10. L-U-M-P-U-H

15.6K 529 42
                                    






Putra masuk ke rumah nya dengan cepat, ia langsung memasuki kamar Naya. Disana sudah ada Salma yang terkapar lemas.

"Sal, are you okay?," tanya Putra sambil berlari menghampiri Salma. Salma diam tak menjawab.

"Aku bawa kamu ke rumah sakit ya," ucap Putra sambil menggendong Salma menuju mobilnya, lalu membawa nya ke rumah sakit.



****

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya seorang berjas putih yang tak lain adalah dokter keluar dari sebuah ruangan.

"Apa anda keluarganya?," tanya Dokter tersebut sambil membetulkan kacamata miliknya.

"Iya dok, saya sahabat nya, hmm Bagaimana kondisi Sahabat saya?," tanya Putra cemas.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Dia hanya kurang istirahat dan terlalu banyak pikiran," jelas Dokter tersebut.

Putra mengeluarkan nafasnya perlahan, "Syukurlah,".

"Yasudah kalau begitu saya permisi," Dokter tersebut pun pergi meninggalkan Putra.

Putra memasuki ruangan, dilihatnya Salma yang kini sedang tertidur. Wajah polosnya, terlihat sangat cantik.

"Cepet sembuh ya," ucap Putra sambil menyingkirkan rambut Salma dari wajahnya.

Salma membuka kelopak matanya, "Putra," ucapnya lemah.

"Iyaiya Aku disini," ucap Putra sambil menggenggam tangan Salma.

"Aku dimana?," tanya Salma sambil melihat ke sekelilingnya.

"Kamu di rumah sakit sekarang, udah sekarang kamu istirahat ya, jangan banyak pikiran makanya, makanan itu dijaga, jangan terlalu sering begadang gak bagus itu," ucap Putra panjang.

Salma tersenyum, "Ternyata kamu masih tetep bawel ya kaya dulu,".

"Udah-udah sekarang kamu tidur istirahat oke," ucap Putra sambil mengusap kepala Salma pelan. Tak lama Salma pun kembali terlelap.


****



"Saya minta kamu menandatangani surat ini," ucap Putra sambil menyodorkan sebuah map hijau ke arah Naya.

"Apa ini?," tanya Naya sambil memegang map tersebut.

"Baca saja," jawab Putra singkat.

Naya membuka map hijau tersebut, tertulis jelas bahwa itu adalah surat perceraian.

"A..apa maksud nya Ini?," tanya Naya. Suaranya bergetar. Air matanya telah terkumpul di pelupuk mata miliknya.

"Saya ingin kita pisah, saya lebih memilih Salma untuk menjadi pendamping hidup saya," jawab Putra dingin.

"A..a..apa kamu yakin?," tanya Naya. Ia sungguh tak percaya dengan yang Putra katakan saat ini.

Hatinya sangat hancur, mengapa Putra harus meninggalkannya saat Naya sudah mulai mencintai pria tersebut?.

"Ya saya yakin, saya tidak ingin kamu bersama saya karena terpaksa," jawab Putra tanpa melihat Naya sedikit pun.

"Tapi, aku cinta kamu tanpa terpaksa sedikit pun, aku menerima kamu menjadi pendamping hidupku," ucap Naya. Air matanya sudah tak dapat ia bendung.

"Terlambat, saya sudah melamar Salma, dan rencananya kami akan menikah, jadi tolong tanda tangani saja surat itu cepat, dan setelah itu kamu bebas tanpa tekanan dari saya lagi,". Ucap Putra lalu meninggalkan Naya.

Cool Teacher (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang