Banyak orang yang mencintaiku, tapi percayalah aku hanya cinta kepada mu-Putra Bachtera
"Naya kenapa gak mau makan?," tanya Salma yang tiba-tiba datang.
"Ini nih katanya masakan aku gak enak, hambar, gak ada rasa," ucap Putra sambil melirik Naya. "Tumben kamu main ke sini?," tanya Putra kepada Salma yang kini sedang menaruh tas miliknya di meja makan.
"Wastafell Apartemen aku kemarin bocor, jadi sekarang lagi dibenerin, daripada bosen, mending main ke sini sekalian jenguk Naya," jawab Salma. "Oiya sini biar aku masakin lagi, kamu tuh tega banget sih sama orang sakit, kasih garem dikit kek kalo masak," ucap Salma sambil menyingkirkan tubuh Putra yang menghalangi jalannya menuju arah kulkas.
"Kak Salma udah pindah ke Apartemen? Kok aku gak tau?," tanya Naya.
"Udah Seminggu kakak pindah Nay, gak enak kalo misalnya numpang sama kakak kamu terus," jawab Salma sambil mengupas beberapa bawang.
Akhirnya dia pindah juga hahaha, batin Naya senang.
"Ohh," sahut Naya singkat.
"Btw keadaan kamu gimana? Udah mendingan?,".
"Udah kok kak, udah lebih baik daripada yang kemarin,"jawab Naya.
"Yaudah bagus deh kalo gitu, kakak seneng deh denger nya," ucap Salma sambil memasak. Tangannya terlihat sangat lihai memotong setiap butiran bawang.
Udah cantik, pinter masak, pinter ngurus rumah, pinter akademik juga, care banget lagi, calon istri idaman banget deh, sedang kan gue?!, batin Naya iri. Keiriannya membuatnya takut jika Putra lebih memilih Salma ketimbang dirinya. Ya Salma sangatlah perfect dimata Naya.
"Sudah jadi cantik, ayo dimakan," ucap Salma sambil menghidangkan masaknnya.
Naya menyeruput sup buatan Salma, "Enak banget kak," jawab Naya puas. "Lebih enak dari pada buatannya Kak Putra," jawab Naya asal.
Putra mengerucutkan mulutnya, "Yee awas aja nilai fisika kamu nanti saya kurangin ya," ucap Putra kesal.
"Ihh maap Putra ku sayang, gitu aja ngambek ish" ucap Naya sambil menunjukan senyum imutnya.
"Hah? Putra apa?," tanya Putra sambil menahan tawanya.
"Hah emang aku ngomong apa? Putra Bachtera?," ucap Naya pura puta tidak tahu.
"Tadi kamu panggil Saya Putra apa? Saya pengen denger lagi, tadi kuping saya rada budeg," goda Putra.
"Gak tau lupa," ucap Naya cuek lalu kembali memakan sup miliknya. Putra mengerucutkan kembali mulutnya.
Salma terkekeh, "Kalian ini udah kaya orang pacaran aja,".
"Bukan pacaran lagi kak, tapi udah nikah," ucap Naya lagi. Batas kesabaran nya sudah habis, ia tak ingin lagi dianggap sebagai adik Putra. Jika memang Putra tak mengakui nya, biar Naya saja.
"Are you sure?," tanya Salma tak yakin. "She's your wife?," tanya Salma kepada Putra.
Putra terlihat gugup, ia menarik nafas dalam, "Yes she's my wife," jawab Putra.
"Ohh okay," Salma tersenyum miring. Kini ia merasakan sesuatu yang panas di pelupuk matanya. Salma melirik jam tangan miliknya, "Udah jam 11, aku harus pulang, sepertinya pembetulan Apartemen miliku sudah selesai," ucap Salma sambil melap matanya agar air matanya tidak menetes. Lalu meninggalkan Naya dan Putra.
Putra yakin gadis itu pasti kecewa. Putra sudah tau jika Salma mencintai nya. Namun Putra hanya menganggap Salma sebatas Kakak Perempuan tidak lebih, "Biar aku anter," ucap Putra sambil mengejar Salma yang telah melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Teacher (TAMAT)
Teen Fiction"Apa serunya pelajaran sejarah? Masa lalu itu dilupain, bukan dikenang"-Putra. *** Copyright © 2018 by Aqilarifqa_