BAB 26

30.5K 1.3K 1
                                    

"Lo hamil" ucap Wanda membuat tubuh Marisa menengang. Marisa tidak menyangka jika dirinya akan hamil.

Jika ditanya perasaannya tentu saja ia senang, pernikahannya selama 11 bulan ini terbayar dengan kehamilannya, mertuanya pasti senang jika ia tengah hamil saat ini. Tapi ia tak tahu bagaimana ekspresi Rendra jika tahu dirinya tengah mengandung anak Rendra, mengingat jika Rendra tak pernah menyinggung prihal kehamilan selama dengannya, entah apa alasa Rendra apakah Rendra mau menjaga perasaannya atau memang Rendra tidak suka jika dirinya hamil.

"Kok lo diem aja sih?" Ucap Wanda membuyarkan lamunan Marisa.

"Lo serius kan?"

"Ck! Risa gue ini dokter gue gak sebodoh itu buat gak tau kalo lo ini hamil, udah jelas dari perubahan fisik lo, tubuh lo makin berisi juga ehmm.. payudara lo juga makin sedikit beda"

Marisa diam saja mendengar ucapan sahabatnya. Wanita itu masih linglung mendengar kabar bahagia ini.

"Lo gak seneng?" Tanya Wanda lagi.

"Lo yakin gue hamil?" Tanya Marisa lagi.

Wanda geram pada sahabatnya, ternyata sahabatnya ini tidak percaya padanya. "Gini deh gue kasih tau lo dokter kandungan disini, begitu lo keluar dari ruangan gue lo langsung periksain kandungan lo kesana"

Setelah mendapat rekomendasi dokter kandungan dirumah sakit tempat Wanda bekerja, Marisa langsung melangkahkan kakinya menuju kesana.

"Selamat pagi dok" ucap Marisa saat memasuki ruangan dokter Kinan.

"Selamat pagi" balas dokter itu ramah.

"Dok saya mau cek kandungan saya"

Dokter Kinan tersenyum pada Marisa. "Saya tadi sudah memeriksa anda diruangan dokter Wanda"

Marisa diam beberapa menit, jadi temannya itu tidak berbohong padanya. "Benarkah?" Tanya Marisa lagi.

"Iya benar, tapi kalau anda mau memastikan lagi silahkan berbaring disana biar saya priksa" tunjuk dokter Kinan pada ranjang disebelah mejanya.

Marisa menuruti perkataan dokter cantik tersebut, ia berbaring dan dokter Kinan mengoleskan gel pada perut Marisa.

"Lihat disini, ini janinnya masih sangat kecil masih belum terbentuk dan bahkan terlihat, sepertinya janinnya masih malu untuk muncul" ucap dokter Kinan sedikit bercanda. "Kandungannya berusia 8 minggu tolong dijaga ya bu jangan terlalu stres karena kandungan ibu lemah"

Marisa tersenyum senang melihat janinnya dilayar monitor.

"Ini pertama kalinya kan?" Tanya dokter Kinan pada Risa.

"Iya dok"

"Apa anda merasa pusing atau mual?"

"Untuk beberapa minggu lalu tidak dok, tapi tadi pagi saya mual dan memuntahkan cairan putih"

"Itu wajar diawal kehamilan bu, namanya morning sickness, nanti ibu juga akan merasakan yang namanya ngidam" jelas dokter Kinan pada Marisa.

Setelah periksa dokter Kinan memberikan resep obat yang harus Risa tebus di apotek untuk mengurangi rasa mualnya. Marisa langsung menebus resepnya lalu kembali kekamar mertuanya dengan membawa buburnya.

"Sayang kamu dari mana?" Tanya Risma pada menantunya, Risma merasa khawatir pada menantunya karena menantunya itu pergi cukup lama.

"Maaf ma Risa lupa waktu, soalnya tadi Risa ketemu sama Wanda teman Risa semasa kuliah yang kerja disini" jelas Risa pada mertuanya, Marisa memilih untuk menyembunyikan kehamilannya untuk sementara waktu dari keluarganya.

Happiness After Gloomy [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang