• Hurt Space 12 •

58 6 4
                                    

Yang tidak biasa itu yang mudah diingat dan tak mudah dilupakan
.
.
Happy reading!
.
.

Kinta berjalan menuruni tangga kemudian keluar dari rumahnya. Ia melihat sebuah mobil yang sudah ditunggu sedari tadi. Kinta langsung menghampiri mobil tersebut dan masuk kedalam.

"Kita mau kemana?" tanya Kinta sambil memasang seatbelt.

"Mau ke rumah oma opa" jawab Zane sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Ngapain?" Kinta sedikit terkejut karena untuk apa Zane membawa Kinta kesana? Apalagi rumah oma dan opanya.

"Ya ketemu mereka lah"

"Kenapa ajak kinta?"

"Supaya lo kenal sama mereka"

Kinta tak menjawab lagi, dia memilih diam menikmati perjalanan.

Tak terasa mereka telah sampai di tujuan. Perjalanan yang lumayan jauh. Mereka segera turun dari mobil. Zane langsung mengetuk pintu rumah yang asri itu. Rumah minimalis dengan taman didepannya menambah kenyamanan rumah tersebut.

Seorang wanita paruh baya membuka pintu memperlihatkan wajahnya yang sumringah. Wanita itu memeluk Zane hangat. Kinta mencium punggung tanganya.

"Eh cantik namanya siapa?" tanya oma.

"Kinta nek" jawabnya sambil tersenyum.

"Panggil oma aja"

"Iya oma"

"Temennya Zane ya?"

"Iy-"

"Pacar zane oma" potong Zane.

Kinta terbelalak. Bagaimana bisa Zane bilang kalau Kinta adalah pacar nya? Namun kenapa saat ini Ia sangat ingin tersenyum? Kinta melirik Zane yang juga sedang melirik kearahnya sambil memperlihatkan giginya.

"Oh pacarnya zane? Ayo masuk" ucap oma sambil menggandeng kedua orang tersebut.

"Opaa" ucap Zane setelah mereka masuk sambil memeluk opa nya.

"Kamu sama siapa?"

"Pa-"

"Pacarnya zane, namanya kinta" kali ini ucapan Zane yang terpotong oleh oma.

Kinta mencium punggung tangan opa.

"Sejak kapan kalian pacaran? Ko zane ga pernah cerita sama opa?"

Kinta melirik Zane.

"Baru ko opa" jawab Zane.

"Yaudah kita makan siang dulu yu, oma udah masak buat kalian"

"Zane kangen masakan oma"

Mereka segera pergi ke ruang makan. Daritadi cacing cacing di perut mereka sudah berdemo. Mereka makan sambil sedikit berbincang. Setelah selesai makan pun oma dan opa masih menceritakan masa kecil Zane kepada Kinta.

Kinta merasakan kenyamanan dalam keluarga ini. Beruntung sekali Zane memiliki keluarga yang utuh, jauh dari keluarga Kinta. Tapi Kinta hanya bisa bersyukur bahwa Ia masih memiliki seorang ibu yang tangguh.

"Zane ke teras dulu ya" ucap Zane setelah mereka selesai. Ia melirik Kinta yang sekarang sudah membuntutinya.

"Gue lucu kan waktu kecil?" ucap Zane sambil duduk di kursi teras, diikuti Kinta.

"Kinta gamau ngakuin. Lagian kenapa sih kak zane bilang kita pacaran?"

"Emang ga boleh?"

"Ya ga boleh dong kita kan emang ga pacaran ngapain kita pura pura pacaran"

Hurt SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang