Turvha, 2 - 4 September 2093
---
Matahari belum memperlihatkan sinarnya, Iva terbangun di sampingnya, masih ada Murda yang terlelap. Ia tak menyangka harus melakukan hal ini untuk kedua kalinya. Ada sedikit rasa bahagia, namun lebih banyak rasa sendu yang terpancar di wajahnya ketika mengamati laki-laki itu.
"Mungkin kita tidak akan bertemu lagi, terima kasih untuk semuanya."
Iva lalu mengecup kening Murda, ia segera mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai yang kemudian ia kenakan, saat ini perasaannya memang lebih baik. Iva melakukan hal tersebut bukannya sebagai pelampiasan, atau membuat tempat pelarian atas kejadian buruk yang menimpanya. Tapi dalam buku yang ia baca sebelumnya, hal seperti itu dapat juga membuat seseorang berada di puncak kesadarannya maupun malah terjerumus di dalamnya, ibarat jembatan yang harus ia lewati.
Ia kemudian membuka pintu kamar, dan segera pergi dari tempat tersebut. Di pagi dengan embun yang masih menempel di sela-sela dedaunan. Ia berjalan menjauh. Kemudian ia melihat beberapa tempat sekitar, hanya ada bangunan, dan pepohonan di sekitar jalan. Beberapa saat kemudian ia bertemu seseorang yang pernah memintanya ke laboratorium pertama kali.
"Kau?"
"Lama tidak jumpa."Pria tersebut kemudian membuka kacamatanya, ia tidak lain adalah orang yang mengetahui pertama kali tentang keanehan pada tubuhnya. Iva merasa tidak suka dengan kehadirannya.
"Apa maumu?"
"Tentu saja menjemputmu."Dommy, merupakan bodyguard sekaligus pembantu dari Louis yang bertugas melayani segala permintaan Louis. Namun sejak Iva di Lab, ia tidak pernah melihatnya lagi. Setelah itu, Iva kemudian mengikuti arahannya memasuki mobil.
"Bagaimana keadaanmu?"
Dibalik perawakannya yang menyeramkan itu, tentu saja pria tersebut masih memiliki hati. Ia menoleh ke arah Iva yang duduk di sampingnya.
"Kau sudah tahu bukan?"
"Ya, aku hanya ingin mendengarnya secara langsung. Dulu aku juga memiliki seorang putri mirip denganmu, jika sekarang mungkin umurnya sudah 23 tahun. Dan mungkin sudah menikah."
"Begitu."
"Dia juga korban penelitiannya."Iva sedikit kaget begitu mendengar hal tersebut, sebenarnya ia pun telah menduga, namun ia mengabaikan penglihatannya tentang masa lalu di penelitian tersebut. Ia memang sudah bukan manusia normal. Sudah seperti esper. Seseorang yang kesadaran rohnya mengalami peningkatan. Akan mendapat kemampuan, seperti halnya pertumbuhan anak kecil yang dimulai dari merangkak, berjalan, dan berlari. Begitu juga roh. Hanya saja beberapa konsep yang dilakukan benar-benar berbeda dan dapat membunuh objek bila dilakukan kesalahan.
"Apa paman bekerja disini, karena alasan agar tidak ada korban lagi?"
"Aku memang tidak memiliki keberanian, tapi suatu saat akan kuakhiri hal ini."Beberapa orang memang tidak menyukai penelitian kejam itu, Iva sudah tahu beberapa orang yang menginginkan akhir dari penelitian ini. Namun kekuatan yang besar memaksa mereka untuk patuh, dan berharap bisa merubahnya dari dalam. Dommy terlihat sangat marah dan sedih dari rautnya, tangannya menggegam keras kendali mobil. Tentu saja ia geram dengan yang sudah di laluinya.
"Lalu apa tujuan paman berbicara denganku?"
Iva yang begitu peka tentu tahu dengan pikiran yang ingin diungkapkan oleh Doni. Doni pun berbicara tentang tujuannya saat ini.
"Beberapa bulan kami sudah menyiapkannya."
"Menyiapkan apa?"
"Untuk mengakhiri semua kekejaman ini."Dommy kemudian mengambil sebuah benda dalam sakunya.
"Apa itu?"
"Catatan dari strategi yang akan kami lakukan."Sebuah gadget yang berisi beberapa rencana pemberontakan, Iva sedikit ragu akan hal itu setelah membacanya.
“Maaf telah melibatkanmu, kata maaf pun kurasa tak cukup,” ucap Dommy.
“Tidak apa-apa, lagipula jika bukan aku, orang lain yang menggantikannya bukan?”Meski begitu Iva tak mau menatapnya, dalam hati kecilnya ia masih memiliki rasa benci terhadap Dommy, karena semua bermula darinya yang telah menemukannya.
**
Murda memasuki sebuah bangunan tua, disitu sudah terdapat beberapa orang yang berkumpul. Tentunya juga ada Nita di tempat itu dan Dopli. Mereka melihatnya secara bersama membuat Murda sedikit berkeringat dan keheranan karena begitu banyak orang di tempat tersebut.
"Oh, akhirnya datang juga," ucap Dopli
"Kami sudah menunggumu," Sahut Nita setelah itu.Murda menunjuk dirinya sendiri dengan jarinya seperti orang kikuk seolah mereka menatap Murda dengan serius yang membuatnya sedikit grogi.
"Eh?! apakah ini waktunya pesta minum teh?"
"Jangan hanya berdiri disitu, cepat masuk!"Salah seorang pria menarik tangan Murda sehingga ia pun tertarik ke dalam. Mereka kemudian menangkapnya dan mengikatnya dengan beberapa tali yang kemudian diikatkan di pintu. Sehingga membuat Murda tak dapat menggerakkan tubuhnya.
"Hey, kalian lepaskan aku! Apa-apaan ini?!"
Ucapan Murda tidak digubris, Dopli kemudian menyentuh tangan Murda lalu menutup matanya, terlihat ia sedang berkonsentrasi. Orang-orang di sekitar pun memandangi Murda dengan raut penuh penasaran.
"Apa yang kalian lakukan?!"
Murda tidak tahu harus apa, karena tiba-tiba saja ketika ia masuk terdapat beberapa orang yang menariknya dan mengikatnya. Ia hanya mengkhawatirkan Nita dan mencoba mencari tahu perkembangan yang terjadi ketika datang kesini. Namun ia malah mendapat masalah dengan orang-orang yang tidak dikenalnya itu.
"Memang benar, dia sudah bertemu dengannya," ucap Dopli.
"Heeehh! kenapa kau tak memberitahuku?"Tiba-tiba Nita langsung mencengkeram kerah Murda dan menggoyangkan ke arah depan dan belakang, ia kesal karena Murda tidak memberitahu pertemuannya dengan Nita.
"Tenang! tenang dulu Nita."
"Mana bisa aku tenang!"Kemudian Nita melepas pegangannya tersebut, Murda agak sedikit pusing ketika digoyang-goyangkan kursinya. Tenaga Nita cukup kuat untuk membuatnya lemas. Nita pun kembali duduk dengan wajah kesal.
"Bagaimana? Kau mau menceritakannya?" ucap Dopli.
"Bercerita soal apa?! Dan Kenapa aku malah diikat disini?!"
"Dasar pria polos, aku tidak tahu bagaimana kau memiliki banyak mantan jika kau sepolos ini."
"Jangan mengejekku kakek tua, aku sudah-"Tiba-tiba Murda berhenti berkata-kata, ia membayangkan beberapa hari lalu ketika melakukan hal tersebut dengan Iva, wajahnya sedikit memerah dan tidak berani melihat yang lain.
"Kenapa wajahmu memerah?! Apa yang kau lakukan pada Iva ku yang masih suci bajingan!" Nita kembali mencengkeram leher Murda, ia merasa Murda sudah melakukan hal buruk terhadap Iva, sebagai sahabat Iva, ia tak mengerti alasan Murda menyembunyikan pertemuannya tersebut.
"Tunggu sebentar, dia yang menyuruhku untuk diam."
"Jadi ini alasanmu kenapa tak kemari selama beberapa bulan?"
"Bukan itu."
"Lalu?"
"Aku hanya tidak percaya dengan kata-katanya."
"Lalu sekarang?"
"Sekarang aku ingin tahu, terakhir kali aku bertemu dengannya, aku bisa merasa bahwa sebenarnya ia berbohong dengan keadaannya," ucap Murda yang mulai pelan, Nita kembali duduk."Baiklah-baiklah, jangan diambil pusing, aku sudah tahu. Akan kujelaskan situasinya sekarang, sepertinya kau mulai ikut anak muda."
Dopli mulai menjelaskan rute dan strategi yang akan dilakukan dalam beberapa hal. Untuk menghentikan penelitian tersebut, membuat kerusuhan dengan skala besar, lalu masuk ke fasilitas penelitian dan mengambil beberapa bukti kekejaman dari penelitian tersebut untuk dipublikasi. Karena pemerintah pun melakukan penelitian tersebut secara sembunyi-sembunyi maka yang dilakukan mereka tidak lain untuk menunjukkan orang-orang diluar sana tentang kenyataan yang terjadi agar melakukan pemberontakan besar-besaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulbit
Science Fiction(Tamat) ... 10 tahun lalu, seorang ilmuan yang sedang meneliti siklus hidup sebuah tanaman secara tak sengaja menemukan unsur baru yaitu Roh, yang sebelumnya menjadi mitos bagi masyarakat modern. Hal tersebut menjadi keberadaan baru dalam ilmu penge...