Chapter 14

5.7K 646 25
                                    

Jakarta, Indonesia.

"Huh.." Prilly menyeka bulir-bulir keringat yang membasahi keningnya. Memutuskan untuk pergi di pagi hari menggunakan angkot membuatnya harus rela berdempetan dengan orang-orang yang akan berangkat kerja maupun sekolah.

Sudah seminggu ini ia mencari pekerjaan, namun belum ada yang mau menerimanya. Prilly hampir putus asa.

Berpakaian putih dengan bawahan rok span memantapkan Prilly pada tujuan nya. Mencari pekerjaan.

Di tangannya terdapat sebuah amplop coklat berisi sertifikat lulusnya Prilly dari sebuah culinary school di Australia.

Prilly sebenarnya lulus kuliah dengan gelar Master of Management ketika ia di Darwin. Namun setelah itu ia juga mendaftarkan diri di sebuah Culinary School dan gadis itu mampu menyelesaikan dua tahun pendidikannya dan mendapat gelar Chef.

Awalnya Dika dan Stella menyarankan Prilly untuk mendaftar kerja di perusahaan-perusahaan swasta di Jakarta. Dika tak memperbolehkan Prilly bekerja di kantornya sendiri karena ia takut Barata akan mencari Prilly terus-menerus. Walau keadaan Dika belum seratus persen sehat, ia memutuskan untuk kembali bekerja untuk memulihkan keadaan kantornya yang cukup "bermasalah".

Namun keinginan Dika dan Stella ditolak mentah-mentah oleh Prilly. Prilly berkata bahwa ia sudah muak dengan orang-orang kantor. Apalagi jika mengingat Dika yang dikhianati oleh bawahannya sendiri.

Prilly bersikukuh bahwa ia akan mendaftar dengan sertifikat culinary school nya, entah itu di restoran, Cafe, maupun hotel.

"Turun sini ya, Pak!"

Berbekal informasi di sebuah website, Prilly melangkahkan kakinya menuju pintu masuk sebuah hotel berbintang lima bernama Mutiara. Ini sudah tempat ketiga yang ia datangi hari ini setelah sebuah restoran dan dua Cafe yang menolaknya karena memang tempat-tempat tersebut tidak sedang membuka lowongan pekerjaan.

"Permisi.." sapa Prilly pada seorang satpam yang menyambutnya di depan pintu.

"Ya, Mbak.. ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam itu dengan ramah.

"Bagini, Pak. Saya Prilly, saya datang kesini ingin mendaftar menjadi Chef. Seperti yang diiklankan hotel ini di web, Pak.." Prilly seraya mengeluarkan tablet nya dari dalam tas kemudian menunjukkannya pada pria di hadapannya. Pria itu kemudian mengangguk paham.

"Baik, Mbak. Mbak silakan ikut saya. Akan saya antarkan pada kepala bagian dapur."

"Baik, Pak. Terimakasih banyak.." Prilly menundukkan kepalanya sopan kemudian mengikuti bapak satpam yang melangkah memasuki hotel.

"Nah, Mbak Prilly, ini ruangan Ibu Tika, kepala bagian dapur. Saya hanya bisa mengantar sampai depan sini saja. Mbak silakan mengetuk pintunya. Jika nanti Bu Tika bertanya, bilang saja bahwa Pak Yatno yang mengantar Mbak Prilly kesini." terang satpam itu sembari tersenyum.

"Baik, Pak Yatno. Sekali lagi terimakasih banyak karena telah mengantarkan saya."

"Sama-sama Mbak Prilly. Semoga berhasil!"

"Amin. Terimakasih, Pak!"

Sepeninggal Pak Yatno, Prilly menepuk dadanya sendiri. Berkali-kali ia menyemangati diri sendiri. Ditolak berkali-kali bukan masalah. Setidaknya sudah mencoba.

Prilly mengetuk pintu nya tiga kali sebelum suara dari interkom menginterupsinya.

"Silakan masuk.."

Seorang wanita di balik meja kerja nya menatap Prilly dari atas kebawah. Pandangan di balik kacamata nya memancarkan ketegasan yang sebenarnya membuat Prilly sedikit takut.

Cupcake Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang