Angel? (4)

454 51 7
                                    

[Tuesday, 07:50 AM. 1 jam setelah penculikan nayeon]
Amarah taehyung seakan tak bisa ditahan lagi, komisaris jung menyakiti kekasih yang sangat ia cintai. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat dan mulai memberikan sebuah pukulan tepat ke arah wajah komisaris jung, komisaris jung sempat melawan dan membela diri hingga ia mengambil sebuah pistol dari dalam saku jasnya dan menembak tepat ke arah taehyung.

Taehyung terlihat sempoyongan seraya memegang perutnya yang terus mengalir darah. Hingga ia terjatuh, tak mampu menopang badannya yang sudah lemah akibat kehilangan banyak darah.

'Apakah ini akhir dari segalanya? Kematianku? Jika ini bisa membuatmu tetap hidup, aku akan melakukannya. Maafkan aku, aku tak bisa menjadi pria yang mampu menepati janjinya, aku gagal, aku benar2 gagal. Maaf, jiah'~ Batin Taehyung seraya menangis sebelum pada akhirnya ia menutup matanya.

10 menit berlalu, jimin bersama polisi mendatangi tempat diculiknya nayeon. Ia berlari dan betapa terkejutnya ia, semuanya kacau, pemandangan yang begitu mengerikan.

"Apa yang terjadi?" tanya jimin dengan nada tinggi.

"Maafkan aku, aku terlambat untuk datang. Taehyung, dia...." jawab eunha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan posisi masih menangis.

"Dasar bajingan, kau merenggut segalanya. Apa kau juga ingin mati, Ha?!" teriak jimin seraya mencengkeram kerah komisaris jung, matanya penuh dengan amarah, bagaimana tidak, komisaris jung melenyapkan orang2 terdekatnya.

"Kumohon tenanglah, bukankah polisi sudah berada disini, biarkan mereka mengurus ayah" lirih eunha.

"Aku berharap kau mati membusuk di penjara" ketus jimin.

Polisi kemudian membawa komisaris jung beserta kaki tangannya untuk penyelidikan.
Dan taehyung, ia dibawa ke rumah sakit. Sementara jimin, ia berjalan perlahan menghampiri nayeon yang masih duduk terikat tak sadarkan diri. Ia membuka tali yang masih mengikat tubuh nayeon dan memeluknya.

"Mianhaeyo" lirih jimin.
~~~

[30 menit kemudian]

Mereka semua kini berada di rumah sakit, terutama Taehyung yang saat itu sedang menjalani operasi. Jimin duduk di samping ranjang nayeon, ia hanya duduk dian menatap adik kesayangannya. Tiba2 datang eunha menghampiri jimin, ia berdiri di sampingnya menatap nayeon.

"Wae?" tanya jimin tanpa menoleh ke arah eunha.

"Karena keegoisanku banyak orang yang harus menderita, aku menghancurkan hidup mereka" jawab eunha.

"Aku cukup terkejut saat kau memberitahuku semuanya, tentang ayahmu. Terlepas dari itu, aku merasa bangga dengan tindakanmu." ucap jimin seraya menoleh pada eunha dan kemudian tersenyum.

"Ah, bagaimana dengan Taehyung? Aku hampir lupa dengannya" tanya jimin.

"Dia masih menjalani operasi. Ini sudah 30 menit sejak dia terluka. Aku khawatir dia...." ucapan eunha terhenti ketika nayeon tiba2 saja tersadar dari pingsannya.

"Kau baik2 saja?" tanya jimin.

"Dimana ini?" tanya nayeon.

"Kau berada di rumah sakit, kau pingsan sejak tadi. Kau tak apa?" tanya jimin lagi.

"Aku baik2 saja. Dimana Taehyung?" tanya nayeon ketika sadar bahwa tak ada sosok taehyung yang menemaninya disana.

"Ah, dia..... Dia sedang...." jawab jimin dengan terbata-bata.

"Wae? Apa sesuatu terjadi padanya? Apa dia terluka? Jawab aku, sekarang dia dimana?" tanya nayeon lagi.

"Mianhaeyo, aku terlambat untuk datang. Ayah.... Ayah menembaknya, dan dia.... Dia sedang di operasi" jawab eunha.

"Kenapa dia memberitahunya" gumam jimin.

"Mwo? Dia tertembak? Aku harus melihatnya, aku harus menemuinya." nayeon dengan cepat melepas infus yang tertancam di tangannya dan berlari ke ruang operasi.

"Kau tak boleh pergi, tenanglah. Dia akan baik2 saja. Kau duduk dan berdoa saja" ucap jimin untuk mencegah nayeon pergi ke ruang operasi.

"Duduk dan berdoa saja? Dengan tenang kau hanya berkata duduk dan berdoa saja? Pikirkan perasaanku! Bagaimana aku bisa dengan tenang duduk disini sementara dia harus melawan kematian, bagaimana aku bisa tenang?!" ucap nayeon dengan nada tinggi.

"Kenapa dia membiarkan dirinya terluka, dia terlalu ceroboh, kenapa dia datang sendiri waktu itu. Dasar keras kepala" ucap nayeon sambil menangis.

"Dia sangat mencintaimu, dia tak akan meninggalkanmu, aku sangat yakin itu. Jangan menangis, kau tau dia akan memarahi kami semua kalau kau sampai menangis seperti ini" ucap eunha seraya menggemgam tangan nayeon.

"Tapi..."

"Kalian adalah sepasang kekasih yang ditakdirkan Tuhan, kalian melalui begitu banyak masalah, 10 tahun yang lalu dan hari ini, aku sangat yakin Taehyung bisa melewati kematiannya" lanjut eunha.

Nayeon pun hanya menangis berharap taehyung baik2 saja. Mereka bertiga duduk menunggu selesainya operasi Taehyung. 1 jam berlalu, operasi selesai. Ketegangan mulai menyelimuti mereka bertiga berharap berita baik yang disampaikan sang dokter.

"Apakah.... Taehyung baik2 saja" tanya nayeon pada dokter yang baru saja menangani operasi Taehyung.

"Kami minta maaf, dia terlambat untuk dibawa ke rumah sakit, meskipun kami telah mengeluarkan peluru dari dalam perutnya, tapi....." ucap dokter tersebut.

"Kami benar2 minta maaf, dia tak bisa diselamatkan" lanjut dokter tersebut.

Mereka bertiga terkejut bercampur sedih. Terutama nayeon, Tubuhnya lemas seketika saat mendengar pernyataan sang dokter, wajahnya menjadi sangat pucat. Ia duduk kembali, dan mulai menangis.

"Jiah?" ucap jimin.

"KENAPA KAU MENINGGALKANKU?!" teriak nayeon seraya menangis terisak-isak.

'Setelah hari ini, apakah aku bisa hidup seperti sebelumnya? Aku bahkan tak yakin aku bisa tersenyum manis sebagai jiah ataupun nayeon. Aku kehilangan cintaku 2 kali. 10 tahun yang lalu, sebagai jiah. Dan hari ini, sebagai nayeon. Aku kehilangan dirinya, hal yang sangat berarti bagiku'~ Nayeon.
~~~~~

Not Fake Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang