Ketika aku berduka
Kau selalu ada membalut lukaku
Di saat ku butuh teman
Yang mengertiku bahagiakan ku..***
"Gimana? Udah siap semuanya?" Suara Aji menghentikan fokus Agatha pada Aula sekolahnya ini.
"Udah. Dekor nya udah beres, untung sesuai sama yang gue bayangin. Tadinya gue sempet pesimis sama bubuk kayu itu, salah-salah, bukannya jadi kreatif malah jadi gak jelas." Jelas Agatha pada Aji.
"Iya, jujur gue juga sempet ragu. Tapi ternyata tim lo bikin semuanya berhasil. Semoga acara kita sukses!"
Agatha hanya membalas dengan sebuah senyuman tipis. Dan itu membuat Aji kecewa. Tadinya Aji berpikir acara ini akan membuat Agatha menjadi seperti Agatha yang dulu. Penuh senyum, dan ceria. Tidak seperti Agatha sekarang yang, penyendiri. Berbicara hanya seperlunya. Bahkan Aji tidak pernah melihat Agatha bersama Kayla, apa lagi Andra.
"Agatha, ada usulan dari anggota lain, untuk hari penutupan kita buat sedikit hiburan. Katanya sekalian perayaan buat ketua baru. Lo setuju?"
Agatha mengangguk, "selama yang lain setuju gue ngikut."
"Oke, nanti lo nyumbang ya. Satu lagu juga gak apa."
Belum sempat Agatha protes, Aji sudah berlalu dan berkumpul dengan Andra. Rasanya tidak mungkin Agatha menyusul ke sana.
Percayalah, Agatha benar-benar menghindari Andra. Saat bekerja pun ia selalu meminta tolong pada orang lain untuk memberitahu Andra. Sebisa mungkin Agatha tetap menjaga jaraknya dengan Andra.
Tapi setelah Agatha pikir, menyumbangkan satu lagu tidak terlalu masalah baginya. Lagi pula ia sudah lama tidak bernyanyi, Agatha bahkan lupa kapan terakhir bernyanyi.
Sesuai peraturan, Agatha menginap di sekolah malam ini. Walaupun ia selalu bersama dengan teman-temannya yang lain, Agatha tidak pernah berinteraksi pada mereka. Ia hanya bersuara ketika ditanya. Setelah berhari-hari menyendiri, ini semua membuatnya merasa asing.
Sampai pada hari pertama rapat, Agatha merasa semuanya berjalan lancar. Tidak ada yang menganggunya. Tidak ada yang mengacau di acara. Namun ada sesuatu yang mengganjal. Saat Agatha melihat Andra bersama dengan Adelia, ia merasa ada yang berbeda. Dan Agatha menganggap hal itu terjadi karena mungkin jauh dihatinya ia merasa kehilangan Andra.
Sejujurnya, Agatha memang kehilangan sosok Andra dalam hidupnya. Namun Agatha akan tetap menutupi hal itu. Demi Andra.
Jika Andra selalu berkorban agar Agatha bahagia, sekarang saatnya Agatha berkorban agar Andra tidak terluka lebih jauh. Agatha ingin Andra melupakan perasaannya itu.
Agatha yang baru dikhianati satu kali saja sudah begitu merasa sakit, bagaimana dengan perasaan Andra yang tidak pernah terbalas selama bertahun-tahun? Bahkan Andra tidak pernah marah dengan kebiasaan Agatha yang mempermainkan hati lelaki dulu. Agatha membayangkan, terbuat dari apa hati Andra sampai begitu tegar?
Sama seperti hari pertama, hari kedua acara Rapat MPK-OSIS berjalan lancar. Setelah berjalan 2 hari Agatha baru mulai merasakan lelah. Ia hanya ingin segera beristirahat sekarang.
Sayangnya, keinginannya itu tidak terkabul karena lagi-lagi matanya tidak dapat terpejam. Padahal teman-temannya yang lain sudah tertidur sejak setengah jam yang lalu. Akhirnya Agatha memutuskan untuk keluar dari ruang MPK, tempat anggota perempuan menginap.
Agatha masih dapat mendengar suara para lelaki yang belum tidur. Memang, jarak ruangan MPK dan Masjid, tempat lelaki menginap, tidak terlalu jauh. Hal itu untuk memudahkan jika ada sesuatu yang terjadi dengan anggota perempuan. Terlebih ruangan MPK yang sangat dekat dengan kantin, yang tentu saja sangat gelap saat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari Aku Cinta [Completed]
Teen FictionSelesai : November 2019 Ini hanya sebuah kisah klasik. Tentang hati yang terus bertualang, hingga akhirnya tersesat dalam labirin kesakitan. Dan menjadikan hati itu terkurung dalam ketakutan. Tertutup. Diam disatu tempat. Menunggu seseorang untuk me...