Bel rumah Naya berdering, tanda bahwa ada seseorang yang akan bertamu ke rumahnya. Paling juga tetangga sebelah, gumam Naya dalam hati.
Naya membuka pintu rumahnya. Alangkah terkejutnya ia saat melihat Sofi, mertua nya berada di hadapannya sekarang. Naya menatap Sofi canggung, ada apa Sofi datang ke rumahnya pagi-pagi begini?
"Eh tante," Naya mencium tangan Sofi, "Tante apa kabar?," tanya Naya canggung.
Sofi menatap Naya lekat, perasaan bersalah kembali muncul, "Maafin Tante," ucap Sofi sambil memeluk kaki Naya.
"Maafin tante yang udah rusak rumah tangga kamu, maafin tante yang sudah bikin kamu sakit hati," Sofi menangis di kaki Naya.
Dengan cepat ia mengangkat tubuh Sofi agar kembali sejajar dengannya, mau bagaimana pun Sofi lebih tua darinya, ia juga sudah menganggap Sofi seperti ibunya sendiri. Naya tak mungkin tega melihat sofi menangis di kakinya,
"Udah gapapa tante, Naya udah maafin semua kesalahan tante," ucap Naya tegar. Padahal sakit hatinya karena ulah Sofi belum juga pulih. Ia terkadang masih teringat bagaimana Sofi membuangnya, dan tak menganggap nya sebagai menantu.
Sofi memeluk Naya erat, "Maafin Tante ya Naya, tante udah jahat banget sama kamu," Sofi menangis di pundak Naya.
"Hmm, daripada di luar gini, mending masuk ke rumah Naya yuk tante, gak enak diliatin tetangga nanti," Naya mengajak Sofi untuk memasuki rumahnya.
"Tante udah makan?, mau makan dulu gak? Kebetulan Naya masak banyak ini," tawar Naya kepada Sofi.
Sofi yang kini tengah duduk pun berdiri dari duduknya, "Hmm gak usah, tante mau langsung pamit aja ya,"
Naya yang sedang berada di dapur pun mendekati Sofi, "Loh kenapa?, buru-buru banget?,"
Sofi tersenyum canggung, "Tante ada urusan jadi harus pulang sekarang," ucapnya berbohong sambil menenteng tas yang ia bawa. Alasan sebenarnya adalah ia tak nyaman berada di rumah menantunya yang sudah ia jahati.
"Ohh Gitu, yaudah deh gapapa,"
"Tante bakalan seneng deh kalo kamu satu rumah lagi sama Putra," ujar Sofi sebelum pergi dari rumah Naya.
Naya diam tak bergeming, lalu tersenyum. "Kayaknya gak mungkin deh tante, kan udah ada kak Salma,"
Sofi membuang nafas pasrah, rasa penyesalan yang teramat dalam terlihat dari raut wajah nya, "Sekali lagi maafin tante yang udah rusak kebahagian kamu," Sofi meminta maaf untuk kesekian kalinya.
"Naya udah maafin tante kok,"
"Tante tau kamu emang anak baik, yaudah tante pulang dulu ya," Sofi meninggal kan rumah Naya.
***
"Halo Put, buruan ke rumah sakit, tante Sofi kecelakaan,"
Ucapan Salma di telpon membuatnya lemas. Dengan sigap ia langsung menuju rumah sakit yang salma maksud. Putra sangat panik ketika mendengar kabar tersebut. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Yang hanya ada di pikirannya sekarang hanya lah Sofi.
•••
"Nyonya Sofi sekarang mengalami penyumbatan darah di otak yang mengakibatkan ia menderita stroke ringan."
Perkataan Dokter tersebut masih terngiang di benaknya. Perkataan yang sangat menusuk hatinya. Bagaimana tidak? Wanita yang ia sayang divonis oleh dokter menderita stroke. Anak mana yang tidak sedih jika mendengar ibunya mengidap penyakit serius. Kecuali anak yang durhaka yang sebentar lagi dapet azab indosiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Teacher (TAMAT)
Teen Fiction"Apa serunya pelajaran sejarah? Masa lalu itu dilupain, bukan dikenang"-Putra. *** Copyright © 2018 by Aqilarifqa_