16

726 81 8
                                    


Motor sport kevin berhenti didepan perkarangan rumahnya, kevin melepas helmnya lalu turun dari motornya dan langsung melangkah memasuki rumahnya.

Kevin duduk disofa sambil memejamkan matanya, bayangan mila selalu terlintas dibenaknya.

"apa aku salah mengambil keputusan ini?"ucap kevin pelan.

"aku sungguh mencintaimu, bahkan aku telah buta karena cintamu,"kevin menahan gejolak rasa yang selama ini meremas rongga dadanya.

Selama ini kevin bahkan sama sekali tidak minat untuk menerima bahkan mendengarkan semua kata dan perhatian mila padanya, bukan karena ia tidak ada rasa dengan gadis yang sekarang telah menjadi kekasihnya itu namun karena seseorang yang begitu mendominan untuk kevin pergi dari hidup mila.

"aku bahkah tidak memperdulikan dia, hanya demi cintaku, aku menghiraukan ancamannya hanya demi memilikimu,"kevin meracau sambil membayangkan bagaimana senangnya wajah mila saat mendengar bahwa dia juga mencintainya.

Kevin mengusap wajahnya dengan kasar "kau sudah mengabaikan ancamannya vin!!!" kevin menoleh dan mendapati ali dan yasya didepannya sambil menatapnya.

"aku tak perduli," Ali dan Yasya menyungging kan senyumnya menatap Kevin.

"apa kau perlu bantuan?"tanya Ali yang melipatkan kedua tangannya didada, namun Kevin menggeleng.

"dia masih bisa ku tangani sendiri, hanya saja ada satu hal yang begitu ku takutkan,"

"apa itu?"Kevin menghela nafasnya lalu menatap Ali dan Yasya.

"sebentar sepertinya kalian terlalu asik dengan masalah gue, terus bagaimana dengan kalian, heum??"tanya Kevin, Ali dan Yasya hanya bisa menyengir.

"kami tidak ada masalah, tidak seperti lo,"ledek Ali yang membuat kevin memutar bola matanya dengan malas.

"terserah kau saja, sekarang gue mau siap-siap,"Kevin berdiri namun Ali mencegahnya.

"lo mau kemana?"

"gue mau jemput Mila, dia mau ekskul basket,"Kevin mengambil tasnya lalu berlalu meninggalkan kedua saudaranya.

Setelah kepergian Kevin, Ali dan Yasya duduk disofa.

"hey li, sepertinya akan ada masalah yang besar saat dia tau kalau Kevin dan Mila sudah menjadi sepasang kekasih,"ucap Yasya dan Ali mengangguk setuju.

"bagaimanapun gue enggak akan biarin dia berusaha merusak hubungan Kevin dan Mila, karena jujur gue dan Kevin ngerasa tak suka dengan dia,"ucap Ali yang meremas kedua tangannya.

"gue rasa juga gitu,"Ali dan Yasya melanjutkan perbincangannya.

Ali dan Yasya menatap kearah kamar Kevin yang menampakan Kevin yang sedang melangkah kearah mereka.

"udah siap lo,"tanya Ali dan Kevin mengangguk.

"yaudah gue mau berangkat dulu,"ucap Kevin yang diangguki oleh Ali dan Yasya.

Namun, saat kevin ingin beranjak meninggalkan Ali dan Yasya, ada teriakan dari luar yang memanggil namanya.

"Kevin keluar lo,"Kevin, Ali, dan Yasya saling menatap dengan cepat Kevin melangkahkan kakinya keluar rumahnya dan diikuti oleh Ali dan Yasya.

Kevin membuka pintu rumahnya dan menatap orang dengan mimik yang penuh emosi. Kevin melangkah mendekati orang itu sambil menatap sinis.

"ada urusan apa lo kesini?"Laki-laki itu tersenyum miring menatap Kevin.

"hahaha gue kesini buat peringatin lo sekali lagi, lo denger baik-baik, lo jangan pernah deketin Mila lagi kalau lo masih deketin dia gue jamin lo akan sekarat ditangan gue,"Kevin hanya tersenyum sinis menatap Laki-laki yang bukan siapa-siapa darinya dan Mila itu menyuruhnya untuk menjauhi Mila.

"sayangnya lo udah telat dan lo dengar baik-baik gue Kevin Alvero enggak bakal lepasin Mila hanya untuk Laki-laki macam lo,"amarah Kevin sudah memuncak, sedangkan Ali dan Yasya hanya bisa menahan lengan Kevin agar Kevin tidak menimbulkan keributan.

"shit..."Laki-laki itu langsung maju dan hendak meninju Kevin namun sayangnya Kevin berhasil menghindar dan ia dengan cepat langsung memukul tepat pada perut Laki-laki itu hingga Laki-laki itu jatuh tersungkur.

Kevin mendekat "denger gue sama Mila udah ada ikatan yang jelas jadi gue harap lo enggak ganggu kita karena gue enggak akan biarin benalu kayak lo masuk kedalam hubungan kita, pergi lo,"Laki-laki itu bangkit sambil memegang perutnya yang sangat terasa sakit, ia menatap kevin dengan penuh kebencian dan amarah bahkan dendam.

"sampai kapanpun Mila tetap jadi milik gue dan kalian, gue bakal balas dendam karena ini,"Kevin, Ali, dan Yasya menatap kepergian Laki-laki gila itu dengan motor sportnya. Kevin menghela nafasnya dalam-dalam, ia sangat bingung didalam situasi ini.

Ali menepuk bahu kevin "lo pasti bisa hadapi ini vin, gue yakin sama lo, lo bisa jaga orang-orang yang lo sayang."

Kevin mengangguk "yaudah gue mau jemput mila dulu sama ikut lihat Dahlia dan Michel."

Ali dan Yasya mengangguk menatap Kevin yang sudah naik mobil sportnya "hati-hati," Kevin mengangguk sambil menunjukkan ibu jarinya lalu ia meninggalkan perkarangan rumahnya untuk menjemput Mila.

Kevin mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, bukan karena ia takut telat menjemput mila tapi karena ia masih dalam keadaan emosi.

"cowok kayak lo enggak pantes mendapatkan bahkan disekitar orang-orang yang gue sayang,"ucap kevin penuh tekad.

Setelah 15 menit, Kevin sudah berada didepan rumah Mila. Kevin turun dari mobilnya sambil memakai kacamata hitamnya, Kevin melangkah  kearah rumah Mila lalu mengetuk pintu rumah Mila.

Tok.....tok....tok....

Mila membuka pintunya "eh vin udah sampai, padahal aku belum siap-siap,".

Kevin tersenyum lalu melepas kacamata hitamnya "aku hanya tak mau membuat kekasihku menunggu,"Mila tersenyum saat tangan Kevin menelusuri wajahnya.

"yaudah ayo masuk dulu,"ucap Mila yang menarik tangan Kevin masuk kedalam rumahnya.

Didalam rumah mila*

Mila mengajak Kevin duduk disofa ruang tamu.

"kamu tunggu sebentar ya, aku siap-siap dulu,"ucap Mila dan diangguki oleh Kevin.

"iya, pasti aku tunggu,"ucap Kevin yang membelai rambut gerai Mila.

"oke,"Mila mengecup pipi Kevin terlebih dulu sebelum ia benar-benar meninggalkan Kevin, sedangkan Kevin, ia cukup kaget saat menerima ciuman dadakan dari Mila namun senyum manisnya terukir dibibirnya.

"bagaimanapun aku akan tetap memperjuangkan cinta kita,"ucap Kevin pelan, lalu ia memilih untuk menghubungi Dahlia dan Michel untuk memberitahukan bahwa dia akan segera kesana.

Setelah 10 menit Kevin masih setia menunggu Mila yang belum keluar dari kamarnya.

"Kevin,"Kevin menoleh kesumber suara lalu mendapati Mila yang mengenakan seragam olahraga sambil membawa tas sekolahnya. Kevin bangkit lalu tersenyum kearah Mila yang sedang tersenyum.

"sudah siap?"tanya Kevin dan mila mengangguk.

"baiklah ayo berangkat,"ucap Kevin yang langsung menggandeng tangan Mila keluar rumahnya. Mila mengunci pintu lalu langsung menuju Kevin yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.

"silakan masuk,"ucap Kevin yang membuat Mila tersenyum manis.

"terimakasih,"ucap Mila yang mengecup pipi Kevin lalu masuk kedalam mobil Kevin. Kevin tersenyum lalu menutup pintu mobil dan menyusul Mila masuk kedalam mobil lalu Kevin melajukan mobilnya meninggalkan rumah Mila.

Dont forget vote, following, and comment.

Pelindungku{END}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang