Happy reading (:
***
Setelah kejadian tadi, untung saja ada orang tua mereka yang baru datang dari Belgia. Dan sekarang Keyta selamat dari pertanyaan kakaknya.
Keyta sedang makan tetapi tak fokus, Devian memperhatikannya dengan tatapan tajam. Membuat Keyta tersedak.
Uhukkk
Mama Cheska memberikan air putih untuk Keyta " Ini diminum, makanya kalo makan hati-hati sayang ".
Keyta menggapai minum tersebut, lalu meminumnya " Maafin Keyta mah " mama Cheska mengangguk.
Setelah selesai makan semuanya kembali kekamar, tersisa Keyta sama Devian masih diruang tamu. Sedari tadi mata Devian tidak terlepas dari sosok Keyta, selalu menatapnya dengan tajam dan dingin.
Keyta yang risih dipandangi seperti itu segera beranjak dari duduknya, tetapi seketika tangannya dicekal oleh Devian.
Keyta sangat takut, jika seperti ini dan merasa kesakitan. Tangan satunya berusaha melepaskan cekalan tangannya dari Devian, tetapi usaha itu tidak bisa Devian malah mencengkram kuat pergelangan tangan Keyta membuat Keyta meringis.
" Kak, shh lepassh-in " pinta Keyta sembari meringis.
Devian tetap mencengkram tangan Keyta " Tidak mau, sebelum kamu menjawab pertanyaan kakak tadi! " nada bicaranya seperti sedang menahan emosi.
Keyta mengernyit " Pertanyaan yang mana kak? ".
Devian berdiri sambil mencengkram tangan Keyta, mendekatkan wajahnya dengan wajah Keyta " Masih lupa hmm? ".
Keyta berusaha menjauhkan wajahnya dengan kakaknya " Lepasin dulu kak, ini sakit " pintanya.
" Jawab dulu! " perintahnya sedikit membentak
Keyta mencoba mengingat-ingat pertanyaan Devian, dan beberapa saat kemudian dia ingat, pasti kakaknya sangat marah saat dia diboncengi sama Adam. Apa harus Keyta bilang kekakaknya kalo itu Adam? , tetapi kalo Keyta bilang pasti kakaknya lagi-lagi akan membuat masalah lagi dan Keyta tidak mau hal ini terjadi untuk kesekian kalinya.
" Jawab! " ucapnya sakratis, membuat Keyta kaget sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.
Keyta bersuara dengan gugup " hmm.. Hmm.. It-itu a-a-aku di an-anter sama a-a-ad-ad-am kak " nada bicaranya terbelit belit dia tak sanggup untuk berbicara jelas dalam situasi ini karana kebawa takut.
" Bicara yang jelas! " perintahnya mencengkram tangan Keyta tambah kuat, Keyta meringis kesakitan sambil mengeluarkan air matanya. Devian yang melihat Keyta menangis melepaskan cengkramannya lalu segera memeluk Keyta.
Keyta yang dipeluk, melihat tangannya sangat merah dan panas. Seluruh tubuhnya bercucuran keringat dingin, dia gemetar, dia tak kuat lagi.
Devian masih memeluk Keyta " Jangan menangis, maafkan kakak! Kakak terbawa emosi kakak khawatir saja sama kamu tadi, maafkan kakak " Devian mengelus-elus surai rambut Keyta.
Keyta diam tak menjawab, dia masih takut dengan keadaannya sekarang. Lebih baik dia melihat hantu dari pada berurusan dengan kakaknya.
Keyta melepaskan pelukan kakaknya " Ma-maaf kak, a-a-aku ke kamar dulu " ucapnya terburu-buru berlari meninggalkan Devian yang mematung.
Devian berpikir cara ini salah.
***
Keyta memasuki kamarnya, mengunci pintunya rapat-rapat merosotkan dirinya dipintu, memeluk lututnya sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Love Comes
Romance*** Kakak ku yang selalu memberikan perhatian lebih, tetapi tidak seperti perhatian lebih terhadap kakak adik, melainkan seperti pria dan wanita. Apa kah ini hanya timbul dibenakku, atau halusinasiku? Cerita ini mengandung beberapa teka-teki! Sad/h...