Turvha, 10 November 2093
---
"Tolong, sadarlah Ayah."
Iva berbicara pelan, ia pun mulai mencumbuinya, ia bisa merasakan kemelakatan dirinya pada Ayahnya meski begitu hal tersebut tidak begitu membangunkan hasratnya. Ia ingin Ayahnya agar cepat sembuh apapun yang dilakukannya tersebut. Ia melihat mata Ayahnya yang masih kosong. Beberapa kali ia melakukan hal itu, memang fisik Ayahnya masih berfungsi dengan baik namun tidak untuk jiwanya yang serasa hilang itu.
"Apa yang salah?! Apa!"
Iva mencobanya beberapa kali, memaksakan tubuhnya yang kecil itu cukup lama, namun tak ada hasil apapun. Peluh keringatnya terlihat bersusah payah. Hanya ada suara terengah saja dari Ayahnya setiap kali Iva melakukannya. Hanya fisik yang merespon, bukan jiwanya. Sesaat setelah itu terdengar tepuk tangan dari seseorang yang tak lain adalah Louis, ia mendatangi Iva yang masih berusaha membuat ayahnya bangun.
"Kenapa, tidak berhasil paman Louis?!"
"Sepertinya kau sudah berjuang cukup keras ya, tentu saja tidak berhasil."
"Apa maksud paman, tadi paman bilang bisa berhasil?"
"Tentu saja, itu hanya kemungkinan beberapa persen saja, ada kemungkinan yang tidak berhasil. Tapi kulihat, kau cukup menikmatinya juga kan?"
"Apa maumu paman!?"
"Jangan lupa kita disini sedang meneliti Roh! Jika kau menyukai Ayahmu, kenapa kau tidak menikahinya saja."
"Paman sengaja mempermainkanku?!"
"Dari awal ini memang pilihanmu kan?"Iva merasa harga dirinya sebagai seorang perempuan benar-benar diinjak-injak oleh Louis ia kemudian kembali meneteskan air matanya, menyesali segala perbuatan dan keputusan yang telah dibuatnya tanpa berpikir lebih dalam lagi.
"Apa yang salah?! Aaaaa!!" Iva berteriak dan menangis cukup kencang, ia tak dapat membendung emosinya lagi. Meski begitu ia tak dapat melawan Louis, ia sangat benci padanya. Tapi itu akan membuatnya lebih buruk bila tak menurutinya.
"Kurasa kita perlu menaikkan level rohmu lagi."
"Tinggalkan aku, aku sudah tidak butuh apapun lagi."
"Sayang sekali, jadi penelitian ini cuma segini saja? Baiklah, besok kau pulang saja."
"Maksud paman?"
"Ya, kau bebas dari penelitian ini, hanya saja kami tidak bisa menyembuhkan Ayahmu."Iva saat ini benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Louis, ia tak tahu bahwa Louis akan dengan mudah berkata membebaskannya. Meski begitu terlihat senyum sinis dari Louis menyiratkan maksud tertentu. Iva kemudian ditinggalkan begitu saja di tempat itu. Iva kembali menangis sekencang-kencang setelah itu. Ia menyesal dengan keputusannya, jika ia tidak mau dari dulu. Mungkin segala hal buruk yang dialaminya tidak akan pernah terjadi.
**
Murda, Nita, Dopli dan lainnya mulai memasuki wilayah bangunan penelitian bagian dalam, lorongnya berdinding besi di setiap sisinya. Nita sedikit ragu melangkah sehingga ia bertanya kembali.
"Apa kau yakin Dopli, dengan semua ini?"
"Kalau tidak yakin tidak mungkin kesini, nanti kita akan bertemu dengan seseorang untuk menyelamatkan Iva dan mengambil dokumen pentingnya."
"Apa disini aman! Kalau kita ketahuan pasti akan langsung tertangkap."
"Tidak ada yang aman bila di wilayah musuh Nita!"Kekhawatiran Nita semakin menjadi karena ucapan dari Dopli, di tempat ini lorongnya terlalu kecil, tidak dapat dimasuki oleh beberapa orang sehingga harus satu persatu yang memasukinya. Jika di depan atau di belakang terdapat penyergapan. Mereka tidak akan bisa kabur.
"Jangan khawatir nona, aku akan melindungimu," ucap pria di depannya.
Nita yang mendengar itu, kurang suka karena tampangnya tidak terlalu tampan serta sikapnya yang terkadang blak-blakan. Namanya Neno, perawakannya tegap. Ia membawa senjata berbentuk senapan api laras panjang, senapan tersebut sudah berisi energi roh. Karena di tempat ini dikatakan penuh dengan keamanan medan roh yang sudah dipasang mereka disini juga menggunakan persiapan senjata yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulbit
Science Fiction(Tamat) ... 10 tahun lalu, seorang ilmuan yang sedang meneliti siklus hidup sebuah tanaman secara tak sengaja menemukan unsur baru yaitu Roh, yang sebelumnya menjadi mitos bagi masyarakat modern. Hal tersebut menjadi keberadaan baru dalam ilmu penge...