Dengan pertimbangan selama tiga puluh detik, Connor memutuskan untuk berdiam di markas kecil Rozer hingga pagi. Ada kemungkinan ibunya tidak akan ada di rumah malam ini, dan Connor memilih untuk percaya akan fakta itu. Untuk rencana B, ia mengirimkan SMS bahwa ia sudah di kamar, dan wanita itu tidak perlu mengeceknya lagi.
... Ya, premis akhir itu memang membuatnya risi, ia tahu rencana terakhir tidak akan bekerja. Namun jika wanita itu tidak menemukan Connor di kasurnya, ia mungkin hanya meneleponnya. Kemudian Connor akan mengatakan bahwa ia menginap di rumah teman, tidak sulit.
Pemuda itu mengetuk pintu markas agak bobrok itu beberapa kali. "Rozer, ini aku!"
Pintu kayu di hadapannya langsung terbentang, menampilkan pria dengan sorot mata lesu. "Harus sekali malam ini, Dev?" tanyanya. "... Kata sandinya?"
"Aku tidak peduli," ujar Connor singkat, malas berbasa-basi.
"Eh, boleh." Ia mempersilakan pemuda itu masuk, lalu mengunci pintu. "Anggap saja rumah sendiri, walau aku yakin tempat ini tidak pantas disebut rumah."
"Tapi sepertinya kau sudah menganggap tempat ini sebagai rumah." Connor meletakkan barang curiannya ke atas meja, menggetarkan secangkir kopi di sampingnya. "Kau ada kopi lagi?"
"Anggap saja rumah sendiri."
"Jadi aku boleh geledah tempat ini?"
"Yah, pokoknya anggap saja rumah sendiri."
Pemuda itu mendengkus, nyaris tertawa. Rozer salah satu makelar favoritnya, yang bisa ia jadikan tempat istirahat sementara. "Aku minta saja sedikit dari gelasmu kalau begitu--"
"Heh." Pria itu langsung menggaet cangkirnya, melempar tatapan dingin ke Connor. "Aku yang buat kalau begitu."
Connor tertawa kecil. Kini ia menyenderkan tubuh jangkungnya ke dinding, lalu terduduk. Tempat itu dingin, dan ia berharap kopi itu dapat membuatnya terus terjaga. Daya ponselnya juga sudah lemah, beberapa kali ia mengetik argumen di tengah perjalanan. Agak tidak fokus, tetapi seharusnya ia dapat memahami kondisi iso-avant malam itu.
Ia membuka lagi situs itu, membaca percakapan yang sempat ia hampiri.
9-FreeMe: Jadi, aku kembali. Masih di topik #EvaDeCusso
HalfBloodElf: Uh, huh. Halloween-ku, datanglah pada mama. #ambilpopcorn #EvaDeCusso
gh0st: Kau langsung menyelidiki orang hilang kedua?
9-FreeMe: Kau pembaca pikiran?
gh0st: Ha! Tidak lucu, sejujurnya.
9-FreeMe: Terimakasih.
gh0st: Langsung saja ke hasil penyelidikanmu.
FriedPotato: @gh0st benar, aku sudah tidak sabar!
9-FreeMe: Jadi, sore ini, sebelum pulang, aku pergi ke alamat orang hilang kedua. Charles Wain.
3Nity: Charles Wine.
HalfBloodElf: Bagus @3Nity, humor gelap.
9-FreeMe: Yah, dia betul juga, sih. Charles Wain adalah satu dari sedikit orang yang punya usaha minuman anggur. Usaha Charles yang berdiri paling lama dan sering berinovasi dengan kemasan bagus mendapat sorotan dari publik.
9-FreeMe: Dia punya rumah sekaligus gudang anggur konsumsi pribadi di dekat kawasan ski. Naik sedikit, kau akan menemukan vilanya Eberhart. Menurut istrinya, Eberhart juga dekat dengan suaminya, Tuan Wain.
KAMU SEDANG MEMBACA
I, Who Should've Screamed Last Night [tamat]
Mystery / ThrillerSeharusnya Connor berteriak malam itu, memberi tahu semua orang bahwa ia memiliki jawaban dari teka-teki yang dicari-cari. Namun ia bungkam, menyimpan teriakan itu dan menyakiti dirinya sendiri. Ibunya tidak seperti yang lain, dan Connor tidak dapat...