4

3.7K 496 51
                                    

5/11/18

.

.

Aku merasa hari berganti dengan cepat. Tak terasa sekarang sudah cukup pagi untukku bangun. Badanku terasa pegal karena melakukan suatu aktivitas bersama Taeyong.

Aku mengubah posisi menjadi duduk dan menoleh ke arah Taeyong yang masih tidur nyenyak. Aku tersenyum dan dengan cepat masuk ke kamar mandi karena badanku tidak mengenakkan sehelai benangpun.

30 menit cukup bagiku untuk membersihkan badan. Aku sudah lengkap dengan pakaianku dan tinggal membangunkan Taeyong. Aku melirik jam, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Kalau saja Taeyong bukan bos, pasti dia sudah sangat terlambat.

Aku menepuk lengan Taeyong pelan. "Taeyong, bangun."

Taeyong bergunam tidak jelas. Aku menahan senyumku dan tetap berusaha membangunkannya. Meskipun Taeyong itu bos, tapi tetap saja dia tidak boleh terlambatkan.

"Taeyong!"

"5 menit." Gunam Taeyong dengan suara serak.

Aku menghela nafas.

Drrt drrt

Aku mengerjap dan menyambar ponsel milik Taeyong yang ada di atas nakas. Aku langsung menjawabnya begitu melihat nama Yuta yang tertera di layar.

"Ha-"

"Hey, Taeyong! Pemimpin macam apa yang belum ada di kantor jam begini?!"

Suara bentakan Yuta membuatku terkejut dan menjauhkan layar ponsel dari telingaku.

"Err Yuta?" Dengan takut takut aku memanggil Yuta.

"Eh? Yn? Maaf, aku tidak tahu jika itu kau."

"Tidak apa apa."

Aku melirik Taeyong yang masih saja memejamkan matanya. Aku memutar bola mataku malas dan kembali fokus pada Yuta.

"Taeyong masih tidur. Bisakah kau mengurus semuanya dulu? Mungkin dia akan sampai di kantor jam 9."

Terdengar dengusan kasar di seberang sana.

"Oke oke tidak apa apa. Katakan padanya dia harus berterima kasih padaku karena mengurus kliennya! Bye, yn!"

Aku terkekeh. Aku meletakkan ponsel Taeyong di atas nakas lalu mendekat ke arah lemari pakaian. Aku mulai mengeluarkan pakaian milik Taeyong yang akan dipakainya hari ini. Setelah itu aku masuk ke kamar mandi dan mengisi bak mandi dengan air hangat.

Aku keluar dari kamar mandi dan menghampiri Taeyong.

"Taeyong, sudah 5 menit. Bangunlah, kau sudah terlambat." Aku menggoyangkan bahu Taeyong pelan.

"Oke oke aku bangun."

Taeyong mengubah posisinya menjadi duduk lalu menguap kecil dengan mata setengah tertutup. "Jam berapa ini?"

Aku melirik jam dinding. "Jam 8."

Mata Taeyong langsung saja terbuka lebar. Aku refleks menahan tawa. "Cepat mandi sana. Aku mau menyiapkan sarapan dulu. Dan,"

Aku menunjuk sebuah tanda tanda merah di leher Taeyong. "Aku tidak mau orang lain melihat tanda itu di lehermu. Sembunyikan." Aku berucap sedikit tegas.

Taeyong yang masih mengumpulkan nyawanya hanya mengangguk menurut. Aku pun keluar dari kamar dan menuju ke kamar David. Hari ini David tidak sekolah karena harinya bersekolah hanya hari Senin dan Selasa untuk anak yang baru masuk.

[2] try again ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang