"Denger ya "
Aku berfikir sejenak jika aku kasih tahu mereka. Mereka pasti akan marah. Kasih tau jangan ya? Kasih, enggak, kasih,enggak. Enggak deh. Aku takut sama marah mereka. Serem kaya setan, upsss. Emang iya hihi.
"Bokap gua bawa cewe lagi" aku menunduk sambil mengaduk minuman yang tadi udah di minum sama si neda.
"Ah lo mah, udah napa pasti itu mulu yang di ceritain, gini aja gimana lo have fun dulu gituu biar lo ga pusing mikirin bokap lo yang selalu bawa cewek ke rumah itu, gimana?" Ucap nasehat odel.
Jujur sebenarnya bukan ini yang mau aku omongin ke kalian. Tapi kalo aku ceritain ini ke kalian, kalian pasti marah banget, sejujurnya fahmi bakal kembali ke bandung dan satu sekolah. Aku tidak ingin kalian tahu dulu, biar kalian tahu sendiri, karna kalau aku kasih tahu, kalian akan membenci diriku. Dan aku lebih baik kehilangan barang yang gak berguna di pakai daripada harus kalian berdua. Segila-gilanya kalian, kalian adalah sahabat aku yang paling ngerti.
Aku ceritakan sejenak tentang fahmi. Fahmi adalah mantan aku dari smp. Aku pacaran sama dia 1 tahun lebih setengah bulan. Aku putus saat mau masuk ke sekolah jenjang atas yaitu SMA. Karna dia harus ikut orang tua nya ke Jakarta dan aku gak bisa buat ngejalanin hubungan ldr. Saat itu aku mutusin dia karna aku belum siap ldr. Dan dia bilang kita gak putus kita masih bisa jadi teman baik. Dan dia bilang dia tidak akan melupakan aku. Tapi saat dia sudah sekolah di Jakarta, aku waktu itu sering ngepoin Instagram dia. Dan ternyata dia sudah punya pacar di Jakarta. Sungguh awalnya aku kecewa. Tapi aku harus terima. Dan itulah cerita sekilas tentang fahmi.
"Ok del. Gimana nanti aja, gua belum ada pikiran pengen have fun atau main atau apalah gitu dan gu---"
Kringggggggggg!!!!
Saat aku berbicara tiba-tiba ponsel ku berbunyi menandakan telepon.
Kak Rere
"Bentar ya gua angkat telpon dulu" ucapku kepada odel dan neda. Dan bangkit agak menjauh dari meja.
"Halo kak kenapa?"
"Lo dimana?"
"Aduh malah pake nanya dimana lagi ahh" batinku.
"Aku lagi di rumah kak, kenapa emang?" Percayalah aku bohong demi kebaikan.
"Lagi di rumah tapi ko rame banget yaa"
"I i iiya ini lagi banyak sodara jadi rame hmm hehe"
"Maafin aku ka" batinku.
"Udah lo jangan bohong, gue tau lo sekarang ada dimana."
"Anjis gila, ah bohong-bohong ok tara dia bohong, jangan percaya hmm" batinku
"Serius kak aku di rumah, emang kakak lagi ada di rumah aku ya?"
Sumpah udah kaya The Flash aja, gatau tiba-tiba pas aku balik badan le belakang.
"Hai tar"
Aku melongo. Aku kaget. Aku udah bohong. Ternyata benar. Aku hanya mematung saat melihat seseorang yang datang dengan memakai jaket jeans dan celana jeans sobek-sobek dan memakai topi 3second. Kini ia berdiri tepat dihadapan ku dan menatap begitu tajam hingga jantungku serasa mau copot seketika.
"Oh hay kak" kata-kata gagu yang keluar dari mulutku. Sampai sampai aku masih deg-degan karna dia ada disini gila parah banget. Kak rere super duper nyebelin. Udah berasa di jagain sama malaikat aja aku ini. Tapi gak apa-apa deh hehe.
Tiba-tiba kak rere menarik tanganku "Eh kak, mau kemana kak?" Tanganku yang masih di pegang dengan kuat oleh dia.
"Ikut" dengan dingin dia berkata seperti itu. Ya ampun gusti abdi bade di candak kamana ku budak ieu ( Tuhan aku mau di bawa kemana sama anak ini).
"Kak itu odel, neda?" aku yang masih di cekal sama kak rere dan kak rere tidak merespon pertanyaan ku dan menarik tanganku dengan cekalan yang sangat erat. Sesampainya di parkiran, kak rere membukakan pintu mobilnya sebelah kiri untukku dan aku ikut apa yang dia mau. Ok fine. Kak rere pun masuk ke dalam mobil. Mobil kak rere pun melaju dengan kecepatan standar.
Saat di perjalanan aku merasa tidak enak hati. Kenapa ya? Atau karna aku tidak berbicara dengan kak rere? Atau apa yaaa?
Aku langsung nepuk jidat.
"Masyaallah kak puter balik" nada tinggi yang keluar dari mulutku sendari memukul pundaknya kak rere.
"Udah lo diem tas, motor semua udah gua titipin ke si odel jadi lo ga usah khawatir" Dengan dinginnya dia berbicara kepadaku.
Sumpah dah kalo bukan karna di paksa aku ogah pergi sama dia. Tar malah jadi masalah lagi sama nyonya lyra. Dih males banget.
Kini aku dan kak rere sedang berada di jalan asia afrika yang begitu rame dengan orang-orang. Emang sekarang malam minggu ya rame bener?. Sumpah bodo amat mau rame engga juga bodo amat. Intinya aku pengen pulang aku takut di bawa ke tempat yang aneh-aneh. Sumpah aku parno kalo udah di bawa kaya gini.
"Udah sampe" Aku gak tahu kenapa kak rere nganterin aku atau gimana aku gak tahu yang jelas ini aku udah ada tepat di gerbang rumahku. Sama yang lebih aneh motor aku udah ada di gerasi.
"Ok thank" Ucap gugupku.
***
Pagi yang dingin menyelimuti seisi kota bandung yang indah ini. Aku yang kini tengah berjalan menuju kelas dengan santai. Karna jam masuk masih 15 menit lagi. Sesampai di kelas aku langsung menepati bangku dan si kuya udah dateng duluan. Tumben bangett."Tar tar tau gak?" Mata si kuya hampir mau keluar saat ngomong gak kaya biasanya deh. Sampe narik tangan coba. Aku takut kamu lesbian deh. Eh salahh ngomong sorry ya dell.
"Apaan sih ah, biasa aja deh" ketusku.
"Murid baru itu sekarang bakal sekolah disini, oh ya ampun pasti ganteng banget. Uuu" Ucap odel hingga matanya berkaca-kaca gak jelas. Narik tangan aku lagi coba. Nig anak kesurupan apa sih. Masih pagi juga.
"Lebay banget sihh" Ucap sinisku.
Tiba-tiba aja bu ismy selaku wali kelasku datang ke kelas padahal ini bukan pelajarannya. Aneh.
"Assalamualaikum anak-anak, mohon maaf ibu mengganggu waktu KBM kalian, ibu kesini mau kenalin ada murid baru" ucap bu ismy
"Gak peduli sih mau murid baru, lama, atau apalah bodo amat bu" batinku. Karna aku gak mau denger bu ismy ngomong jadi aku pake earphone dengerin musik.
"Tar" Ucap odel sambil menggoyangkan pundakku.
Aku masih diam dan masih mendengarkan musik di earphone.
"Tarrrrrrrrr"
"Apaan sih del, lu itu yaa be---"
Continue----------->
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE!!
Teen FictionAku Attara Amelya. Aku pernah ditinggal dan merasakan bagaimana pahit hidup di kenyataan dunia. Aku adalah orang yang tak luput dari masalah. Aku juga mempunyai kakak. Dia pun sama sepertiku orang yang tak luput dari masalah. Tetapi aku dan kakakku...