Jakarta, Indonesia.
"Kakak!"
Suara familiar itu membuat Prilly menoleh kemudian disusul senyum harunya. Bahkan di tengah keramaian Bandara pun, ia langsung bisa menemukan adik dan mama nya.
"Valen!"
Prilly menyambut adik laki-lakinya dengan pelukan yang dibalas tak kalah eratnya oleh sang adik.
Terakhir kali Prilly bertemu dengan Valen adalah dua tahun lalu dan itu membuat keduanya saling merindukan satu sama lain.
Tak terasa air mata Prilly meleleh. Ia begitu merindukan keluarganya. Mungkin selama ini ia terlalu asyik menikmati keindahan Darwin hingga sejenak melupakan keluarga yang mengharap kepulangannya.
"Mama!"
Prilly beralih pada Stella yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Stella memeluk Prilly erat.
"Mama kangen, Nak!"
"Prilly juga kangeeen bangeeet sama Mama."
"Papa?" tanya Prilly yang menyadari ketidakberadaan Papa nya pun bertanya-tanya. Mungkinkah Papa nya masih berada di rumah sakit?
Stella menatap putri nya nanar.
"Papa masih di opname, Prill."
"Yaudah dari sini kita langsung ke Rumah Sakit aja, Ma."
"Kakak nggak capek?" tanya Valen ragu.
"Nggak!" jawab Prilly cepat. Padahal badannya terasa begitu pegal karena berjam-jam berada di pesawat.
Stella kemudian mengangguk dan membantu Prilly membawa barang-barang nya menuju mobil mereka di parkiran.
***
"Papa baik-baik aja kok, sayang.." Dika menenangkan putri nya. Senyuman tak lepas dari wajahnya yang pucat.
"Maafin Prilly, Pa. Harusnya Prilly pulang dari kemarin-kemarin. Prilly emang anak nggak tau diri kan? Iya kan, Pa?"
Dika menggeleng sambil mengusap kepala Prilly yang menangis di samping ranjang dimana ia berbaring.
Dika menegakkan tubuhnya.
"Sini peluk Papa. Dari tadi begitu ketemu bukannya peluk kok malah nangis!" hibur Dika.
Prilly langsung memeluk Dika dan menenggelamkan wajahnya di dada Papa nya.
"Udah gede masih manja aja yaa.." ejek Dika. Stella dan Valen tersenyum melihat tingkah manja Prilly yang tak pernah berubah.
"Biarin. Wlee!" Prilly menjulurkan lidahnya pada Dika membuat Valen dan Stella menggelengkan kepala gemas.
***
"Jadi gimana, Dek? Perusahaan Papa?"
"Ya gitu deh, Kak. Jadi sempat ada karyawan Papa yang ternyata berkhianat gitu. Dia mengundurkan diri dan ternyata dia masuk ke perusahaan rival Papa. Dia bocorin apa-apa aja yang lagi jadi masalah di perusahaan Papa. Terus Papa syok gitu karena rival Papa pake kesempatan itu buat narik konsumen-konsumen Papa biar lari ke perusahaan dia. Papa sempat stress karena pemasukan perusahaan nggak sebanding sama pengeluaran.." terang Valen panjang lebar. Prilly yang awalnya tiduran di kasur adiknya kemudian bangun dan menerawang.
"Ya ampun. Pasti Papa frustasi banget.. kenapa nggak ada yang ngasih tau Kakak, Dek?"
"Papa ngelarang aku sama Mama buat ngasih tau Kakak. Papa nggak mau Kakak banyak pikiran. Papa maunya Kakak seneng-seneng aja di Darwin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupcake Love 2
FanfictionAliadrich Percy tak pernah menyukai ide Marius Percy, kakeknya, yang selalu menyuruhnya melanjutkan bisnis Cafe milik sang kakek. Walaupun ia cucu lelaki satu-satunya, namun Aliadrich lebih memilih duduk berjam-jam di belakang meja kantor, berkutat...