CHAPTER 12

15 12 1
                                    

Track

"Emotion."
________________________

"Dendam memang meredakan amarah dalam sesaat. Namun dendam yang terpendam akan membunuhmu di saat dendam yang dipendam  kembali ditimbun oleh amarah yang baru."

][

》Bjorkya; Chapter 12《


"GLADIS!" Rayhan berteriak.

"Sudah aku katakan jika jangan bahas masalah ini Gladis!" Rayhan mengusap wajahnya marah.

"Aku hanya ingin tau kenapa kakak menjadi seperti ini? Apa ini tentang kak Elitha?" Rayhan menatap adiknya itu.

"Jangan berani-berani menyebut namanya di depanku Dis. Semua ini tidak ada hubungannya dengan gadis itu."

"Lalu apa?!"

"Jangan ikut campur urusanku Gladis. Aku tidak suka itu." Rayhan mengalihkan perhatiannya pada laptopnya. Ia akan menyusun skripsinya.

Gladis mendekatinya, "kak, bicaralah." Ray menengok. "Pergilah. Apa Kya sudah pulang?" Gladis melupakan tujuannya datang ke sana. Ia melupakan Bjorkya.

"Aku melupakannya. Dia ada di bawah." Rayhan segera bergegas keluar menghampiri Kya, meninggalkan Gladis yang menatapnya bingung.

Bukankah tadi Rayhan marah-marah, tetapi setelah mendengar nama Kya dia menjadi seperti itu? Aneh sekali.

"Bjorkya." Suara itu membuat Kya menengok. Begitupun dengan bibi yang membantunya. Rayhan mendekat ke arah Kya.

"Ayo kuantar." Bibi meninggalkan mereka. Rayhan mengandeng Kya untuk membantunya berjalan. Setiap kali sentuhan Rayhan membuat jantung Kya berpacu lebih cepat. Begitupun dengan otaknya yang berpikir lamban.

"Rayhan." Ray menghentikan langkahnya, menatap ke arah Kya yang memanggil namanya.

"...ah tidak jadi. Ayo." Padalah Rayhan sudah menunggu Kya untuk bicara, namun Kya justru mengubah tujuannya. Ray tau ada banyak sekali pertanyaan yang Kya tujukan untuknya, akan tetapi gadis buta itu tidak mau menannyakanya setelah kejadia beberapa jam yang lalu.

Sesampainya di mobil. Kya tetap diam. Rayhan berubah lagi. Dia baik lagi dengan Kya, berbeda dengan Rayhan yang mengatakanya 'sampah' tadi.

"Kya kenapa kau diam saja?" Kya enggan menjawab. Dia masih merasa kecewa dengan Rayhan.

"Kya." Rayhan memanggilnya lagi karena tidka kunjung ada jawaban Rayhan menyentuh tangan Kya membuat sang pemilik tersentak.

"Ada apa?" Akhirnya Kya membuka suaranya. Rayhan yang menyadari perubahan pada Kya bertanya, "apa ini tentang kejadian di ruang latihan?"

"Maaf." Rayhan meminta maaf.

"Kya. Aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku." Rayhan kembal berucap. "Sekali lagi aku minta maaf."

Rayhan beberapa kali meminta maaf, namun Kya hanya diam. Rayhan merasa bersalah untuk itu. Ucapannya tadi sangatlah kasar.

Bjorkya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang