This part written by feni_cempaka
Happy reading guys!
😘😘😘
Suara ketikkan keyboard terdengar di dalam ruangan yang berisi para karyawan. Semua orang fokus pada layar komputer yang berada di hadapan mereka.Begitupun otak mereka yang hanya tertuju pada setiap untaian kata yang tertera di layar komputer mereka.
Laura mengetikkan jemarinya di atas keyboard di hadapannya dengan kening yang berkerut, menunjukkan jika gadis Paris itu sedang berpikir. Suara jarum jam juga ikut mengisi ruangan, dan suaranya juga bersahutan dengan suara ketikan keyboard.
Laura menyandarkan punggungnya pada kursi kemudian menoleh ke sekitarnya, semua orang masih sibuk pada pekerjaannya masing masing.
Netra birunya kini menoleh pada jam dinding yang kini menunjukkan waktunya untuk makan siang. Senyuman Laura kini terbit, gadis itu dengan semangat meraih tasnya lalu beranjak dari duduknya.
Kepalanya menoleh ke arah gadis pirang yang kini sedang sibuk pada layar komputer. Laura menghampiri gadis itu kemudian memanggilnya.
"Elish!"Gadis pirang itu kini menghentikkan gerakkan jemarinya kemudian mendongak memperhatikan Laura. Gadis asli Paris itu kini tersenyum.
"Ayo makan siang! " ajak Laura
Wajah Elish kini berubah semangat. Dia meraih tasnya kemudian beranjak dari duduknya.
"Ayo, Laura!"Matahari kini telah berada tepat di tengah tengah langit, menyinari bangunan bangunan mewah di seluruh kota Paris. cuaca di kota itu semakin terasa panas, membuat siapapun memilih untuk berada di tempat teduh dan meminum sesuatu yang segar.
Laura kini sedang berada di dalam sebuah cafe yang terletak di samping kantor. Sebelah tangannya menggenggam gelas minuman dingin berisi jus buah strawberry.
Bibirnya menyeruput minuman melalui sedotan. Netra biru terangnya kini sedang memperhatikkan orang-orang yang berlalu lalang di sebrang jalan dari balik kaca tebal Cafe.
Laura meletakkan gelasnya di atas meja. Suara ponsel terdengar, Laura meraih ponselnya yang berada di atas meja.
+63419....
Remember me?
Laura termenung kemudian. menatap layar ponselnya bingung. Siapa yang mengirim pesan itu padanya? nomornya 'pun tidak dikenal.
Jemari Laura menari di atas layar ponselnya.
Siapa kau?
Ia menekan kirim lalu kembali meletakkan ponselnya di atas meja.
Elish meletakkan gelas minumannya kemudian melihat ponsel Laura bingung. Netra hijaunya kini kembali menatap Laura.
"Dari siapa?"
Laura memperhatikan Elish kemudian menaikkan bahunya acuh. "Aku tidak tahu, nomor tak dikenal. " Ucap Laura, netra biru terangnya itu kini menangkap seorang pria yang tengah terduduk di ujung cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luxurious Guy ✔
RomancePria brengsek, tapi... Shit. You guys must read this story. #end!