Maksud aku bapak dari calon anak kita nanti—Naya
—"Ihh gak ah, nanti apa kata temen-temen gue?, Gimana kalo gue dihujat fans lo? Trus gue di labrak? Kan bisa berabe," tolak Naya.
"Gak bakal, nanti saya yang bilangin ke mereka," ucap Putra santai.
"Tanggung jawab bapak ya kalo gue diapa-apain sama fans bapak," ujar Naya.
"Kan saya udah bilang jangan panggil saya bapak," ucap Putra sinis, lalu membuang muka.
"Iiiih ngambek si, minta maaf ih, kan lupa," ucap Naya memelas.
"Serah," ucap Putra ketus.
"Maksud gue tuh, bapak dari anak-anak kita nanti," ucap Naya sambil memegang kedua pipinya.
"Oya?," Putra menoleh ke arah Naya. Terlihat senyum di wajah Putra.
"Tapi boong," ucap Naya sambil memeletkan lidahnya. Lalu Naya berlari menuju rumahnya.
"Awas kamu ya," Putra pun mengejar Naya.
Tak cukup waktu lama bagi Putra untuk menangkap Naya. Akhirnya Putra berhasil memeluk Naya dari belakang.
"Hayoo mau kemana," ucap Putra sambil memeluk Naya dari belakang.
"Lepasin ihh.. Iya-iya gue minta maap," ucap Naya sambil ter engah-engah.
"Jangan kemana-mana lagi, jangan tinggalin aku," ucap Putra masih dengan posisi memeluk Naya.
"Lebay lo, udah ihh lepasin engap gue nih, gak bisa nafas," ucap Naya sambil berusaha melepas diri dari pelukan Putra.
Tiba-tiba Mama Naya datang lalu melihat Putra yang sedang memeluk Naya dari belakang.
"Eh kalian disini rupanya, hmm maaf ya mama ganggu kalian," ucap Mama Naya sambil sedikit menahan tawanya.
Karena kaget melihat mertuanya, eh calon mertuanya datang, Putra langsung melepas pelukannya.
"Ehh tante, hmm anu maaf, hehe," ucap Putra sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Gapapa kok, malah tante seneng kalian sudah mulai akrab antara satu sama lain, yuk masuk yuk, kita mau omongin masalah tanggal pernikahan kalian," ajak mama Naya kepada mereka berdua. Lalu mama Naya masuk ke dalam rumah nya diikuti Naya dan Putra.
"Hah? Lusa?," ucap Putra dan Naya bersamaan. Ya rencananya pernikahan mereka akan dilangsungkan lusa besok.
"Gak kecepetan Ma?," tanya Naya dengan ekspresi wajah terkejut.
"Gak kok sayang, soalnya kan mama disini cuma seminggu doang. Kalo misalnya pernikahan kalian ditunda, mama gak bisa ngelihat pernikahan kamu dong," jelas mama Naya.
"O iya," ucap Naya ketus.
"Ya sudah kita adakan pestanya lusa, untuk urusan gedung, katering, dan lainnya biar mama sama Orangtua Naya yang urus, tugas kalian cuma cari gaun pengantin sama foto Pre Wedding." ucap mama Putra.
"Hmm oke deh," ucap Putra sambil menganggu kan kepala.
***
—Keesokan harinya Naya sudah siap dengan sepeda yang ia tenteng keluar garasi. Tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan rumah Naya. Lalu sang supir mengklakson mobilnya sebanyak dua kali. Naya baru ingat jika dirinya hari ini berangkat ke sekolah. Gawat, bagaimana bisa ia lupa akan hal itu?
Seseorang berpakaian celana jeans hitam, lalu memakai kaos putih dibalut dengan jas warna abu dan hitam di bagian lengan. Tak lupa dengan Topi baseball hitam yang hampir menutupi sebagian wajahnya. Ia berjalan ke arah Naya. Ya dia adalah Putra, guru fisika namun tidak terlihat seperti guru pada umumnya.
"Tumben pake jas," ucap Naya saat Putra telah berada di teras rumahnya.
Putra yang semula berjalan menunduk pun mengangkat kepalanya, "Iya dong, kan saya ganteng, jadi kalo pake jas tambah ganteng," ucap Putra pede.
Naya mengangkat satu alisnya, "Ganteng? Gak salah denger gue?,".
Putra menutup mulut Naya dengan satu jarinya, "bilangnya pake 'aku-kamu' atau 'saya-kamu'. Jangan pake 'Gue-Lo' lagi," ucap Putra memperingati Naya.
"Hehe maap lupa aku tuh," ucap Naya sambil nyengir kuda.
"Yaudah ayo berangkat nanti kamu, telat. Saya sih santai aja, telat juga gapapa toh sekolah juga bakalan jadi milik saya nanti
Nya," ucap Putra angkuh."Dih sombong banget," ucap Naya sinis.
"Udah ayo masuk mobil saya," ucap Putra sambil menggandeng Naya.
"Dih gandengan udah kaya mau nyebrang aja," ucap Naya yang masih diam di tempat.
"Banyak komplain ya kamu, saya cium baru tau rasa," ucap Putra frontal.
Naya yang mendengar itu pun langsung diam tak berkutik, dan menuruti perintah Putra. Ia langsung masuk ke dalam mobil sedan tersebut dan duduk di samping Putra
Dalam perjalanan ke sekolah, hanya ada keheningan. Tak ada yang berani mulai bicara. Akhirnya Putra memberanikan diri untuk mengajak Naya bicara.
"Hmm...semalem belajar?," tanya Putra sambil sekilas menoleh pada gadis disamping nya.
"Enggak hehe, langsung tidur. Orang gue ngantuk," jawab Naya polos.
"Aku, bukan gue. Saya kan dah sering bilang sama kamu," ucap Putra mengingatkan.
"Eh iya lupa, aku maksud nya," ucap Naya membetulkan perkataan nya. Entah mengapa sebenarnya Naya masih sangat canggung berbicara aku-kamu dengan Putra.
"Oke gapapa, tapi kamu harus cepat membiasakan nya," ucap Putra baku.
****
Tak lama mobil yang Putra kendarai telah sampai di sekolah. Sudah banyak anak gadis yang berdiri di gerbang sekolah untuk menunggu Putra hadir, dengan tangan yang tak kosong tentunya. Ya kini guru fisika tersebut telah menjadi idola bagi sebagian murid SMA tersebut.
"Yaah ada fans kamu, kalo mereka tahu aku berangkat sama kamu gimana?," ucap Naya khawatir.
"Gak usah khawatir, ada saya," ucap Putra sambil memarkir mobilnya. Kini semua murid sudah mengerubungi mobil Putra untuk memberi hadiah yang mereka bawa dari rumah.
"Terus aku keluarnya gimana ini??, aaaa kamu sih segala jemput aku," ucap Naya semakin khawatir.
"Hmm, gini saya yang keluar duluan, nanti setelah saya bertemu sama mereka, nanti saya langsung suruh mereka pergi," usul Putra kepada Naya. "Gimana? Setuju?,"
"Oke deh, tapi abis suruh mereka pergi jangan lupa kalo aku disini. Nanti kamu malah nyelonong ke kelas lagi," ucap Naya setuju.
"Iya sayang," ucap Putra lalu keluar dari mobilnya.
Putra pun membuka pintu mobilnya. Ia langsung disambut oleh muridnya yang dari pagi sudah menunggu nya.
TBC💕
See u at next chapter
14-10-18
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Teacher (TAMAT)
Teen Fiction"Apa serunya pelajaran sejarah? Masa lalu itu dilupain, bukan dikenang"-Putra. *** Copyright © 2018 by Aqilarifqa_