahal dia sendiri yang melarang Kinta pulang sendirian.

Namun Ia tidak mau terlalu mengingat ngingat masalah kecil apalagi melihat Zane yang begitu menyesal kemarin, Kinta bingung kenapa Zane bisa sebegitu khawatirnya. Hal itulah yang sangat Kinta suka darinya selalu perhatian. Ia hanya berfikir positif wajar lupa namanya juga manusia.

"Ta, lo pulang sama siapa?" tanya Ify membuat Kinta tersadar dari lamunannya.

"Biasa, sama kak zane"

"Kita cabut dulu yuu, udah lama nih ga nonton" ajak Sasa.

"YU! Gue lagi pengen banget cabut nih" jawab Ify semangat.

"Nonton apa sa?" tanya Kinta.

"Nonton apa aja gimana nanti, lo bawa mobil kan fy?"

"Ya bawa lah"

"Yaudah ah ayo. Udah lama kan kita ga hangout bareng" Sasa menarik tangan Kinta dan Ify.

Mereka pergi ke suatu mall yang letaknya tidak jauh sari SMA Pelita. Ketiga wanita tersebut memilih pergi ke bioskop yang ada di lantai 4, untuk melepas penat karena lelah memikirkan pelajaran fisika.

Setelah selesai menonton film horor, mereka pergi makan karena perut mereka sudah bernyanyi nyanyi.

"Eh ta lutut lo udah gapapa kan?"

"Iyaa fy udah baikan ko"

"Sebenernya lo tuh kenapa sii gapercaya gue kalau lo bilang ini jatuh di tangga, masa jatuh di tangga rumah sendiri. Rumah tetangga sih gpp" ucap Sasa asal.

Mereka tertawa mendengar sahabatnya yang satu itu.

"Aduh micinn, kinta serius ini cuman jatuh doang elah gausah alay" Memang dia tidak menceritakan kejadian kemarin kepada kedua sahabatnya karena Ia tidak mau membuat mereka khawatir.

"Nama gue sasa bukan micin"

"Tapi micin namanya sasa" tambah Ify

"Kenapa juga nama gue sama kaya merk micin sih ah"

"Mana kinta tau"

"Tanya tuh sama bonyok lo"

"Eh jangan salah loh merk sasa terkenal lagi. Tanpa micin lo pada gabisa bego"

"Mana ada orang mau bego"

"Kinta udah bego tanpa micin sa" ucap Kinta sendiri.

"Ohiya lupa lo kan udah bego dari lahir"

"Tapi sasa lebih bego"

"HAHAHAHA ngakak gue"

"Tau deh gapenting yang penting gue cantik"

"Kepedean lo kaya si fina"

"Gue mah pede emang bener adanya, lah si  fina pede tapi ga ada apa apa nya"

"Mulut pedes bener. Udah ganti haluan jadi merk bubuk cabe?" timbal Kinta.

"Setelah dipikir pikir, gue tetap teguh pada pendirian diri yaitu tetap menjadi merk micin" ucap Sasa tegas.

"SASA TERDEPAN!"

Tring.

Ponsel Kinta berbunyi. Ia segera membukanya.

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang