BAB 37

31.6K 1.3K 15
                                    

Hari ini Marisa melihat hal yang tak ingin ia lihat, Marisa melihat suaminya tengah berpelukan dengan kembarannya dikantor suaminya saat tak ada orang disana. Hatinya sakit, tubuhnya lemas saat ia melihat itu. Niatnya ingin makan siang berdua dengan Rendra harus ia batalkan saat ia melihat adegan mesra tersebut. Memang mereka hanya berpelukan tapi itu sudah mampu membuat hati Marisa terluka, apa iya suaminya tak mampu mengenal istrinya sendiri? Dari fisiknya saja sudah berbeda Marisa lebih gendut dari Kalisa karena Marisa saat ini tengah mengandung.

Marisa memeluk perutnya yang mulai membuncit sambil berjalan meninggalkan ruangan Rendra. Perutnya tiba tiba kram saat melihat suaminya berpelukan dengan mantan kekasihnya.

Saat sampai dijalan Marisa bertemu Shafa, sekretaris suaminya. Shafa mengatakan pada dirinya jika ia baru selesai membeli bubur pesanan Rendra. Marisa tersenyum tipis mendengarnya, ternyata bayinya juga bilang pada ayahnya kalau ia ingin agar ayahnya memakan bubur. Jika tau begini harusnya Risa tak usah datang kekantor Rendra agar ia tak sakit hati melihat pemandangan itu.

Risa memilih untuk menitipkan buburnya pada Shafa, ia juga berpesan agar Rendra menghabiskan semua buburnya. Dengan langkah yang pelan Marisa meninggalkan ruangan Rendra menuju parkiran mobilnya.

Saat sampai diparkiran mobil kakinya lemas dan Risa jatuh pingsan tepat setelah ia keluar dari lift yang menghubungkannya dengan parkiran mobil. Beruntunglah Risa karena ada seorang pria yang membantunya.

"Marisa" ucap pria paruh baya itu saat melihat wanita yang jatuh pingsan didepan lift. Ya dia adalah Marisa mantan kekasih putranya.

Rudi langsung membawa Marisa ke rumah sakit. Selama dalam perjalanan ia menghubungi putranya dan menceritakan jika ia bertemu Marisa yang pingsan. Mendapat kabar jika mantan kekasihnya pingsan Roy langsung melajukan mobilnya kerumah sakit yang dituju ayahnya.

Suatu kebetulan memang Marisa ditemukan oleh Rudi, karena memang saat ini Rudi tengah membantu putranya untuk melakukan kerjasama proyek dengan perusahaan milik Rendra. Baik Rudi dan Roy sendiri tidak tahu jika Rendra adalah suami Marisa.

"Pa bagaimana keadaannya?" Tanya Roy dengan nada sedikit panik saat sampai ditempat Marisa dibawa.

"Papa belum tahu, dokter juga belum keluar dari tadi"

"Bagaimana bisa Marisa seperti ini pa" ucap Roy frustasi, ia mengusap wajahnya kasar.

Rudi mengamati putranya yang tampak terlihat frustasi. "Papa tidak tahu Roy, tadi saat papa menuju kantornya tuan Gunawan papa melihat seorang wanita pingsan didepan lift, saat papa menghampirinya ternyata ia adalah Marisa dan papa langsung membawanya kerumah sakit"

Roy menatap nanar pintu ruangan Marisa. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan keluarlah seorang dokter yang diikuti satu perawat dibelakangnya.

"Bagaimana kondisinya dok?" Tanya Roy langsung pada dokter dihadapannya.

"Anda suami pasien?"

Tak butuh waktu lama untuk Roy mengangguk. "Ya, bagaimana kondisinya" ucap Roy membuat Rudi menganga, putranya ini memang sudah gila mengakui istri orang lain sebagai istrinya sendiri.

Dokter itu tersenyum pada Roy. "Bapak harus menjaga istri bapak, tolong jangan buat dia stres pak karena itu akan berbahaya untuk kandungan istri bapak, bapak tahu kan kalau istri bapak tengah mengandung saat ini? Dan bapak pasti tahukan kalau saat ini istri bapak tidak membawa satu nyawa melainkan ada dua nyawa" ucap dokter itu pada Roy.

"D..ddua"

"Iya pak ada dua, bapak tidak tahu kalau istri bapak hamil anak kembar?"

"Kembar" ucap Roy pelan.

Happiness After Gloomy [COMPLETE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang