Diatas bumi ini ku berpijak
Pada jiwa yang tenang di hariku
Tak pernah ada luka yang terlintas
Ku bahagia***
Andra baru saja memegang gitar kesayangannya ketika gadis itu masuk. Bahkan Andra belum sempat membuat nada dengan deretan senar-senar itu.
Sudah tidak asing lagi bagi murid kelas XI IPS 2 melihat kedatangan gadis cantik dari kelas IPA tersebut.
"Andra, lo kenapa gak ke kelas gue, sih?" Tanya gadis itu.
Memang, biasanya setiap jam istirahat seperti ini Andra akan pergi ke kelas gadis itu terlebih dahulu. Mengajaknya untuk pergi ke kantin bersama.
"Sorry, Tha. Gue mau ngerjain tugas seni budaya. Belum selesai padahal besok pelajaran nya." Jelas Andra.
"Tugas bikin lagu itu? Kan bisa dikerjain dirumah, Ndra.."
"Gak akan sempet, Agatha."
"Ayolah, nanti gue bantu deh!" Bujuk Agatha.
Andra menatap Agatha, siapa tahu gadis itu hanya berbohong. Tapi, biasanya Agatha memang sering membantu Andra untuk mengerjakan tugas-tugas yang terbengkalai seperti ini.
"Oke, deh. Kita ke kantin."
Agatha tersenyum sumringah. "Nah gitu, dong. Ayo cepet! Gue udah laper."
Andra dan Agatha. Dua orang remaja yang menyatakan diri sebagai sahabat. Tidak sedikit yang menanyakan mengapa mereka tidak berpacaran, toh mereka terlihat serasi.
Alih-alih berpacaran, mereka justru memiliki pasangan masing-masing. Andra yang sedang pdkt dengan Adelia. Dan Agatha yang berpacaran dengan Adam.
***
Sekarang Andra dan Agatha sudah berada di kantin, bersama Kayla yang telah lebih dulu memesankan makanan tadi.
"Andra, lo tau gak?" Tanya Agatha.
"Gue ganteng? Iya, gue tau."
"Dih, peres lo!" Ucap Kayla.
Tanpa menghiraukan Andra, Agatha melanjutkan ceritanya. "Gue punya kenalan baru, dan ternyata dia itu adik nya mantan gue!"
"Mantan ke berapa?" Tanya Andra.
Agatha berpikir sejenak, mengingat-ngingat. "Kedua kayanya."
"Terus Adam gimana?" Kali ini Kayla ikut bersuara.
"Sebenernya, sih, gue udah mulai bosen sama Adam. Pacaran sama dia tuh flat banget tau gak?"
"Jadi kapan lo putusin?"
Mungkin jika dihubungan orang lain, Andra tidak akan menanyakan hal itu. Andra akan mencoba memberi saran, atau menanyakan hal-hal lain yang tentunya tidak memperparah keadaan. Tapi ini adalah hubungan Agatha, yang mana jika Agatha sudah mengatakan bosan, maka pacarnya itu pasti akan segera diputuskan. Tidak peduli berapa lama mereka berpacaran.
"Belum tau, sih. Gue agak kasian juga ke Adam. Dia itu cowok yang bisa bertahan sama gue paling lama."
"Itu pun karena lo gak jadian sama Alvin kan? Gue gak yakin kalau dulu lo beneran sama Alvin hubungan lo bisa tahan sama Adam. Mm.. Berapa bulan?"
"11, dan sebentar lagi bakal jadi 12."
"Ya ampun.. Agatha! Baru mau satu taun, dan lo bilang itu lama?!" Kayla masih tidak menyangka bahwa teman satu meja nya yang terlihat polos itu ternyata bisa seperti ini. Memang, Kayla dan Agatha baru berteman saat mereka kelas 11.
"Biasa aja, Kay. Lo gak tau sejarah kisah cinta dia gimana? Coba, Tha. Lo ceritain sedikit ke temen lo ini," ucap Andra sambil tetap menyantap makan siangnya.
"Seinget gue, sih, ya. Gue udah 9 kali pacaran, 3 kali selingkuh, mantan gebetan, eh berapa ya? 18? 19? Lupa gue."
Penjelasan singkat Agatha mampu membuat Kayla melotot. Sedangkan Andra yang sudah hapal akan semua itu hanya acuh saja.
"Gila, parah lo, Tha. Gue aja yang dari pertama masuk sekolah ini ngarepin satu orang, Kak Aji doang gak dapet-dapet, lah elo udah punya sejarah segitu banyak."
"Oh.. jadi cowok yang sering lo ceritain itu Kak Aji, Kay? Yang ketua MPK itu?" Tanya Agatha.
Kayla yang baru sadar bahwa ia keceplosan pun mengutuk mulutnya sendiri. Padahal ia sudah berusaha menutupi, karena takut Agatha akan membocorkan pada orang lain.
"Lah? Itu mah mantan gebetan nya Agatha, Kay."
"Demi apaaaaa? Benar, Tha?" Tanya Kayla heboh. Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk santai. "Kok bisa?"
Alih-alih menjawab, Agatha malah berdiri dari kursinya. "Balik kelas kuy, bentar lagi bel, nih."
Andra dan Kayla pun menurut. Letak kelas mereka yang berhadapan membuat orang-orang semakin sering melihat mereka bersama.
***
Jam setengah 5 sore, Agatha baru sampai dirumah. Sekolah Agatha adalah salah satu sekolah dengan jam belajar terpadat. Jam 4 bel pulang berbunyi, dan dari sekolah menuju rumah Agatha membutuhkan waktu sekitar setengah jam.
"Huft, untung gue gak suka jalan-jalan. Kalau iya kan ribet sama jam pulang yang sore mulu kaya gini," keluh Agatha.
Walaupun Agatha memiliki sejarah percintaan yang cukup banyak, Agatha jarang sekali pergi untuk kencan bersama mereka. Pacarpun tidak, apalagi yang sebatas gebetan. Bahkan lelaki yang pernah ia datang kerumah nya hanya seorang, Andra. Itu pun karena mereka sudah kenal lama. Maka dari itu, orang tua Agatha tidak pernah tahu akan sejarah cinta putri nya.
Bagi Agatha, tidak sembarang lelaki dapat ia kenalkan kepada orang tuanya. Hanya seorang lelaki terpilih yang suatu hari nanti akan ia ajak kerumah, sehingga orang tuanya tidak perlu merasa khawatir dirinya salah memilih. Dan sayangnya, Agatha belum menemukan lelaki itu.
Kecuali Andra, tentu saja. Itu pun Andra hanya sebatas teman. Bukan gebetan, apalagi pacar.
Drrtt.. Drrtt..
Merasa handphone nya bergetar, Agatha segera mengambil benda pipih tersebut. Ada satu pesan whatsapp disana. Dari Ari, lelaki yang tadi ia ceritakan pada Andra dan Kayla.
Aria
Hai Tha
Holla Ari..
Baru pulang lo?
Iya, masih pake seragam malah
Mendingan. Gue masih disekolah
Eh besok ketemu yuk?Dimana?
Kalau gue ajak jalan pasti lo nolak.
Hehe..
So tau loBenerkan?
Bukan nolak, cuma gak bisa aja
Sama aja☹
Ya udah, gue ke sekolah lo dehEmang lo pulang jam berapa?
Agak siang besok.
Gimana?Okey
Gue tungguYesss
See you, tembem😘See you❤
Setelahnya Agatha menutup aplikasi whatsapp nya. Tanpa melirik satu pesan belum dibaca yang sudah tenggelam oleh pesan-pesan yang lain. Siapa lagi kalau bukan dari Adam?
***
Haiii gaiisss!!!
Maaf untuk keterlambatan post nya🙏🙏 aku lupa kalau kemarin itu hari sabtu😅😅
Semoga ceritanya gak mengecewakan yaa😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari Aku Cinta [Completed]
Teen FictionSelesai : November 2019 Ini hanya sebuah kisah klasik. Tentang hati yang terus bertualang, hingga akhirnya tersesat dalam labirin kesakitan. Dan menjadikan hati itu terkurung dalam ketakutan. Tertutup. Diam disatu tempat. Menunggu seseorang untuk me...