Fake (2)

565 69 4
                                    

[07:10 AM]

Mereka berdua berangkat ke resto memakai mobil milik taehyung. Tak ada perbincangan diantara mereka pada awalnya, namun taehyung memecahkan kesunyian tersebut.

"Apa hubunganmu dengan jimin?" tanya taehyung di sela2 ia sibuk menyetir.

"Apa maksudmu? Dia pemilik resto dan aku pekerja di resto tersebut" jawab nayeon.

"Jujurlah, pasti ada suatu hal diantara kalian. Meskipun kita telah bersahabat dia tak pernah sekalipun melukai ku. Dan, semenjak dia mengenal mu dia menjadi seorang pria yang kasar padaku" taehyung kemudian menepi dan menghentikan laju mobilnya.

"Jawab pertanyaanku dan aku akan melepasmu" lanjut taehyung.

"Menjawab apa? Aku sudah memberitahu mu. Tidak ada hubungan apapun di antara kami" jelas nayeon.

"Bohong!" taehyung mencengkeram kuat lengan nayeon hingga membuatnya merasa kesakitan.

"Sakit! Taehyung, lepaskan tanganku! Aku sudah mengatakan semuanya. Kenapa kau tidak tanyakan sendiri pada jimin? Jangan melibatkan aku terlalu jauh!" nayeon memberontak namun tangan taehyung yang begitu besar membuat usahanya sia2.

"Lepaskan! Aku hanya ingin bekerja, aku ingin membahagiakan appa ku" lanjut nayeon seraya menangis.

"Aku tidak ingin bermain-main. Aku hanya ingin bekerja dan memiliki uang banyak agar eomma menganggap ku ada. Aku bahkan tidak lulus kuliah seperti kakak2 ku karena eomma tidak pernah ingin melihatku sukses, aku sudah cukup sengsara. Aku tidak punya teman, aku tak pernah beruntung dalam bekerja, apa hidup menyedihkan ku tidak akan pernah berakhir? Dan kau? Kau malah menyakitiku membuatku serasa hidup di neraka. Eomma sudah cukup membuatku hidup di neraka!" nayeon menangis tersedu-sedu membuat taehyung bungkam dan melepaskan tangan nayeon, ia merasa iba pada nayeon meskipun tak sepenuhnya iba -_

"Mianhae" ucap taehyung seraya memeluk nayeon.

"Mianhae, aku tak bermaksud begitu. Ku kira kau wanita cerewet yang menjengkelkan, dan selalu tegar. Ta.. Tapi, hidup mu ternyata memang menyedihkan" lanjut taehyung.

"Lepaskan!" ucap nayeon seraya mendorong tubuh taehyung dan mengusap air mata di pipinya.

"Aku menangis, namun kau tetap mengejekku" lanjut nayeon seraya cemberut.

Taehyung tertawa melihat tingkah nayeon, dan mengelus rambut nayeon.

"Kau mengingatkan ku pada seseorang, ku pikir, kau orang yang sama yang sedang kami cari bertahun-tahun" taehyung tersenyum.

"Kenapa hari ini senyuman dan ucapan mu begitu tulus dan manis?" tanya nayeon.

"Kau lebih tampan seperti ini, daripada kau terus memberikan tatapan tajam padaku, tersenyum sinis, dan bersikap dingin. Aku menyukai mu seperti ini" lanjut nayeon. Taehyung tersenyum seraya menggelengkan kepala.

"Jika aku bersikap manis, semua wanita akan mengejarku" kata taehyung dengan sangat PD nya.

"Ah ya, maaf aku tadi menyakitimu" lanjut taehyung yang kini lebih serius.

"Gwaenchana. Lagi pula tadi aku hanya berakting" bisik nayeon. Mendengarnya membuat taehyung memberikan tatapan tajamnya lagi pada nayeon. Nayeon tertawa lebar hingga membuat taehyung bingung.

"Kenapa kau tertawa?" tanya taehyung.

"Apa rencana mu? Kau berpacaran dengan ku karena ingin mengetahui hidup tuan ku dan juga diriku?" tanpa menjawab nayeon malah balik bertanya. Taehyung tersenyum sinis.

"Kau lebih pintar dari yang kuduga. Baiklah, karena kau sudah menyadarinya aku akan mengatakan semuanya" taehyung menarik nafas dan mulai bercerita.

"Pada awalnya, aku hanya punya satu tujuan. Aku ingin membuat eunha pergi dari hidupku, namun setelah melihat kalung tersebut aku menjadi curiga pada mu dan juga hyung. Aku rasa sesuatu sedang ia sembunyikan. Ia bahkan menjadi pria kasar padaku"

"Heo? Aku juga merasa ada sesuatu. Tadi malam ia memintaku untuk memanggilnya oppa, aku tidak ta..."

"Kalau begitu bekerjasama lah denganku, aku akan membayarmu 600 ribu won" usul taehyung.

Nayeon tersenyum
"Ok! Setuju"  mereka saling berjabat tangan menandakan sebuah kesepakatan. Mereka pun kemudian melanjutkan perjalanan menuju resto. Sesampai di sana, jimin yang merupakan pemilik sekaligus bos nayeon telah stand by menunggu mereka di depan resto. Mereka keluar bersama dari dalam mobil, dan jimin berjalan mendekati mereka berdua. Nayeon gemetar, pasalnya ia telat hampir 1 jam datang ke resto dan datang bersama pria yang telah tuannya pukuli tadi malam.

"Kau..... Tidak apa2?" tanya jimin pada nayeon. Nayeon tercengang, bukannya memarahi nayeon ia malah menanyai keadaannya.

"Ye, gwaenchanayo" jawab nayeon sembari tersenyum ketakutan.

"Kenapa kau bersamanya? Bukankah sudah ku bilang, jangan mendekatinya!" emosi jimin tak tertahankan, ia menarik kerah taehyung dan hendak memukulinya lagi, namun kali ini nayeon menghentikannya.

"Aniyo! Jangan memukulinya lagi!" teriak nayeon. Jimin menoleh ke arah nayeon.

"Jangan menyakitinya lagi, aku tidak apa2. Dia tidak melukaiku, dia bahkan menjemputku pagi2 sekali dan mentraktirku makan. Dan dia.... Dia adalah pacarku" lanjut nayeon.

Jimin bungkam, ia melepaskan kerah taehyung. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja nayeon katakan.

"M..mwo? Kau berbohong padaku. Dia pasti mengancam mu untuk mengatakan bahwa kalian berpacaran" ucap jimin tidak percaya.

"Aniyo, kita sudah berpacaran sejak kemarin" jelas nayeon.

"Kau mendengarnya? Aku pacarnya" sambung taehyung sembari menggemgam tangan nayeon.

Jimin kehilangan kata2, ia pun bingung dengan apa yang baru saja ia dengar dan lihat. Ia pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan kesal bercampur kecewa. Sementara mereka berdua hanya diam melihat jimin berlalu.

"Aku merasa sangat bersalah padanya" ucap nayeon.

"Apapun itu, jangan beritahu siapa pun. Sampai rencana kita berhasil" taehyung kemudian pergi meninggalkan nayeon.

Sementara nayeon tetap berdiri di tempat itu, memikirkan apa yang baru saja ia lakukan. Padahal jimin selalu baik padanya, namun nayeon mengkhianatinya.

"Mianhaeyo, oppa" gumam nayeon.

~~~~~

See u next part^^

Not Fake Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang