Hatred (3)

444 52 6
                                    

Eunha diam tak berkutik, tubuhnya lemas. Ia masih merasa tak percaya ayahnya melakukan hal gila demi kebahagiaan dirinya. Terlihat air mata mengalir di pipi eunha, yoongi yang mengetahuinya pun segera memeluk eunha dan mencoba untuk menenangkannya.

"Itulah mengapa aku selalu menasehatimu untuk tidak selalu menuruti sifat burukmu. Seorang ayah akan melakukan apa saja untuk anaknya" lirih yoongi yang membuat eunha menangis lebih keras.

Eunha tiba2 melepas pelukan yoongi dengan kasar dan bertanya
"Kenapa kau tak melaporkan ayahku? Kau sudah menyimpannya selama 10 tahun, kenapa kau tak melaporkan ayahku? Kenapa?" tanya eunha dengan berlinang air mata.

"Ku kira kau akan berubah, aku tau kau sangat menyayanginya, jika ayahmu di penjara lalu siapa yang akan menemanimu, melindungimu, dan menghiburmu. Kau tau sendiri kau sangat membenciku, jika aku melakukannya rasa benci itu akan semakin besar padaku. Jadi, Aku memutuskan untuk merahasiakannya sampai kau berubah" lirih yoongi.

Eunha membisu, ia terlihat bingung dengan apa yang harus dilakukan, ia hanya menunduk seraya menghela nafas. Ia duduk di sofa tetap dengan keadaan menangis.

"Tenangkan dirimu, aku harus pergi" ucap yoongi seraya tersenyum manis.

Eunha hanya menatap sinis pada yoongi saat yoongi berpamitan. Ia lalu duduk menyender di sofa, menatap langit2 rumahnya sambil menangis.

'Kukira ini murni takdir tuhan, ternyata terdapat sebuah campur tangan manusia di dalamnya. Kenapa kau harus membahayakan dirimu appa?'~ batin eunha.
~~~~

[Monday, 10:18 AM. Resto euphoria]

Nayeon dan taehyung duduk berdua di ruang kerja milik jimin di resto. Mereka duduk sambil berbincang-bincang.

"Mianhaeyo" lirih taehyung seraya menatap nayeon.

"Untuk apa?" tanya nayeon.

"Aku mencintaimu, aku selalu memintamu untuk menjadi istriku di masa depan. Namun, aku bahkan tak bisa menjagamu" jawab taehyung dengan wajah cemberut.

"Tak ada yang salah. Aku juga mencintaimu, dan tak ada paksaan. Jika aku dalam bahaya itu karena aku sendiri, Aku sendiri yang mengambil resiko. saat ini, aku hanya butuh bantuanmu dan juga oppaku. Karena aku pun tak akan pernah tau kapan psikopat itu akan datang kembali. Tersenyumlah" lirih nayeon yang membuat taehyung merubah raut wajahnya. Ia tersenyum seraya menatap nayeon.

"Tak sia2. Aku mencintai wanita yang rela dalam bahaya demi mencintaiku. Aku akan menjaga mu sekuat tenagaku" balas taehyung. Nayeon melontarkan senyum malunya pada taehyung. Dan pada akhirnya mereka saling bertatapan sambil melontarkan senyumnya masing2.

Suasana menjadi pecah ketika nayeon tiba2 mendapatkan sebuah pesan dari nomor tak dikenal yang bertuliskan

"Ini sangat penting. Aku menunggumu, datanglah sendirian ke alamat yang kukirim. Cepatlah, aku tak suka menunggu!"

Mata nayeon terbelalak, ia mendapatkan sebuah pesan yang datangnya ntah dari siapa, ia bergegas menyembunyikan ponselnya saat taehyung berusaha mengintip isi pesan nayeon.

"Aku harus pulang" nayeon berusaha pergi dari taehyung dengan mengatakan bahwa sesuatu terjadi di rumah pak im.

"Wae?" tanya taehyung.

"Ayahku menyuruhku untuk pulang, eomma ingin memberikan sesuatu padaku sebelum aku tinggal di rumah manager park"

"Sesuatu? Aku akan mengantarmu"
Nayeon dengan cepat menolak tawaran taehyung, hingga membuat taehyung menjadi curiga padanya.

"Aku hanya sebentar, tunggu aku dirumah manager park, aku akan segera kembali. Turuti saja permintaanku"

Nayeon kemudian bergegas keluar dan mencari sebuah taksi. Jimin yang melihat nayeon keluar dengan terburu-buru pun terlihat bingung dan bertanya pada taehyung tentang apa yang terjadi.

"Kemana dia akan pergi?" tanya jimin.

"Dia mengatakan padaku bahwa pak im menyuruhnya pulang, tapi gelagatnya mencurigakan, dia terlihat terkejut setelah melihat layar ponselnya. Apa menurutmu dia berbohong?" tanya balik taehyung.

"Akan lebih baik jika kau mencari lokasinya dengan GPS dan ikuti dia. Aku takut seseorang ingin mencelakainya" suruh jimin.

Taehyung pun mengangguk dan melakukan apa yang diperintahkan oleh jimin. Ia pun bergegas masuk ke dalam mobilnya dan mulai mencari lokasi nayeon. Dan ya, bukannya kembali ke rumah pak im ia malah turun di sebuah cafe.

"Kenapa kau datang kemari?" gumam taehyung. Taehyung terus memantau nayeon dari kejauhan. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seseorang yang nayeon temui ternyata eunha.

Taehyung bergegas menghampiri nayeon dan menarik tangannya.

"Jiah? Kau tak apa?" tanya taehyung dengan penuh kekhawatiran.

Nayeon terlihat terkejut saat tiba2 taehyung datang dan menarik tangannya.
"Kenapa kau kemari?" tanya nayeon.

"Seharusnya akulah yang bertanya, kenapa kau berbohong padaku? Mengambil sesuatu di rumah pak im? Jelas2 ini bukan rumah pak im melainkan sebuah cafe. Dan disini, kau menemui eunha?" tanya taehyung seraya melirik tajam pada eunha.

"Kapan kau akan bersikap baik padaku? Kau selalu menyudutkanku. Fikirkan perasaanku juga taehyung, kau sekalipun tak pernah bersikap peduli padaku, kau angkuh, egois, seharusnya kau yang ayah bunuh, bukan jiah" umpat eunha.

Mata nayeon terbelalak sesaat setelah mendengar ucapan eunha. Sedangkan Taehyung terlihat emosi, ia mencoba ingin memberi pelajaran pada eunha namun nayeon mencegahnya.

"Tak ada yang harus ayahmu bunuh, rasa kebencian yang mendalam dalam dirimulah yang harusnya kau bunuh eunha. Bukan aku, taehyung ataupun orang lain" ucap nayeon.
~~~~

Not Fake Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang