shock (2)

510 71 9
                                    

15 menit kemudian setelah pak im menelfon jimin.
Pak im duduk di kursi samping tempat tidur jiah. Ia melihat jiah terbaring lemah dengan selang oksigen di hidungnya.

"Siapa yang tega melakukan ini padamu jiah? Appa, eomma dan juga oppa mu pasti akan merasa sangat sedih melihatnya" lirih pak im dengan mata berkaca-kaca.

"Pak Im?" sapa jimin dengan terengah-engah.

"Tuan muda?" sahut pak im yang kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"Apa yang terjadi?" tanya jimin.

"Tadi, ada seorang pria paruh baya membawa jiah ke sebuah tempat, saat dibawa jiah sudah tak sadarkan diri dan berlumuran darah. Saya tidak tahu siapa pria itu. Tapi, dimana tuan park juga nyonya park?" tanya pak im.

Jimin tak menghiraukan pertanyaan pak im, ia bingung, ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi pada eomma dan juga adiknya.
"Mustahil, jika jiah berada disini lalu siapa yang bersama eomma di dalam mobil? Aku jelas melihat jasad seorang gadis kecil seperti jiah terbaring disana, meskipun wajahnya sudah tak bisa dikenali lagi"

"Apa yang sedang terjadi? Apa maksud anda melihat seorang jasad gadis kecil seperti nona jiah?" tanya pak im heran.

"Sebuah kecelakaan terjadi saat eomma akan menghandiri acara ulang tahun taehyung. Mobil eomma meledak tepat di depan mataku, tapi, percayalah ada 2 jasad disana, eomma dan juga seorang anak gadis kecil. Dia seumuran dengan jiah. Aku tak bisa mengenali wajahnya. Jika jiah berada disini lalu siapa jasad gadis kecil itu?" jelas jimin dengan nada keheranan.

"Aniyo, itu bkn nayeon. Tidak mungkin nayeon (anak kandung pak im)" ucap pak im dengan penuh kepanikan.

Ia kemudian berlari keluar meninggalkan rumah sakit. dan mencoba menghubungi istrinya untuk memastikan nayeon sedang berada di rumah. Berkali2 pak im menghubungi istrinya namun tak ada jawaban sama sekali. Ia mencari taksi dan bergegas pulang kerumahnya.

Sangat disayangkan, sesampai ia dirumah ia tak mendapati sosok nayeon.

"Dimana nayeon? Dimana dia?" tanya pak im dengan nada panik.

"Apa maksud mu dimana dia? Saat kau pergi ke rumah manager park ia merengek memintaku untuk mengantarnya pergi kerumah manager park, ku kira kau sudah bertemu dengannya. Sudah 1 setengah jam saat dia pergi" jelas ibu im.

"Itu tidak mungkin nayeon" ucap pak im yang tak kuat menahan tangis.

"Ada apa? Kenapa kau bertanya dengan keadaan sangat panik saat baru datang?" tanya ibu im

"Nyonya park, dia meninggal dalam sebuah kecelakaan" pak im duduk tergeletak di lantai dengan perasaan campur aduk.

"Dan.. Seorang gadis kecil bersamanya" lanjut pak im.

"Omo.. Apa itu nona jiah?" tanya ibu im.

"Aniyo, itu bkn jiah. Jiah berada di RS bersamaku, seseorang menculiknya" jawab pak im.

"Jika itu bkn nona jiah. Lantas? Apa maksud mu seseorang yang bersamanya adalah nayeon? Tidak mungkin, itu bukan nayeon kita" sanggah ibu im dengan mata berkaca-kaca.

"Tapi itu yang terjadi" ucap pak im.

"Aniyo, itu bkn nayeon kita"

"Itu bukan nayeon kita!" lanjut ibu im seraya menangis hingga terisak-isak.
Mereka berdua hanya bisa tergeletak lemas dan terus menangis, mereka sangat terpukul dengan apa yang terjadi, Meskipun belum ada kepastian tentang nayeon.
~~
[5 hari setelah pemakaman]

Semenjak hari itu pak im tak lagi bekerja di rumah manager park, sementara jimin ia terus menunggu jiah hingga siuman di rumah sakit. Tak ada yang tau tentang keadaan jiah kecuali jimin beserta keluarga pak im. Mereka sepakat akan merahasiakan keadaan jiah sebelum mereka mengetahui siapa penculik jiah.

Ketika hari menjelang sore, pak im tiba2 mengunjungi jiah di rumah sakit. Ia menghampiri jimin yang terlihat sangat lelah.

"Tuan, istirahatlah, saya akan menjaga nona jiah" ucap pak im.

"Apa kau baik2 saja? Appa sudah mengatakannya padaku, kau berhenti?" tanya jimin.

"Saya dan juga keluarga saya hanya butuh waktu. Kami telah merelakan kepergian nayeon. Meskipun itu berat" jawab pak im.

"Mianhaeyo. Jika kau butuh sesuatu, katakan padaku, aku akan memberimu semuanya. Aku benar2 meminta maaf tentang nayeon, kau harus melalui kehidupan yang sulit ini" lirih jimin.

"Tidak perlu" bantah pak im seraya tersenyum tawar.

Mereka pun bergantian menjaga jiah. Kini jimin tidur di sofa sedangkan pak im duduk di kursi sebelah tempat tidur jiah. Tak lama setelah itu, tiba2 jiah menggerakkan jari dan juga matanya, meskipun ia masih belum membuka matanya. Pak im terkejut ia membangunkan jimin untuk memberitahukan apa yang baru saja ia lihat. Jimin terlihat senang mengetahuinya, ia tak henti meneteskan air mata kebahagiaannya.

6 hari berlalu, jiah akhirnya tersadar dari komanya. Namun sebuah kejadian aneh membuat jimin sedih. Adik tersayangnya tersebut tak mengingat siapapun. Akhirnya jimin memutuskan agar jiah sementara waktu berada di rumah pak im dan berpura2 menjadi nayeon sampai ia tahu siapa yang telah menculiknya. Pak im membawa jiah pergi bersamanya, namun apa yang terjadi, istri pak im tak menerima kedatangan jiah dirumahnya. Karena ia merasa cukup sakit hati, anak kandungnya harus meninggal menggantikan putri majikannya.
~~

<Flashback off>

Nayeon mematung, ia tak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

"Sekarang kau sudah mengetahui semuanya? Karena itulah, aku tidak pernah menganggapmu sebagai anakku" sambung ibu im yang tiba2 datang.

"Eomma?" ucap nayeon dengan perasaan bersalah.

"Mianhaeyo" lanjut nayeon seraya menangis.

"Hentikan air mata mu itu, apapun yang kau lakukan tidak bisa mengembalikan nyawa anakku!" ketus ibu im.

"Bibi? Tenanglah, Jangan memperlakukannya seperti itu, apapun yang terjadi semua adalah takdir" Sambung jimin.

"Takdir? Lalu bagaimana dengan anakku? Apa yang telah dia perbuat? Bagaimana bisa anakku yang menggantikan nyawa adikmu? Dan bagaimana aku bisa tenang merawat adikmu sedangkan anakku? Dia harus meninggal di umur yang masih muda!" teriak ibu im.

~~~~~~

//Luka dan kebahagiaan adalah dua hal yang sangat mudah melekat dan sukar dilupakan\\

Not Fake Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang