Part 5 : Siksaan

24 1 0
                                    

Turvha, 16 Juli 2093

---

"Aaaakhhh!!"

Teriakan demi teriakan dialami oleh Iva, ia masuk ke dalam sebuah tabung besar yang telah disediakan. Di dalam tabung tersebut, dialiri oleh energi Roh yang cukup pekat. Ia tak memakai sehelai busana pun karena itu dapat menghancurkan bajunya, namun baginya itu seperti sebuah pelecehan meski demi pengetahuan. Beberapa kali ia merasa seperti tersetrum, tak ada orang lain yang peduli dengan kesakitannya itu, orang-orang di sekitar hanya mengamati monitor pergerakan energi dalam tubuh Iva, mereka tidak peduli entah berapa kali melakukan hal tersebut, yang penting subjek penelitian mereka tidak mati dan menunjukkan adanya perkembangan.

"Hentiii-kan!"

Rasa sakitnya begitu terasa di seluruh bagian tubuhnya sehingga ia banyak mengeluarkan cairan di beberapa lubang dan seluruh pori dalam tubuhnya. Iva ingin berdiri meraih kaca, menggedornya dan berusaha keluar dari rasa sakit tersebut. Namun hal itu percuma. Tenaganya tidak cukup kuat.

"Permisi Prof, sepertinya subjek kita sudah mencapai batasnya untuk hari ini."
"Baiklah, kita cukup sampai disini saja."

Seperti biasa Louis memantau setiap percobaan yang dilakukan, ia mengamati sebuah kertas bertuliskan Project Soulbit. Sebuah teknik penguatan jiwa manusia yang tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana memperkuat jiwa manusia menjadi berpengaruh terhadap fisik sehingga jika teknologi tersebut dapat diciptakan maka tak ada manusia yang memiliki penyakit maupun mengalami penuaan, mereka akan jadi abadi dengan kemampuan supranaturalnya yang melebihi kemampuan manusia generasi sebelumnya. Namun tujuan Louis tidak hanya sekedar hal itu.

**

Iva dibawa ke ruang perawatan seperti sebelumnya, sudah sekitar 1 bulan lebih Iva menjadi subjek dengan berbagai percobaan yang dilakukan, memasukkannya ke dalam tabung adalah salah satu percobaan yang dilakukan setiap seminggu sekali untuk mengukur tingkat energi Rohnya, dan itu adalah siksaan terberat baginya. Di ruang perawatan terdapat perawat seorang nenek yang auranya berbeda dari orang-orang di sekitar. Iva melihat warna yang cukup cemerlang dari auranya yang tentunya ia adalah orang baik, ia bernama Namira seseorang yang masih selalu berusaha menyemangati Iva sejak pertama kali ia datang kesini.

"Nek, aku ingin mati saja," ucap Iva saat nenek tersebut memeriksa kesehatan tubuhnya, akibat rasa sakit yang ia alami di fisiknya ia terasa kehilangan separuh emosinya.
"Jangan begitu, kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya bukan?"
"...."
"Jalani hidupmu. Barangkali akan ada hal besar suatu saat nanti, sebenarnya aku juga tak tega melihatmu seperti ini, aku akan lakukan cara agar setidaknya kamu bisa pergi sejenak dari tempat ini."

Dari awal Iva kemari, ia memang sudah terpenjara, ia dikarantina dan tidak dapat keluar di ruang publik, komunikasi dengan dunia luar terputus. Bukan hanya itu, ketika ia bertanya tujuan penelitian terhadapnya, Louis dan yang lainnya berkata untuk mengikuti arahan saja. Dan mereka juga berkata itu demi kesembuhan Ayahnya juga. Ia merasa sudah seperti hewan ternak di tempat ini, hak-haknya seluruhnya dicabut, meski ia selalu mendapat makanan enak, tempat bersih, dan segala fasilitas lainnya, itu tak berarti apa-apa bila pikiran dan jiwanya tak memiliki kebebasan. Sesaat setelah nenek tersebut berkata hal itu, air mata Iva tiba-tiba menetes. Ia melihat sejenak sebuah gambaran akan ada hal buruk yang menimpa nenek Namira, namun ia tak bisa menjelaskan.

Semakin lama Iva menjadi objek penelitian, kemampuannya semakin terasah seperti halnya melihat masa depan, melihat sifat orang-orang dan energi kehidupan di sekitarnya. Hal itu terkadang membuatnya takut.

"Nek, jangan lakukan itu."
"Tak usah khawatir, setelah ini bertemulah dengan Ayahmu."

Hal yang dilakukan Iva adalah percuma, meski ia mengkhawatirkan nenek Namira, nenek Namira tak dapat melihat kekhawatirannya itu, karena kekhawatiran nenek Namira sudah penuh dengan dirinya dari pada diri nenek Namira sendiri.

SoulbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang