BAB 11

38.3K 1.7K 38
                                    

*plak*

Ya suara tamparan dari Hendry menggema diseluruh lorong rumah sakit, pria paruh baya itu menampar putra semata wayangnya dengan sekuat tenaga yang ia miliki. Hendry benar benar marah, kecewa, dan sedih melihat putranya yang berdiri dihadapannya.

"Ngapain kamu kesini" ucap Hendry sinis

"Pa"

"Jawab papa ngapain kamu kesini"

"Mama sakit pa" lirih Rendra

"Kamu tau siapa yang menyebabkan mama kamu sakit?" Tanya Hendry pada putranya, namun Rendra hanya diam saja tanpa mau menjawab pertanyaan ayahnya.

"Jawab papa Rendra"

"Aku pa"  ucap Rendra pelan

"Jika sudah tau kenapa masih mau menampakkan diri kamu disini?" Ucap Hendry yang nampak sudah kesal pada putranya, pria paruh baya itu menarik kerah kemeja putranya dan menatap putranya tajam.

"Pa sudah pa sabar" ucap Marisa berusaha menenangkan ayah mertuanya.

"Sabar apanya Risa? Bagaimana papa bisa sabar menghadapi anak ini? Dia sudah bikin malu papa nak,dia sudah menghianati pernikahan kalian, bahkan dia sudah membuat ibunya masuk rumah sakit" ucap Hendry semakin menarik kerah kemeja putranya.

"Pa,jangan marah sekarang,marah nanti saja pa,saat ini kita hanya perlu berdoa untuk kesembuhan mama"

Hendry segera menghempaskan tubuh putranya hingga putranya jatuh kebawah. Tak lama kemudian dokter yang menangani Risma keluar.

"Keluarga pasien?" Tanya dokter muda itu sambil melepas masker yang ia pakai.

"Ya,saya suaminya" ucap Hendry mendekat kearah dokter tersebut.

"Begini,pasien saat ini tengah kekurangan darah,kami sudah memberikan stok darah yang ada dirumah sakit tapi darahnya masih kurang,apakah ada disini yang memiliki golongan darah yang sama seperti pasien?"  Tanya dokter itu, Hendry hanya geleng geleng kepalanya pertanda tidak ada,ya tidak ada karena golongan daeah Hendry dan Rendra berbeda dengan Risma.

"Apa golongan darah ibu saya dok?" Tanya Risa pada dokter yang menangani ibunya.

"Golongan darah B"

"Golongan darah saya B dok,dokter bisa ambil darah saya" ucap Risa membuat Hendry dan Rendra menatap dirinya.

"Risa"

"Pa,demi mama"

Hendry langsung memeluk menantunya sambil menangis "Terimakasih sayang" lirih Hendry

"Mari ikut saya,sebelumnya anda harus menjalani pemeriksaan terlebih dahulu sebelum melakukan donor"

Risa hanya manggut manggut dan mengikuti dokter tersebut,saat sampai diruangan pemeriksaan ia melihat ibu mertuanya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit,sebenarnya kepala ibu mertuanya tidak sampai separah ini jika tidak terbentur batu,benturan itulah yang menyebabkan mertuanya mengalami gagar otak.

Setelah selesai mendonorkan darahnya tiba tiba kepala Risa pusing,ia mendadak pingsan setelah mendonorkan darahnya, itu mungkin karena Risa belum sarapan belum lagi ia harus memikirkan masalahnya dengan Rendra.

Saat tahu jika menantunya pingsan Hendry semakin menjauhi putranya, Marisa dan Risma dirawat diruangan yang berbeda, Hendry sendiri lebih memilih untuk menemani istrinya, biar saja putranya merenungi kesalahannya saat melihat istrinya yang berbaring diranjang rumah sakit demi menyelamatkan ibunya.

Maaf. Gumam Rendra sembari mengamati wajah damai istrinya. Ya Rendra benar benar menyesal, ia sudah membawa Marisa kedalam ikatan pernikahan ini, lalu ia juga yang telah menodai pernikahannya sendiri, bahkan selama ini Marisa selalu melalukan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik dan benar, bahkan bisa dikatakan jika Marisa adalah seorang wanita ideal yang dijadikan istri.

Happiness After Gloomy [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang