08.Third Person

16.5K 552 54
                                    


(REVISI✅)




Entah kenapa kalo gue liat lo sama dia, gue selalu sakit hati, apa mungkin gue cemburu?








-Putra berjalan menuju kamar Naya lalu membuka kamar tersebut. Namun dihalangi oleh Naya, "Jangan," ucap Naya sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu kamar.

"Permisi saya mau lihat," ucap Putra sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Naya hingga membuat Naya menjauhkan wajahnya dari wajah Putra.

Naya pun pasrah, lalu membiarkan Putra membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya Putra saat melihat kamar Naya. Seprai berantakan, bed cover sudah di lantai, alat make up sudah tidak beraturan.

Ya, hari ini ada jadwal pengecekan kamar. Yang tentunya dilakukan oleh Putra sendiri.

Putra berdecak, "Ck, apa ini?,"

"Hehe maaf, tadi belum sempet beresin." sahut Naya tanpa dosa.

"Yasudah bersihkan cepat. Saya lihat dari luar kamar."

Naya mengangguk, lalu membereskan kamarnya dengan cepat. Putra memperhatikan gadis itu. Kasihan sebenarnya, ia sepertinya kelelahan. Namun rasa gengsinya mengalahkan sifat kemanusiaannya.

"Udah Kak," ucap Naya sambil ngos-ngosan. Keringat nya jatuh bercucuran dari pelipisnya.

Putra mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku bajunya. Lalu mengelap keringat Naya lembut.

"Kak," Naya memperhatikan wajah Putra, lalu menahannya agar tidak mengelap wajah nya. "Aku bisa sendiri,".

Putra berhenti sejenak, "Biarkan saya lakukan apa yang saya inginkan," ucap Putra lalu melanjutkan mengelap keringat Naya.

Tiba-tiba suara handphone berdering. Ternyata itu berasal dari handphone Putra. Putra membuka layar hp nya. Ternyata berasal dari Salma, teman kuliahnya dulu. Namun Salma lebih tua setahun dari Putra.

-call on-

"Halo Put, ini aku salma, kamu masih inget kan?"

"Salma? Ohh Iya aku inget, ada apa? Tumben nelpon?"

"Hmm lagi sibuk gak?,"

"Enggak kok, ada apa?,"

"Jemput aku di bandara sekarang bisa? Aku mohon,"

"Aku jemput kamu sekarang, kamu tunggu disana, jangan kemana-mana,"

"Aku tunggu kamu disini,"

-call off-

Setelah menelfon, Putra pun pamit kepada Naya untuk menjemput Salma. "Saya mau jemput seseorang, kamu dirumah sendiri gak papa kan? Saya gak akan lama,"

Naya mengangguk, sebenarnya ia sangat penasaran. Siapa yang akan di jemput oleh Putra. Tetapi, Naya tidak ingin dianggap kepo oleh Putra.

"Kamu hatihati dirumah, kunci rumahnya kalo kamu takut, saya berangkat," ucap Putra sambil mengusap kepala Naya lembut. Lalu melangkah pergi.

"Kak," panggil Naya. Putra pun menoleh. "Hati-hati," tambahnya lagi. Putra pun tersenyum lalu mengangguk.


*****

"Salmaa," teriak Putra kepada seorang gadis yang sedang duduk di parkiran bandara sambil membawa kopernya. Senyumnya mengembang.

Salma menoleh ke sumber suara. Suara yang sudah lama ia rindukan. Senyum cerianya, gelak tawanya, yang dapat membuat Salma melupakan semua masalah.

Cool Teacher (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang