BAB 13

34.8K 1.5K 4
                                    

"Kak kok udah rapi aja" ucap Marisa yang baru bangun dari tidurnya. Marisa menatap suaminya yang sudah berpakaian rapi tanda jika suaminya hendak berangkat ke kantor.

"Mau kerjalah,memangnya mau kemana lagi kalau pakai pakaian seperti ini" balaa Rendra sambil melirik istrinya dari kaca dihadapannya.

"Maaf ya kak,aku bangunnya kesiangan, aku gak sempat siapin air hangat buat kakak, kak Rendra tunggu sebentar ya aku siapin sarapan buat kakak" Marisa bangkit dari atas ranjangnya, namun saat ia hendak berjalan menuju pintu kamar Rendra mencekal tangannya.

"Gausah,tadi aku sudah masak dan aku juga sudah makan,aku sudah siapin makanan juga buat kamu,lebih baik kamu istirahat saja tidak usah banyak bekerja"

Marisa melongo mendengar perkataan suaminya,pipinya bersemu merah,ia tidak menyangka jika ternyata suaminya bisa berlaku manis juga.

"Lebih baik sekarang kamu pasangin dasiku aja" ucap Rendra seraya memberikan dasi berwarna birunya pada sang istri.

Dengan ragu Marisa mengambil dasi dari tangan suaminya,ia sempat bingung cara memakaikannya, bukannya Marisa tidak bisa memakai dasi, ia bisa namun karena ia tidak biasa memakaikan orang dasi jadinya ia sedikit bingung.

"Ayo tunggu apa" ucap Rendra membuyarkan lamunan Risa.

Marisa mendekatkan tubuhnya pada tubuh suaminya,ia memasang wajah seriusnya selama memasangkan dasi dikerah kemeja suaminya, sementara Rendra sangat menikmati pemandangan dihadapannya.

"Selesai" ucap Marisa bangga. Tentu saja ia bangga karena berhasil memasangakan dasi pada suaminya, selama 5 menit ia merapikan dasi suaminya bahkan ia sampai mengeluarkan keringat dinginnya lantaran gugup berdekatan dengan suaminya.

"Terimakasih ya,hmm...tugas kamu bertambah mulai sekarang,kamu akan memakaikan aku dasi mulai sekarang"

Marisa hanya mengangguk sebagai jawabannya

"Oh ya kamu ada jadwal kuliah sekarang?" Tanya Rendra seraya memasang jam tangannya.

"Ada"

"Kamu tidak usah masuk, aku gak mau kamu kuliah"

"Kenapa?"

"Kamu harus istirahat,keadaan kamu belum benar benar baik" ucap Rendra pada Marisa, sementara Marisa membelalakkan matanya tidak percaya, ternyata suaminya ini adalah sosok yang protective.

"Kakak aku sungguh baik baik saja,lagipula aku tidak sakit parah,aku hanya pingsan kemarin dan sekarang aku baik baik saja,aku harus ujian sebentar lagi kak" protes Marisa tak setuju dengan suaminya.

Rendra merapikan kemejanya lalu tangannya menyentuh pundak sang istri.

"Lalu kenapa? Aku tidak peduli kamu mau ujian atau tidak,sekarang yang aku mau kamu istirahat dirumah,aku janji aku akan usahakan pulang cepat hari ini"

Marisa hanya diam saja saat Rendra memintanya, ia lebih memilih menuruti permintaan sang suami.

"Oh ya,mulai hari ini jangan panggil aku kak Rendra, panggil aku dengan mas saja, karena menurutku panggilan itu cukup untuk pasangan yang sudah menikah, jika kamu memanggilku kakak mungkin orang akan mengira jika kamu adalah adikku"

"Tapi memanggil kakak dengan sebutan mas cukup aneh menurutku,lagipula ini Jakarta, aku jarang menemui orang memanggil suaminya dengan sebutan mas" ucap Marisa pada suaminya, ya Marisa merasa aneh jika ia harus memanggil Rendra dengan sebutan mas.

"Hmmm .. lalu kenapa jika ini Jakarta? Kalau kamu tidak mau memanggilku dengan sebutan mas,kamu mau manggil aku apa? Sayang?" Tanya Rendra seraya mendekat kearah Marisa. Ia semakin mengikis jaraknya dengan sang istri.

"Tidak kak, eh ... hmmm maksudnya mas" ucap Marisa pelan,ia merasa melu bersama Rendra dengan jarak sedekat ini, dari tadi matanya selalu menatap dada bidang suaminya.

"Aku berangkat dulu ya" pamit Rendra pada istrinya, Marisa hanya menganggukkan kepalanya lalu mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangannya.

Setelah suaminya berangkat Marisa benar benar merasakan bosan, tak banyak yang ia dapat lakukan mau membersihkan rumah, rumahnya sudah bersih, mau memasak makanan sudah ada, mau mengerjakan tugas tapi tidak ada tugas, akhirnya ia mengambil ponselnya dan mengotak atik kotaknya, siapa tau ada nomor yang bisa ia hubungi untuk mengurangi rasa bosannya.

Kak Lisa. Gumam Marisa seraya memperhatikan nomor milik kakaknya.

Ia memutuskan untuk menghubungi kakaknya namun tak diangkat karena nomornya sudah tidak aktif, bahkan ia sudah melakukan 15x panggilan. Ia juga mengirimkan pesan pada Kalisa meskipun ia tahu itu akan sia sia karena Kalisa sudah mengubah nomornya.

Sementara itu Wanda sedang uring uringan karena sahabatnya tidak masuk, sudah 2x Marisa absen dari kelasnya.

Kemana sih dia, pekan depan kan ada ujian lagi kok dia gak masuk sih. Gerutu Wanda dalam hatinya sambil menggigit bolpennya.

Wanda bertekad untuk mengunjungi rumah sahabatnya sepulang dari kuliah, setelah kelas berakhir ia memutuskan untuk langsung ke parkiran dan kerumah Marisa, namun ia melihat mantan sahabatnya tengah berada didepan kap mobilnya.

"Roy" ucap Wanda mengalihkan lamunan Roy.

"Eh Wanda lo dateng juga"

"Emang kenapa Roy? Lo nunggu gue?"

"Ya, gue mau tanya mana Risa?" Tanya Roy pada Wanda. Wanda mengernyitkan keningnya bingung, buat apa Roy mencari Risa bukannya pria itu yang sudah mengakhiri hubungannya dengan Marisa.

"Kok diem sih,kalo ditanya itu jawab"

"Gue gak tau" balas Wanda sambil melangkahkan kakinya menuju mobilnya.

"Kok gatau sih,lo kan temennya Risa" tanya Roy mencekal tangan Marisa

"Gue gak tau Roy,gue temennya Risa bukan asistennya Risa! Risa gak masuk kelas hari ini, dan tadi pagi ponselnya gak aktif"

"Lo tau rumah dia?" Tanya Roy serius kali ini.

Wanda diam beberapa saat,ia menatap mata Roy, ia merasa ada sesuatu yang Roy harus katakan pada Risa, namun ia tidak bisa memberikan alamat rumah Marisa.

"Gak tau" balas Wanda acuh lalu menghempaskan tangan Roy dan memasuki mobilnya.

Ah sial!. Roy mengumpat karena ia gagal bertemu dengan Marisa, ia ingin bertemu dengan Marisa karena ia ingin mengatakan jika ia tidak bisa hidup tanpa Marisa, baginya melupakan 5th kebersamaan bersama Risa tidaklah mudah.

Sementara itu saat ini Risa dikejutkan oleh kehadiran suaminya dirumahnya, memang tidak seharusnya Risa terkejut karena Rendra pulang, tapi yang membuat Risa terkejut adalah suaminya pulang disiang hari.

"Kak Rendra kok udah pulang?"

"Kamu ini gimana sih,perjanjian tadi siang tuh apa? Jangan panggil aku kakak" protes Rendra saat istrinya melupakan panggilan untuknya.

"Maaf kak, lupa"

"Mulai sekarang jangan panggil aku kakak lagi,oh ya belanja yuk" ajak Rendra tiba tiba. Marisa mengernyitkan keningnya bingung akan permintaan sang suami, masalahnya ia tau persis jika suaminya paling anti jika diajak belanja.

"Buat apa...mas" tanya Marisa pelan diakhir kalimatnya.

"Kok tanya sih,buat kebutuhan bulanan kita lah, tadi pagi pas aku buat sarapan buat kamu aku lihat kebutuhan kulkas udah menipis banget jadi aku sempatin buat pulang siang supaya aku bisa belanja sama kamu, bagaimanapun juga kita kan lagi proses menjadi suami istri yang seutuhnya" ucap Rendra pada Risa, tangannya menyentuh bahu istrinya dan matanya menatap istrinya dengan intens.

"Hmm...tunggu sebentar ya mas, aku ganti pakaian dulu"

Marisa meninggalkan Rendra sendirian diruang tamu, dalam hatinya Marisa merasa senang karena Rendra sepertinya mau membuka hati untuknya.

Semoga ini akan jadi awal yang baik untukku dan mas Rendra. Gumam Marisa seraya melangkahkan kakinya menuju kamar.

Happiness After Gloomy [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang