[PART 4] A Threat

2.3K 236 156
                                    


Yoo Jeongyeon POV

'Bruuuuummmm'

Aku melajukan motor sportku dengan kekuatan penuh menembus padatnya ibukota pada malam itu. Aku tidak perduli apa itu sudah lampu merah atau belum, yang jelas aku ingin lari dari kenyataan yang menyiksaku ini.

Aku ingin sekali tidak kembali ke rumah malam ini, karena aku pasti akan terkena amukan Pak Tua yang sok berkuasa itu. Jadi ku arahkan motorku ini ke tempat persembunyianku, dimana aku biasanya mengasingkan diri.

Tak berselang lama, aku pun sampai di sebuah bangunan proyek yang sudah cukup lama tebengkalai berlantai 5. Orang bilang bangunan ini berhantu sehingga tidak ada yang berani untuk pergi ke sini. 

Tapi aku cukup bersyukur karena aku jadi punya tempat pelarian untuk sendiri. Hampir lima tahun lamanya aku datang ke sini jika sudah sangat depresi. Tapi kenapa aku malah memilih tempat bertingkat nan sepi seperti ini? alasannya agar aku bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang.

Jadi disinilah aku, berdiri di lantai teratas sambil menatap kosong bangunan-bangunan mati yang menjulang tinggi di depanku. Aku bisa merasakan semilir angin malam yang menyapaku dingin.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kemudian, aku memejamkan mataku sambil merentangkan kedua tanganku. Berjalan perlahan menuju ujung bangunan. Saat kaki kananku mulai menggantung di udara, saat itu juga aku teringat kejadian 3 tahun lalu. Saat dimana aku sudah menyerah dengan kehidupan.

Rasa sakit yang bertubi-tubi yang pernah kurasakan. Suatu peristiwa yang membuatku tidak tertarik lagi dengan perempuan. Saat itu aku sendirian, tidak ada yang tahu tentang penderitaanku. 

Teman bahkan keluargaku pun tidak ada yang tahu. Aku sangat depresi karena sakit yang begitu dalam baik fisik maupun batin. Kalau saja kekasihku yang sekarang tidak menolongku saat itu, mungkin aku sudah tiada saat ini.

Dia yang mengingatkanku di detik-detik terakhir, kalau aku masih mempunyai keluarga yang sangat menyayangiku. Orang itu adalah mamaku dan Dahyun, adikku. Aku tidak mau memberi tahu siapapun, karena aku tidak mau membuat yang lain khawatir dan bertindak jauh pada seseorang yang membuatku terluka.

Dan kejadian itu terulang lagi sekarang, dimana Ayahku memaksaku untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita yang bahkan aku tidak tahu seluk-beluknya. Aku tidak tahu apakah dia akan memanfaatkanku dan mengkhianatiku kembali seperti hari itu? Yang jelas aku tidak mau terluka lagi sekarang!  

Aku pun menghela napas dalam-dalam dan melirik ke arah bawah. Aku sempat bergedik ngeri melihat tingginya bangunan yang sekarang aku pijak. Apakah sakit? Apakah aku bisa mati dalam sekali percobaan? Atau aku malah lumpuh dan lebih menderita secara fisik jika terjatuh dari lantai lima?

Aku pun mundur beberapa langkah, karena sempat ciut dengan pertanyaan-pertanyaan tadi. Mungkin ini tidak seberat seperti saat itu, sehingga keinginan matiku tidaklah seratus persen. 

Married with Gay 18+ [Jeongsa, Sachaeng, Michaeng, etc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang