#6

458 60 28
                                    

-

Aku berlari tak karuan, masuk begitu saja ke kamar asistenku. Maino. Dan mulai mengusik tidurnya.

"Maino.. Maino.. Maino.."

Pekikku sambil mengguncang tubuhnya. Dan tetap saja, pria koki itu masih tak bergeming. Dia ini tidur atau pingsan? Ummm atau mati?

"Yaa!! Bangun.. Maino.."

Sialan. Aku ini tuannya atau pembantunya? Kenapa dia lebih mementingkan tidurnya dibandingkan keluhan dari tuannya(?).

"Aku baru saja mencium Jisoo!"
Ujarku panik, sedangkan aku mulai mendapatkan reaksi dari pemuda Song itu. Ia terbangun dan mengacungkan kedua jempol tangannya padaku, sambil tersenyum mesum. Tak lama kemudian, ia kembali bersembunyi di balik selimutnya.

"YAAA!!!"
Pekikku yang kembali tak dihiraukan olehnya.

-

Aku masih memandangi bulan, beberapa jam yang lalu aku baru saja melakukan hal yang ratusan tahun sudah tak kulakukan. Mencium seorang gadis. Aku jadi resah kini, dan berlajan mondar mandir sambil melirik sekitar. Kaki ku melangkah keluar dengan egonya sendiri. Meski aku tak ingin pergi kemanapun, namun entah mengapa kaki ini seperti punya keinginan tersendiri. Aku berjalan beberapa blok dari tempat tinggalku dan menyusuri jalan setapak. Menuju ke sebuah rumah bergaya klasik modern, dan masuk ke dalamnya. Kelebihanmu jika kau seorang vampir adalah kau tak perlu susah susah memanjat pagar untuk mengintai seorang gadis. Konyolnya aku, aku kehilangan obsesi ku ini selama kurun waktu ratusan tahun. Aku melesat kesana kemari, mencari kamar gadis itu. Tak ada niat jahat, aku hanya ingin sekedar melihatnya saja untuk memastikan dia tidur dengan benar. Aku terhenti di sebuah balkon paling belakang dari rumah itu, dan memusatkan pandanganku di sebuah jendela besar yang tirainya belum di tutup. Kamarnya!

Seperti perkiraanku, dia tidur dengan baik. Posisi yang baik dan menggunakan selimut dengan baik. Bagaimana bisa aku bisa sebahagia ini melihatnya beristirahat begitu? Bahkan aku bisa membayangkan bola matanya yang berbinar meski ia saat ini sedang memejamkan mata.

Selamat malam, Kim Jisoo.
Mimpi indah..

Ujarku dalam hati. Aku tersenyum simpul, lalu melesat untuk kembali ke rumahku. Bukankah tak lucu jika ada seseorang yang mengiraku pencuri?.

-

Pagi datang, saat aku mencoba memberi makan perut ini dengan masakan Song Minho. Pria itu justru tak ada disini menikmati hidangan buatannya. Ia bilang ia melihat kerumunan orang yang berjalan ke sebuah rumah di kompleks ini. Mungkin saja ada berita besar. Tak berapa lama pemuda Song itu masuk sambil memainkan ponselnya, ia lalu duduk di depan meja makan.

"Yaa.. Ada sesuatu yang kau dapatkan?"

"Terlalu banyak kerumunan orang, hyung.. Mereka bilang rekaman cctv itu di unggah ke media sosial.."
Jawabnya sambil masih memainkan ponsel. Aku hanya mengangguk seolah paham, meski sebenarnya aku tak mengerti dengan istilah istilah di jaman sekarang.

"Aigoo!"
Mino panik, lalu mengalihkan pandangannya ke arahku lalu ke ponselnya secara bergantian.

"Apa?"
Tanya ku kesal. Ia menyodorkan ponsel dengan layar 6 inchi itu ke arahku. Aku meraihnya dan melihat apa yang direkam disana.

"Aigoo!!"
Pekikku sambil melemparkan ponsel itu.

"Aigoo hyung!! Ponselku.."
Rengek Mino sambil memunguti benda persegi panjang itu.

"Untung masih ada garansi layar.."
Sambungnya.

"Rekaman macam apa itu!"

"Yaa hyung.. Apa yang kau lakukan disana?!"

Vampire In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang