Kau datang ke dalam mimpiku dan aku selalu menganggap itu nyata-Naya
— 4 tahun berlalu. Kini Naya telah menyelesaikan study S1 Designer di Jakarta. Semua ia jalankan tanpa Putra. Tapi Naya tahu, Putra pasti melihat nya dari jauh. Anggap saja begitu. Saat ini, ia sedang Fokus dengan usaha butik nya. Ya, menjadi seorang designer adalah cita-citanya sejak kecil. Dan kini cita-cita itu tercapai.
Naya memakai jaket nya. Entah mengapa pagi ini Jakarta terasa sangat dingin, mungkin ini akibat dari musim penghujan.
"Mbak Naya mau kemana?," ucap Keisya salah satu pegawai butiknya.
Naya menoleh, "Saya mau ke minimarket bentar,".
"Mau saya antar?," tawar Keisya pada Naya.
"Gak usah, saya sendiri aja,"
Naya melangkahkan kakinya menuju minimarket yang tak jauh dari butiknya. Udara pagi yang masih terasa cukup dingin tak membuatnya enggan untuk keluar toko.
Sesampainya di Minimarket, ia mengambil beberapa kue kering dan minuman bersoda. Semua yang ia beli adalah untuk camilannya saat mendesain baju nanti. Ya camilan memang sangat menaikan mood nya.
Setelah dirasa cukup, ia pun menuju kasir untuk membayar seluruh belanjaan ya.
"Totalnya 47.000 mbak," ucap pegawai Minimarket tersebut.
Naya merogoh kantong nya. Sial, dompet nya tak ia bawa. Naya lupa jika ia menaruh dompet nya di atas meja kerja.
Naya tersenyum canggung, "Hmm maaf mbak, saya boleh ke kantor saya dulu gak, kebetulan dompet saya ketinggalan nih," ucap Naya gugup.
"Ohh yasudah mbak tidak apa apa,".
Pria di belakang Naya berdehem, "Pakai uang saya aja," ucap pria yang berada di belakang Naya.
Sontak Naya menoleh, "Pu..Putra?," ucapnya tak percaya. Ia mengerjapkan matanya berulang kali. Siapa tahu ia salah lihat.
Ternyata tidak salah. Ya yang dia lihat kini adalah Putra. Putra Bachtera suaminya. Benar-benar tidak bisa dipercaya. Putra masih hidup dan kini berada di hadapannya.
Naya memeluk erat Putra, "Kamu kok ada disini??," Naya menangis di pelukan Putra.
"Bayar dulu itu sayang, nanti saya jelasin semuanya,".
***
Putra mengajak Naya yang masih beku keluar dari minimarket.
Gadis di hadapannya saat ini masih diam. Mungkin ia masih syok atas kejadian saat ini.
Putra meniup wajah Naya hingga membuat Naya terkejut.
"Diem mulu sih, ada apa?," tanya Putra sambil memperhatikan wajah Naya.
Naya menatap kembali Putra. Desentuhnya wajah Putra dengan tangan halus miliknya.
Ini benar-benar nyata, batin Naya.
Putra menggenggam tangan Naya lalu menggenggamnya.
"Percayalah, ini saya, saya pernah janji bukan kalo saya akan pulang?," Putra mencium tangan Naya lembut.
"Ini beneran kamu?," Naya menitikan air matanya. Dipeluknya Putra dengan erat.
"Aku kangen kamu, kenapa kamu pulang lama sekali?," tangis Naya pecah. Rasa rindu selama 4 tahun tak bertemu dengan pria ini sangat menyiksa.
Putra membalas memeluk Naya, lalu mengusap kepala gadis itu pelan. "Saya akan ceritakan semuanya, tapi gak disini,".
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Teacher (TAMAT)
Teen Fiction"Apa serunya pelajaran sejarah? Masa lalu itu dilupain, bukan dikenang"-Putra. *** Copyright © 2018 by Aqilarifqa_