BAB 18

27.8K 1.3K 4
                                    

"Bapak ini kunci kamar bapak,kamar bapak ada disamping kamar saya,kalau kamar uhmm...pak Gibran ada didepan kamar saya" ucap Shafa sambil memberikan kunci kamar Rendra, Shafa sedikit ragu untuk memberikan panggilan yang tepat pada tunangannya,tidak mungkin ia memanggil Gibran dengan panggilan sayang dihadapan atasannya.

Rendra tersenyum tipis pada Shafa sambil mengambil kunci kamarnya. "Sudahlah tidak apa memanggil kekasih dengan panggilan kesayangan dihadapan saya selama dalam kondisi santai" Rendra menggoda Shafa.

"Baik pak" balas Shafa sambil tersenyum.

Rendra berjalan lebih dulu menuju kamarnya meninggalkan Shafa dan Gibran yang masih berada ditempat resepsionis.

Setelah sampai diruang kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur dan langsung memejamkan matanya, sungguh Rendra sangat lelah hari ini,ia ingin tidur sebelum memulai pekerjaannya esok.

Setelah tidur siang selama 2 jam ia bangun dan memutuskan keluar kamarnya,saat keluar kamar ia melihat sekretarisnya yang juga keluar dari kamarnya.

"Ah kebetulan bapak sudah bangun, saya mau memberikan laporan untuk bapak" ucap Shafa seraya memberikan beberapa kertas pada atasannya.

"Ini untuk besok ya" ucap Rendra pelan namun masih terdengar oleh Shafa.

"Iya pak"

Rendra langsung kembali ke kamarnya, niatnya keluar untuk mencari udara segar langung batal saat sekretarisnya memberikan dokumen untuk ia pelajari.

Lama Rendra berkutat dengan dokumennya sampai ia tak sadar jika perutnya sudah berbunyi pertanda minta diisi. Rendra memutuskan untuk keluar mencari makanan di restauran hotel. Saat hendak ke restauran ia melihat sekretarisnya keluar dari restauran hotel.

"Ah bapak sudah disini,saya baru saja mau memanggil bapak untuk makan malam bersama" ucap Shafa sopan.

"Tidak usah kamu makan malam saja bersama Gibran saya mau cari udara segarnya Batam saat malam"

"Tapi saya sudah pesan 3 porsi pak"

"Kalian makan saja bersama,saya pergi ya, mungkin saya akan kembali pukup 8" ucap Rendra seraya melirik jam tangan yang bertengger ditangan kanannya.

Shafa menghela nafasnya berat,ternyata meladeni bosnya tidak semudah yang ia fikirkan. Wanita 25th itu memperhatikan punggung bosnya yang sudah mulai menjauh dari area restauran hotel.

Rendra lebih memilih untuk berjalan mengitari jalanan Batam sambil menikmati dinginnya udara malam. Ia memutuskan untuk singgah di mini market seraya meminum hot chocolate yang ia pesan.

Saat asik menikmati hot chocolate nya matanya menangkap sosok wanita cantik yang sangat ia kenali didepan mini marketnya,wanita yang telah meninggalkannya tepat dihari pernikahannya ya, dia adalah Kalisa, mantan kekasihnya.

Rendra bangkit dari duduknya mengejar perempuan itu.

"Kalisa" ucap Rendra sambil mencekal tangan perempuan dihadapannya.

"R..rreendra" ucap Kalisa terbata bata.

Rendra menghembuskan nafasnya berat, ya tuhan kenapa ia harus dipertemukan dengan Kalisa disaat ia sudah memulai hidup barunya dengan Marisa.

"Kamu kok bisa ada disini?" Tanya Rendra pada Kalisa. Kalisa hanya diam saja tanpa mau membalas pertanyaan Rendra. "Jawab aku Lisa" ucap Rendra semakin menarik pergelangan tangan Kalisa.

"M..maaaf" ucap Kalisa sambil terisak.

Rendra yang melihat Kalisa menangis langsung menghapus air mata wanita itu "Hei sudahlah jangan menangis" ucap Rendra seraya menarik Kalisa kedalam pelukannya.

Happiness After Gloomy [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang