(REVISI✅)
Sekarang kau resmi menjadi milikku selamanya-Putra
— Hari ini Naya sudah cantik dengan gaun yang menempel pada tubuhnya. Gaun putih yang kemarin ia pesan bersama Putra. Sekarang gadis itu sedang menunggu Putra untuk menjemput dan membawa Naya menuju gedung pernikahan.
"Sayang Putra udah dateng tuh, buruan turun," ucap Mama Naya kepada anaknya.
"Iya Ma,"
Naya pun turun ke lantai bawah. Disana sudah ada Putra yang telah mengenakan jas putih senada dengan gaun Naya.
Putra begitu tampan. Jas putih yang ia kenakan, menambah kesan dewasa pada pria itu.
Saat Naya turub, mata Putra tak dapat berpaling. Ia sibuk memperhatikan Naya dari ujung kaki hingga kepala. Gadis itu kini terlihat berbeda.
Putra tersenyum, lalu tangannya menggandeng tangan Naya, "Yuk,".
"Kamu cantik hari ini," puji Putra pada gadisnya.
Bukannya senang, Naya malah mengerucutkan bibirnya.
"Kok cemberut? Gak seneng dibilang cantik?," tanya Putra bingung.
"Kamu bilang cantik nya hari ini, berarti kemarin-kemarin aku jelek ya?,"
Putra tersenyum, "Maksud saya hari ini kamu jadi tambah cantik,"
Oke sudah bisa dipastikan Putra mampu membuat pipi gadis tersebut merona karna ucapannya.
***
Akhir nya mereka kini telah sampai di gedung pernikahan. Putra menggandeng Naya menuju gedung tersebut. Banyak orang yang sudah menantikan kehadiran mereka.
Lalu Putra duduk di hadapan seorang penghulu dengan Naya yang duduk disamping nya. Setelah mengucapkan ijab Qabul akhirnya kini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri.
Putra mengecup kening Naya lembut. Lalu kini mereka berdua telah duduk di pelaminan sambil sesekali menyalami para tamu undangan dan berfoto.
"Anjay, bisa nikah juga lo," ucap Rafi sahabat Putra yang datang bersama Ajeng kekasih nya.
Putra menoyor kepala sahabat nya itu.
"Ya bisa lah bego, lo sendiri kapan?," sahut Putra sambil melirik Ajeng, kekasih Rafi.
"Tahun depan dah gue nyusul, eh lo Naya kan bininya Putra?, kenalin gue Rafi dan ini pacar gue Ajeng," ucap Rafi sambil menjabat tangan Naya.
"Naya" Naya menjabat tangan Rafi dan ajeng bergantian.
"Yaudah gue cabut ya, kasih tau gue kalo mau ngadain baby shower,"
Putra memutar mata, "Iye dah,".
Rafi dan Ajeng pun meninggal kan pesta tersebut.
"Kamu kalo ngomong sama temen kamu pake lo-gue, tapi kok kalo di sekolah pake saya-kamu?," tanya Naya bingung. Jujur, baru kali ini ia melihat Putra berbicara santai dengan Temannya. Naya pikir, Putra akan terus berbicara formal seperti google translate.
"Yaiyalah, masa iya guru ngomong nya Lo-Gue, kan gak pantes aja gitu,"
Naya hanya ber oh ria.
Pesta pun telah usai, masing-masing tamu undangan juga sudah pada kembali ke rumah. Kini hanya tinggal Naya Putra dan keluarga Naya dan Putra saja yang masih tinggal.
Dari jauh, terlihat seorang Wanita paruh baya yang berjalan mendekati Putra, "Put, nih kunci rumah yang udah mama janjiin buat kamu, bawa Istri kamu kesana. Hmm apa kamu mau nginep di rumah Mama dulu?," ucap Mama Putra sambil menyodorkan kunci.
Putra menerima kunci yang diberikan oleh sang Mama, "Gosah deh ma, langsung ke rumah aja,".
"Yaudah sana pulang, kasian Naya udah capek kayaknya,"
Putra mengangguk, "Yaudah Putra pamit ya ma, mama jaga kesehatan jangan sampe sakit," ucap Putra lalu mencium kening mamanya.
***
— Putra pun membawa Naya menuju rumah baru mereka. Sebelum nya Naya belum tau jika mereka akan tinggal terpisah dengan Mama Putra.
"Kita mau kemana?"
Putra yang tengah menyetir hanya menjawab asal, "Kemana-mana hatiku senang,"
"Ish serius,"
"Ke rumah pemberian Mama saya,"
Naya hanya mengangguk.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama mereka pun kini telah sampai di sebuah rumah bertingkat 2. Rumah itu memang tidak terlalu besar, tapi lumayan nyaman untuk di tempati berdua.
"Turun," perintah Putra.
Naya pun menuruti perintah Putra. Kini mereka memasuki rumah tersebut.
"Kamu tidur di kamar atas yang sebelah kanan, saya tidur di kamar sebelah kiri. Jadi kalo ada apa-apa jangan khawatir kamar saya di samping kamar kamu," ucap Putra sambil menunjukan kamar Naya.
Naya merasa lega, karena ia tak harus satu kamar dengan Putra. Ya Putra memang tak ingin satu kamar dengan Naya, karena memang belum waktunya. Putra pikir, Naya pasti masih belum siap jika harus sekamar dengannya. Lagi pula, Putra juga menginginkan hal yang sama.
19-10-18
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Teacher (TAMAT)
Teen Fiction"Apa serunya pelajaran sejarah? Masa lalu itu dilupain, bukan dikenang"-Putra. *** Copyright © 2018 by Aqilarifqa_