Ending

822 59 5
                                    

'Aku selalu bermimpi, aku membawamu ke sebuah taman yang dipenuhi dengan bunga favoritmu. Peony, kau selalu memberitahuku bahwa taman yang dipenuhi bunga peony akan terlihat indah. Selain itu, kau akan merasa bahagia jika seorang pria dengan gagah menghampirimu kemudian bersimpuh seraya memberimu sebuah cincin indah dengan hiasan berbentuk hati. Jiah, Suatu hari, aku akan melamarmu di taman bunga peony seperti yang kau katakan. Tunggu saja, ini mimpi sekaligus janjiku'
~
~
~
[3 bulan kemudian]

Pagi itu, eunha, jimin dan juga nayeon mendatangi sebuah makam sambil membawa seikat bunga. Mereka berdiri di depan salah satu makam dan menaruh bunga yang mereka bawa tadi.

Nayeon menatap makam tersebut dan mulai meneteskan air matanya.

"Wae? Kau menangis?" tanya eunha.

"Aku sangat merasa bersalah pada mendiang. Apa aku ini anak durhaka? Seharusnya aku mendatangi makam ibu 3 bulan yang lalu. Ibu, maafkan aku, aku baru mendatangi makam ibu setelah 10 tahun. Seharusnya oppa jimin langsung membawaku kesini, mengingat aku ini mengalami amnesia. Ibu, jika ibu ingin marah, marahi saja oppa jimin, dia yang salah, aku tidak salah sama sekali" oceh nayeon.

Jimin yang merasa tersinggung pun langsung menjitak kepala nayeon dan langsung menceramahinya.

"Yaa! Kau sama sekali tak pernah memintaku untuk kemari, adik macam apa kau ini. Ibu, kenapa aku mempunyai adik seperti dia? Dia sama sekali tak mirip dengan ibu. Ini menyebalkan"

"Apa aku menyebalkan? Tarik ucapanmu sebelum terlambat, jika aku menikah nanti kau pasti akan menangis, kau lah yang paling keras menangis karena harus melepaskan adik cantik, imut,dan lucu ini. Jika aku sudah menikah nanti, aku akan tinggal bersama suamiku dan kau akan sendirian. Bagaimana? Kau masih akan mengatakan bahwa aku ini menyebalkan?" lanjut nayeon.

Eunha tertawa melihat mereka berdua terus bertengkar seperti layaknya anak kecil.

"Nyonya park pasti juga akan ikut tertawa melihat tingkah kalian seperti ini. Kalian berdua sangat menggemaskan" ucap eunha.

Nayeon hanya tersenyum lebar mendengar ucapan eunha, dan jimin pun langsung merangkul nayeon seraya menarik pipinya.

"Ya, meskipun dia menyebalkan dia tetap adikku" lanjut jimin.

"Apa kalian tidak akan pulang? Hyung, aku mendapat telfon resto mu kacau!" teriak seorang pria dari kejauhan. Ya, taehyung dan yoongi. Mereka berdiri sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

"Suamiku datang menjemput" ucap nayeon.

"Dia masih calon suamimu" ketus jimin.

"Apa kau iri? Yaa! cepatlah mencari pacar, apa kau akan terus2an sendiri seperti ini? Aku khawatir" balas nayeon.

Nayeon pun berjalan menghampiri Taehyung dan merangkul lengannya. begitupun eunha, ia sudah bisa mencintai yoongi. Mereka berlima pun pergi meninggalkan makam tersebut. Jimin kembali ke resto, nayeon dan taehyung pergi ke sebuah tempat, sedangkan eunha pergi bersama yoongi ke penjara tempat ayahnya di tahan.

[Resto euphoria]

"Mianhaeyo, apakah kau pemilik resto ini?" tiba2 jimin dikejutkan dengan suara seorang wanita dari arah belakang. Ia menoleh dan..

"Sangat cantik...." ucap jimin terpesona pada wanita itu. Ia diam tak berkutik setelah melihat wanita itu.

"Tuan?" seru wanita itu.

Jimin tersadar dan tersenyum seraya menatap wanita itu.*alhamdulillah, akhirnya jimin punya jodohnya sendiri*

Sedangkan wanita itu, ia tersenyum ketakutan dengan tingkah jimin.
~~

Sementara itu, di sebuah taman yang benar2 di penuhi dengan bunga peony. Taehyung menutup kedua mata nayeon dan menuntunnya ke taman tersebut.

"Kita sudah sampai" lirih taehyung seraya membuka penutup mata nayeon. Mata Nayeon terlihat berkaca-kaca, ia merasa bahagia dengan kejutan yang diberikan oleh taehyung.

"Ini bunga peony, mianhaeyo, hari itu aku hampir meninggalkanmu. Syukurlah, Tuhan mengembalikan nyawaku, aku sangat senang. Aku bisa menepati janjiku. Ah, dan satu lagi..." Taehyung kemudian bersimpuh di hadapan nayeon sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil berisikan cincin dengan hiasan berbentuk hati.

"Will you merry me?" ucap Taehyung

Nayeon terkejut sesaat, ia terlihat meneteskan air matanya sambil tersenyum dan kemudian mengangguk
"Yes, i do" jawab nayeon.
~~

Sementara itu di penjara, eunha bersama yoongi menemui ayahnya. Mereka duduk dan mulai membicarakan sesuatu.

"Bagaimana.. kabar ayah?" tanya eunha ragu2.

"Ayah baik, ayah merasa sangat baik. Tak ada persaingan, ataupun urusan kantor. Dan kau? Kau terlihat lebih tenang, Seperti tak ada beban fikiran. Apa ayah benar?" tanya komisaris jung.

"Benar, yoongi mengajariku banyak hal. Setelah dia siuman 1 bulan yang lalu, aku sangat bahagia." jawab eunha.

"Seharusnya aku mempercayakan eunha kepadamu sejak lama. Kau pria yang baik" puji komisaris jung.

Yoongi tertawa kecil, dan ia pun mulai mengatakan tujuannya datang menemui ayah eunha.
"Begini, kami datang kemari untuk meminta persetujuan. 2 bulan lagi, kami akan menikah, apakah...."

"Aku menyetujuinya, sangat setuju. Kau pria yang baik, putriku eunha pasti akan bahagia menikahi pria sepertimu"

Yoongi dan eunha pun merasa sangat bahagia dengan pernyataan komisaris jung. Mereka akhirnya berpamitan dan kembali ke rumah.

2 bulan kemudian, setelah ayah jimin akhirnya diangkat sebagai komisaris di perusahaan, eunha bersama yoongi menikah di hari yang sama dengan pernikahan nayeon dan Taehyung. Sedangkan jimin, ia mulai sibuk pdkt dengan wanita yang ia temui di resto.

Selanjutnya mereka hidup damai layaknya sebuah keluarga besar tanpa keegoisan dan juga dendam. Benar, mereka telah menemukan cinta yang memang telah ditakdirkan untuk mereka sendiri, Tanpa paksaan.

Tamat

Terima kasih buat para readers... ^^
Author kembali setelah tahun baru, dengan ff baru :-)  *sok2an, padahal tahun baru cuma molor di kamar gara2 gk ada yg ngajakin_- syedih ya, nasib ldr ya gini* /authornya curhat gaes_-/

See you 👋👋👋

Not Fake Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang