18

2.9K 421 14
                                    

20/12/18

.

.

Jennifer sudah selesai memasukkan semua barang barangnya ke dalam dua kopernya. Tinggal menunggu Johnny yang masih bersiap siap, dan mereka akan kembali ke Chicago.

Tapi Jennifer tidak bisa tenang.

Dia sudah mendengar kabar dari orangnya kalau istri Taeyong keguguran.

Seharusnya dia senang.

Tapi entah kenapa dia juga merasa bersalah di saat yang bersamaan.

Dia tahu bagaimana sakitnya kehilangan anak. Dia pernah menyaksikan sendiri anak dari seorang ibu tidak sengaja tertabrak oleh mobil dan ibu itu langsung menangis histeris.

Jennifer jadi merasa bersalah.

"Jennifer? Are you done yet?"

Jennifer menoleh cepat ke arah pintu. Di sana Johnny berdiri dengan dahi berkerut bingung.

"Are you okay?" Tanya Johnny mulai khawatir.

"I'm okay!" Jawab Jennifer cepat.

Johnny mengangguk angguk lalu berlalu.

Jennifer menipiskan bibirnya lalu menghela nafas. Ini akan selalu menjadi rahasianya sendiri. Dia tidak akan memberitahu siapapun kalau dialah dalang dari semua itu.

"Oh ya, kita akan ke perusahaan. Kita harus pamit pada Taeyong, dia sudah banyak membantu kita." Johnny kembali muncul.

Jennifer yang mendengar nama Taeyong langsung menegang beberapa saat sebelum kembali rileks.

"Hm, okay." Jawab Jennifer dengan suara pelan.

Jennifer berharap dia tidak akan keceplosan.

.tryagain.

Aku merindukan David.

Selama aku sakit dia berlibur bersama ayah dan ibu di Daegu.

Aku merindukannya. Sangat.

Aku menunduk lalu menyamankan posisi dudukku lalu menutup mata. Rumah begitu sepi karena hanya ada aku dan beberapa pelayan di sini. Taeyong masih sibuk dengan perusahaan. Jeno sibuk skripsi. Dan Yuta juga sibuk mengekori Taeyong.

Seharusnya Taeyong ada di sini. Tapi aku tahu dia tengah marah. Ah tidak.

Dia kecewa.

Saat aku masih dirawat dia jarang menjengukku.

Aku menghela nafas lalu mengelus perutku pelan. Aku lelah terus bersedih, tapi memangnya siapa yang tidak sedih karena kehilangan anak yang terus diimpikan selama 5 tahun?

Setelah David lahir dan mulai beranjak sampai umur 3 tahun, aku dan Taeyong selalu menginginkan seseorang yang bisa menemani David. Tapi kami tidak pernah kesampaian. Aku tidak kunjung hamil.

Entahlah. Aku dan Taeyong cukup sedih karena gagal memberikan David seorang saudara.

Lalu kemudian, mujizat dari Tuhan datang. Aku hamil setelah lima tahun menunggu.

Wajar aku begitu senang sampai menitikan air mata bahagia.

Tapi..

Kebahagiaan itu hanya sesaat. Aku malah keguguran.

[2] try again ; taeyong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang