#20

762 54 50
                                    

44 Tahun kemudian...

Hari ini tanggal 4 bulan 4 di siang yang panas, sebuah restoran pizza memberikan promo pizza gratis dengan syarat dan ketentuan hingga membuat pengunjung restoran itu membludak. Dua orang anak SMA mengantre disana, masih dengan menggunakan seragam mereka karna mereka belum sempat pulang untuk mengganti baju.

 Dua orang anak SMA mengantre disana, masih dengan menggunakan seragam mereka karna mereka belum sempat pulang untuk mengganti baju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kedua pemuda itu menggunakan topi yang sama. Topi dari club basket mereka yang bertuliskan -nine one two-, namun dengan warna yang beda, hitam dan putih. Pria bertopi hitam itu menatap rentetan antrean yang makin memanjang dengan malas. Ia memang paling sebal jika harus antre. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, dan mendongak ke atas. Sebuah spanduk terpajang disana dengan hiasan balon di tepiannya.

"Pizza Pasta Sou Sou.. Hebat, restoran ini sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu.. Kenapa aku tidak pernah tahu ya.."
Gumam pemuda dengan tinggi 178 cm itu.

"Itu karna kau terlalu sering memakai jasa delivery .. Makanya, lain kali kau harus pergi mengantre sendiri untuk membeli makananmu, hyung.."
Jawab pemuda dengan topi putih. Pria dengan tinggi 182 cm itu mungkin lebih tinggi, namun usianya lebih muda dari si topi hitam.

"Aku menyesal ikut kesini.. Aku tunggu di mobil saja ya.."
Ujarnya sembari berjalan menuju pintu keluar.

"Hey, Jinwoo hyung!! Siapa yang akan membawakan pizza mu.."
Pekik pria yang masih berdiri di deretan antrean itu.

"Kau saja yang bawakan, dahhh.."
Pamitnya.

"Aishh.. Dasar, mentang mentang dia lahir di tahun sebelum aku lahir.. Suka seenaknya- padahal kan umur kita hanya selisih 6 bulan.."
Gerutu pemuda dengan topi putih itu.

Prankkk!!!

Sebuah suara gaduh mengambil alih perhatian kerumunan antrean itu. Pria licik dengan topi putih itu sengaja memotong antrean karna orang orang di depannya sedang sibuk menatap ke sumber suara.

"Pizza papperoni nya 2.. Oh ya, boleh aku tukar kupon ku sekalian?"
Tanya pria itu. Ia memang sering mengumpulkan kupon restoran untuk berburu diskon makanan.

"Baik.. Silahkan tunggu sebentar.."
Jawab pelayan restoran. Tak berapa lama pria dengan topi putih itu sudah menenteng 2 pizza dalam box seperti yang ia pesan. Ia heran saat melihat Jinwoo ternyata masih berdiri di depan pintu restoran sambil memegangi salah satu sisi pipinya.

"Hyung, Aku kira kau menunggu di mobil?"
Tanya pria itu.

"Bajingan kau, kau tak lihat apa yang terjadi pada pipiku?"
Tanya Jinwoo sambil menunjuk ke arah pipi sebelah kirinya. Dan benar, pipinya merah. Bekas tangan? Pria di depannya memiringkan kepalanya.

"Apa yang terjadi?"
Tanya nya, sedangkan Jinwoo justru beralih ke arah seorang gadis yang berjalan mendekati mereka berdua.

"Gadis itu!!"
Ujarnya sambil menunjuk ke arah gadis yang jaraknya sudah makin dekat dengan mereka.

Vampire In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang