XVII

205 65 2
                                    

9-FreeMe adalah seseorang yang dapat membuat Connor nyaris terbahak hanya karena sebuah kata sandi.

Pemuda itu mengira akan butuh sekitar empat atau lima hari untuk mendapatkan kata sandi yang tepat, membobol masuk akun iso-avant-nya, dan memeriksa apa saja yang ia sembunyikan.

Namun ia merasa terlalu bosan.

Jadi ia meraih ponselnya, mengetik halaman masuk iso-avant, lalu mengetikkan username Nine di sana. Ia mulai dari yang paling sederhana.

Password. Salah.

Password123. Salah.

Qwerty. Salah.

Qwertyuiop. Salah.

Dadada. Salah, dan Connor mendengkus, menahan tawa.

NineFree. Salah.

9FreeMe. Salah.

9-FreeMe. Selamat datang kembali!

Rasanya ia ingin membanting kepala Nine ke dinding sebanyak lima kali karena kebodohannya. Yah, sebenarnya tidak bodoh-bodoh amat karena keberadaan en dash yang ada pada nama penggunanya. That one lucky bastard.

Ia membiarkan laptopnya bekerja di meja belajar, sudah lama ia tidak menggunakannya untuk kenakalan kecil seperti ini. Ia ingat sekali seseorang mengajaknya untuk meretas sebuah bank di luar kota dan mengambil uangnya, tetapi Connor menolaknya. Ia tidak ingin uang sebanyak itu.

Oke, cukup dengan nostalgianya.

Hal pertama yang Connor cek: akun-akun yang diikuti olehnya. Terakhir yang ia ikuti,  EdgyBoy@theEdge. Nama yang masih membuat Connor ingin membuang ludah. Kalau tidak salah, akun itu yang membuat teks yang 100% terdiri atas huruf kapital dan menyatakan bahwa kematian ibunya bukan sesuatu yang disebarluaskan, bukan? Sepertinya Dolores memang tipe orang yang seperti itu, menyedihkan.

Nina tidak banyak mengikuti akun-akun, hanya beberapa tagar seperti #DeCussoMoment, #Pemikiran, #Produktif, #Musik... dan beberapa hal yang menenangkan lainnya. Sepertinya ia memiliki kehidupan yang cukup penat dan menjadikan iso-avant sebagai tempat pelarian.

Tepat saat Connor hendak mengecek pesan-pesan pribadinya, ia melihat sebuah fitur baru yang belum pernah ia gunakan sebelumnya, PodThreads. Namun kelihatannya Nine sudah menggunakannya.

Connor membukanya. Terdapat satu rekaman suara yang sudah diprivasi. Pemuda itu mengambil earphone dari tasnya, lalu memasangnya ke ponsel dan telinga.

"Hei, ini aku, 9-FreeMe."

"Tidak." Connor mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia tahu suara itu, suara gadis itu.

*Aku tahu pasti bahwa rekaman suara ini juga akan masuk ke database kalian para pengembang forum ini jadi halo, sayang-sayangku. Aku hanya ingin bilang--"

Suara nada dering ponsel menginterupsi sang pembicara. Terdengar ia melangkah pelan, membuka sebuah pintu, berjalan menuju sumber suara. Sepertinya ia lupa bahwa suaranya masih terekam.

Setelah itu hening. Connor mengecek durasinya, masih lumayan lama.

Lalu muncul suara baru. Lelaki, serak, seperti orang yang sudah tua.

"Kau ... bangunlah dasar kerbau! Kau pasti menerima panggilan ini di kotak suaramu. Ada hal yang harus kita bicarakan, aku sedang sangat serius!"

Connor mengernyitkan dahi. Sepertinya suara itu berasal dari ponsel, terdengar seperti rekaman pula. Tak lama, suara baru lagi.

"Halo, Cath! Aku ... aku takut! Kenapa kau mengabaikan teleponku! Aku benar-benar takut. Penyelidikanku benar! Dan dia ... dia sepertinya mengikutiku! Atau anakku! Aku tidak tahu, aku merasa tidak aman! Aku di rumah sendirian, anakku entah ke mana, kumohon jika kau menerima pesanku, telepon polisi, aku punya buktinya di ponselku!"

"Aku tidak menyangka, wanita itu gila! Aku mencurigainya sejak dia selalu ada dalam kasus orang hilang. Kumohon, jika kau menerima pesan ini, bantu aku."

Perasaan Connor tidak enak perihal wanita itu.

"Kasus hilangnya suamiku, berhubungan dengan lima orang pria yang hilang sebelum dia. Jika kau menerima pesanku beberapa hari yang lalu--ada banyak kok, aku yakin semua itu menumpuk di kotak suaramu--kau bisa mendengarnya lagi. Aku akan memastikan sesuatu, tolong telepon aku lagi."

Yang benar saja. Connor berusaha mencernanya, menghentikan rekaman suara itu sebentar. Jangan bilang... salah satu korban ibunya?

"Bagaimana menurutmu? Aku sudah pergi ke rumah-rumah, mewawancarai istri mereka yang sampai sekarang merasa terpukul karena kehilangan suaminya. Cath, dengar, kau harus menerima teleponku. Kau bisa--tidak--kita sahabat baik, 'kan? Kau harus bisa membantuku. Aku akan segera menggandakan buktinya untuk dua orang, satu kau, dan satu lagi."

"Kumohon, Cath--"

Lalu berhenti.

Connor melepas earphonenya, menarik napas dalam-dalam, lalu bergeming.

Beberapa hal yang ia ketahui hari ini? Baik. Pertama, 9-FreeMe adalah teman sekelasnya sendiri, Nina Carsson. Sosok yang memang mencurigakan beberapa hari terakhir. Selalu meminta untuk berfoto bersama, dan terlihat dekat dengan Dolores DeCusso. Pemuda itu mengusap wajahnya sekali, berusaha untuk berpikir lurus. Apakah sebelumnya ia sudah menebak ini? Apakah ia sempat berspekulasi, lalu melupakannya? Entah, pikirannya kusut sejak mayat ibunya pertama kali ditemukan.

Mendadak bulu kuduknya berdiri. Ia baru terpikir.

Nina tidak melihat wajahnya semalam, 'kan?

Jika ia melihatnya, mengenalinya, entah apa yang bisa gadis itu lakukan. Melaporkannya ke polisi, atau menanyakannya terlebih dahulu ke dirinya? Seperti, "Hei, Connor, apakah semalam kau berjalan-jalan di sekitar hutan pinus? Oh, tidak? Kukira itu kau, ahahaha... lupakan, maafkan aku."

Pemuda itu mengembuskan napas berat. Jika begini ceritanya, bisa saja hanya dia yang ditangkap polisi, dilempar ke penjara, dan ia harus melambaikan tangan ke masa depan.

Namun... namun jika Nina berpikir lagi, seharusnya ia tahu bahwa Connor bukan pelakunya. Mungkin gadis itu akan berpikir bahwa dalang utamanya adalah wanita berambut panjang yang ia kejar selama ini. Tapi otak yang mungkin di atas rata-rata miliknya akan berpikir bahwa orang yang ia temui di hutan itu bisa jadi semacam tangan kanan tersangka utama. Mungkin teman, mungkin anggota keluarga, mungkin kekasih... apakah Nina akan berpikir sejauh itu? Tidak jika Connor ingat-ingat lagi dari seluruh tulisan yang telah Nina tulis... bisa jadi Nina sudah mematangkan spekulasi yang lebih luas, yang lebih masuk akal dan dapat diterima plus dicerna oleh orang-orang--di iso-avant.net setidaknya.

... Haruskah ia panik?

Connor mendengus kesal. Ia membuka pintu kamarnya perlahan, lalu keluar. Perutnya yang keroncongan membuatnya lupa bagaimana cara bereaksi dengan emosi.

---

Pengen nonton Christopher Robin tapi apa daya, streaming sama dengan mencuri. Aku bukan Connor :(

Ada yang mau tahu apa kabar ibunda Connor tertjinta?

I, Who Should've Screamed Last Night [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang