Part 14

58 6 0
                                    

Perasaanku yang terlanjur sudah tersimpan dalam hatiku
Tak begitu saja dapat terhapuskan
Meski kau dengan mudahnya dapat pengganti diriku
Bisakah kau menghargai sedikit perasaanku?
Tak terhitung hari kau tak sendiri lagi..

***

Ting!

Sebuah pemberitahuan masuk pada ponsel Agatha. Pemberitahuan dari akun instagram Ari. Agatha membuka pemberitahuan itu. Niat awalnya bukan untuk melihat apa yang Ari post. Melainkan untuk mematikan pemberitahuan. Sayangnya, Agatha harus melihat terlebih dulu postingan Ari itu. Terpampang jelas foto Ari di dalam sebuah ruangan, dengan memegang sebuah kertas bertuliskan 'Devi'.

Aria24 Devi's mine😎 @Deviisofia

Jangan tanya bagaimana perasaan Agatha saat ini. Hatinya sudah hancur, dan kini serpihan kehancuran itu ditiup tak bersisa. 

Aria

Congrats Ar
Langgeng sama pacar baru lo
Lo bener, gue harus cari orang lain
buat rasa sayang gue ini
Karena penghianat kaya lo gak pantes buat di sayangi secara tulus!

"Sesakit ini rasanya cinta?" Ucap Agatha ditengah tangisnya.

Malam itu Agatha habiskan dengan menumpahkan semua airmatanya. Berharap airmatanya ini akan habis, hingga ia tak perlu menangis lagi esok hari.

***

Agatha berjalan menuju kelasnya. Tidak peduli tatapan orang lain yang melihatnya secara aneh. Agatha tahu penampilannya ini sangat kacau. Mata yang benar-benar bengkak, dan hidung merah. Seandainya sekolah bukan hal penting, ia pasti akan membolos hari ini.

Tidak. Bukan itu alasan sebenarnya. Melainkan karena saat Agatha tidak melakukan apapun, ia justru semakin teringat Ari. Sehingga Agatha akan melakukan apapun agar pikirannya disibukkan.

Tanpa perlu bertanya, Kayla tahu apa yang terjadi pada Agatha. Semalam ia juga melihat postingan Ari. Dan Kayla tahu, temannya itu sedang merasakan patah hati.

"Agatha.."

Agatha mendongak melihat Kayla. Bukannya menangis, Agatha malah tersenyum. Senyum yang Kayla tahu terpaksa. Sedetik kemudian, senyum itu memudar. Matanya kembali berlinang.

"Gue harus gimana, Kay? Gue ekspresiin perasaan gue, gue nangis. Gue coba buat nutupin, gue tetep nangis. Kenapa gue harus secengeng ini, sih, Kay?"

Kayla memeluk Agatha, mencoba memberikan kekuatan pada temannya itu. "Lo pasti kuat, Tha. Lo bisa lupain ini semua, suatu saat nanti."

Jam istirahat, Agatha tidak mau pergi ke kantin. Akhirnya Kayla pergi sendiri dan memesan untuk dimakan di kelas. Baru saat di kantin, ia bertemu Andra.

"Kay, sebenernya Agatha kenapa? Gue bahkan belum ketemu dia dari kemarin."

"Agatha.. eh, dia putus sama Ari. Lebih tepatnya diputusin Ari."

"Brengsek! Kenapa Agatha gak cerita apa-apa ke gue?"

"Kayanya dia gak sanggup buat ceritain lukanya, Ndra. Gue juga tau karena liat instagram Ari. Ini pertama kalinya Agatha ngerasain patah hati, gue yakin dia rapuh banget sekarang."

"Sekarang dia di kelas?"

"Iya. Tapi gue saranin lo jangan dulu temuin dia. Gue takut dia nangis lagi, yang ada dia gak sempet makan."

Andra membenarkan ucapan Kayla dalam hatinya. "Oke, pulang sekolah aja."

Sesuai ucapannya, pulang sekolah Andra langsung mengantar Agatha pulang. Tentunya dengan sedikit paksaan karena gadis itu menolak. Beruntung saat tiba di rumah Agatha, Mama nya sedang pergi. Sehingga Andra tidak perlu bingung jika ditanyai mengapa Agatha bisa seperti ini.

"Kenapa lo gak cerita ke gue, Tha?"

Agatha menatap Andra yang duduk di hadapannya. Jika Agatha duduk di sofa, Andra malah memilih duduk beralaskan karpet yang cukup tebal.

"Apa yang harus gue ceritain? Rasa sakit hati gue? Gue aja masih belum bisa nerima, Ndra. Gimana bisa gue cerita ke orang lain?" Jawab Agatha lirih.

"Tapi gue bukan orang lain. Gue sahabat lo. Sebagai sahabat, udah seharusnya kita saling berbagi, walaupun itu rasa sakit."

Agatha merenung sejenak, memikirkan setiap perkataan Andra. "Apa cinta itu sesakit ini, Ndra? Gue baru ngerasain cinta, gue dikasih harapan, tapi kemudian gue jatuh ke jurang harapan itu."

Andra membiarkan Agatha mencurahkan isi hatinya. Sebisa mungkin ia berusaha menjadi pendengar yang baik.

"Gue kasih dia kesempatan di saat gue tau dia selingkuh, 3 hari kemudian dia putusin gue dengan alasan yang terlalu dibuat-buat. Seolah belum puas, dia langsung ngegandeng cewek baru dan dia pemerin ke gue, beberapa menit setelah kami putus. Bisa lo bayangin gimana perasaan gue? Seinget gue, gue gak pernah bikin salah sama dia, tapi kenapa dia tega sama gue? Kenapa, Ndra? Kenapa?!"

Andra mendekap Agatha yang mulai menangis. Setelah mendengar penjelasan Agatha, Andra mengerti mengapa gadis ini menjadi mudah menangis. Ia yang lelaki pun pasti akan merasa sangat sakit jika diperlakukan seperti itu, apalagi Agatha, perempuan yang baru merasakan jatuh cinta?

Dan Andra tidak pernah suka melihat gadis ini menangis. Apalagi sampai terisak seperti ini.

"Agatha, dengerin gue, gue tau ini bakal sulit buat lo, tapi gue mohon lupain dia. Gimanapun caranya, hati lo harus terima kalau dia udah pergi. Gue yakin lo bisa. Lo sahabat gue, dan gue tau sahabat gue gak mungkin lemah."

"Gue pengen banget, Ndra, marahin dia. Gue pengen bentak dia, pengen maki-maki dia. Tapi gue gak mau dia nganggap gue gak punya harga diri. Gue gak mau dia makin ngerasa menang."

"Lo gak perlu mikirin apapun lagi tentang dia, Tha. Sesakit apapun hati lo, dia udah jadi masa lalu. Ada gue di sini, gue akan selalu ada buat lo. Tanpa dia pun lo akan tetep bahagia."

Selama beberapa menit, Andra tetap mendekap Agatha. Hingga ia merasakan nafas Agatha yang mulai teratur. Rupanya Agatha tertidur dalam pelukan Andra. Perlahan Andra melepaskan pelukannya, lalu memindahkan gadis itu ke kamarnya. Membiarkan Agatha merasa nyaman dalam tidurnya. Karena Andra tahu, Agatha benar-benar lelah hari ini.

"Gue sayang lo, Tha."

Andra mengecup kening Agatha, lalu pergi dari kamar Agatha.

***

"Thanks, bro. Lo udah bikin gue seneng sekarang. Walaupun sedikit melenceng dari prediksi gue. Tapi, it's okay."

Lelaki itu diam, tidak menjawab apa yang dikatakan seseorang di sebrang sana tadi.

"Lo mau apa dari gue sekarang?" Sambungnya lagi.

"Simpen aja dulu tawaran lo buat gue. Gue belum butuh. Untuk saat ini, gue cuma mau lo gak ganggu gue dulu." Jawabnya.

"Oke."

Semua ini bermula hanya karena masa lalu, cerita 4 tahun yang lalu.

***

Sadnite☘

Ajari Aku Cinta [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang