PROLOG

250 36 65
                                    

》Bjorkya《

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

》Bjorkya《

Gadis itu menatap langit dengan penuh kekecewaan yang terpancar jelas dari tatapannya. Dia ingin marah, tapi pada siapa?

"Apa-apaan ini!?" Amarah menguasai dirinya. Bukan hanya itu, di balik amarahnya dia juga bahagia. Tapi dia merasa dipermainkan oleh takdir.

Takdir begitu kejam mempermainkannya. Ia diangkat begitu tinggi lalu dihempaskan, dan setelah dihempaskan ia kembali dibuat melayang. Begitu jahat bukan? Seakan dirinya adalah sebuah mainan yang bisa dipermainkan siapa saja, dan kapan saja.

Namun, apa dia bisa menyalahkan takdir atas semua ini? Tidak, dia tidak akan menyalahkan takdir atas semua yang terjadi. Lalu siapa yang salah di sini? Jawabannya adalah dirinya sendiri. Karena dirinyalah takdir ini dituliskan Tuhan. Andai saja dia tidak ada, maka takdir ini juga tidak akan ada. Bukankan begitu?

"Bjorkya." Namanya dipanggil seseorang, membuat gadis bernama Bjorkya itu menoleh, melihat siapa yang memanggilnya. "Kya." Orang itu kembali memanggilnya. Namun, gadis yang dipanggil enggan untuk menjawabnya. Dia berniat pergi menghindari orang itu. Akan tetapi saat dia hendak pergi, pergelangan tangannya dicekal membuatnya berada di pelukan sosok itu.

"Lepas." Kya berucap dengan wajah datar dan intonasi yang begitu dingin. Seakan perkataannya terasa lebih dingin dibandingkan dengan angin malam yang bertiup dengan kencangnya malam ini.

"Tidak akan kulepaskan lagi, aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya."

Bjorkya berniat melepaskan diri. Ia sedikit memberontak, namun orang itu justru mempererat pelukannya. Bjorkya merasakan kehangatan yang sama seperti yang pernah ia rasakan. Sejujurnya ia merindukan pelukan sosok yang tengah memeluknya itu.

"Aku tidak akan mengulanginya, aku berjanji." Orang itu melonggarkan pelukannya. Seraya memegang pundak Kya, ia menatap Kya dengan harap-harap ia dimaafkan. Kya juga menatapnya, mencari kebohongan dalam mata itu, tapi nihil. Ia tidak menemukannya.

Ia berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya. Namun, bukankah janji dibuat untuk dilanggar?

Kya menjauh dari orang itu. Menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ada rasa kecewa, marah, rindu yang menyatu dalam tatapannya.

"Jangan pernah menampakan dirimu lagi di depanku. Aku membencimu!"

"Jangan membenciku, aku tak akan sanggup jika kamu melakukannya. Cukup aku saja yang membencinya, jangan dirimu." Orang itu berucap dengan mata yang berkaca-kaca mencoba menyakinkan gadis di depannya.

"Pergilah." Satu kata itu membuat orang di depannya membeku.

".... pergilah sejauh yang kamu bisa, lagi," sambungnya seraya melangkah mundur menjauhi orang tersebut.

Awalnya orang itu terkejut, akan tetapi ia sudah berjanji jika dia akan melakukan apapun demi kebahagian Bjorkya. Jadi dia menurut tanpa mendebat sedikitpun.

"Aku akan mematuhimu." Orang itu lalu berbalik dan hendak pergi. Kya semakin dibuat marah olehnya.

Semudah itu?

Semudah itu dia mematuhi perintah Bjorkya?

Bukankah dia berkata, bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya? Tapi apa-apaan ini? Dia menyetujuinya semudah menghela napas.

Bjorkya kecewa, raut wajahnya berubah. Ia ingin menyumpah serapahi orang di depannya. Namun, dia tidak melakukannya. Dia justru membuang muka ke samping, menghindari bertatapan muka dengan orang itu.

Bjorkya menahan tangisnya yang sebentar lagi akan pecah, ia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang saat ini sedang menatapnya. Orang itu tetap tidak beranjak dari tempatnya beberapa saat, namun dua detik setelahnya orang itu mulai melangkah mundur secara perlahan, dan mulai membalik arah memunggungi Bjorkya yang menatapnya. Apa yang dilakukan orang itu semakin membuat Bjorkya kecewa.

Akan tetapi, bukankah ini yang Bjorkya inginkan? Agar orang itu pergi darinya? Tetapi kenapa dia merasa kecewa?

Apa kamu masih mencintainya Bjorkya?

Jika ya, katakan!

Orang itu semakin jauh membuat jarak. Air mata yang sudah lama gadis itu bendung, akhirnya pecah juga. Kepalang dengan prinsipnya yang tidak ingin menangis karena terlihat lemah. Gadis itu menginginkan orang itu berbalik ke arahnya dan mengatakan jika dia tidak akan pergi. Namun, sepertinya harapannya hanya akan menjadj omong kosong biasa.

"Berhenti!! Apa kamu ingin membuatku tiada untuk kedua kalinya? Dasar bodoh!!" Bjorkya sudah tidak tahan, dia menyerah. Harga diri yang ia pertahankan, ego yang mendominasi dirinya, ia hancurkan demi orang itu. Ia tidak peduli lagi dengan semuanya. Ia hanya peduli bagaimana orang itu agar tidak pergi darinya lagi.

"Aku mencintaimu. Dulu, sekarang dan selamanya akan tetap begitu. Jangan membuat diriku merasakan bagaimana semua orang membenciku untuk kedua kalinya. Sudah cukup aku saja yang membenci diri ini!" Bjorkya menangis tersendu-sedu. Menutupi wajahnya dengan telapak tangan.

"Jangan pergi lagi."

Orang itu kembali menghadap Kya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, mungkin satu detik yang akan datang, air itu akan membasahi wajahnya.

Ia mendekat ke arah Bjorkya. Menatap manik mata seorang gadis yang sudah basah dibuatnya. Tidak cukup dekat, ia masih membuat jarak dengan gadis itu.

"Aku bahkan tidak sanggup untuk memikirkannya." Dia mendekat, menyentuh pundak Kya, menghalau agar gadis itu berhenti menangis. "Aku juga mencintaimu. Dulu, kini maupun di masa depan, aku akan tetap mencintaimu."

Walau dengan meninggalkanmu, aku akan tetap mencintaimu.



》To be continue; Bjorkya《





















Sorry for typo.
Salam kenal^_^
Jangan lupa vote dan komen:))

-Vasella14-

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang